Mohon tunggu...
Fentylia Martien
Fentylia Martien Mohon Tunggu... -

Sederhana saja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya Salah Satu Yang di Evakuasi Dari Libya

26 Februari 2011   21:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari kedua ini benar benar sebuah perjuangan, kami hanya mendapatkan booking code, Air Malta 6597. Beruntung kami bisa beriringan dengan teman teman evakuasi dari Repsol karena mereka di khususkan dari segi pengamanan, VIP istilahnya, jadi kami bisa masuk ke ruangan airport.

Di dalam, butuh waktu satu jam lebih untuk mendapatkan boarding pass. Waktu yang singkat dibanding counter flight yang akan pergi ke Italia sebelah kami, ke Malta relativ sepi. Alhamdulillah semua lancar di sini. Hingga akhirnya di ruang tunggu airport setelah melewati bagian imigrasi kami betemu lagi dengan teman teman Indo yang ikut evakuasi Repsol. Sungguh suatu kebahagiaan ketika bertemu mereka kembali, teman teman satu komunitas yang memang sehari hari adalah tetanggaan.

Saatnya masuk pesawat dan kami harus menunggu penumpang lain agar pesawat penuh, total butuh waktu 3 jam tunggu di dalam pesawat hingga akhirnya penuh dan berangkat ke Malta jam 5.30 sore.

Bersukur semua di lancarkan, bahkan sesampai di Malta pun petugas SOS International sudah siap membantu. Mereka standby diairport dan alhamdulillahnya lagi saya sudah mengurus visa schengen saya jauh hari sebelumnya jadi tidak ada kendala untuk masuk Eropa yang salah satunya adalah negara Malta. Beberapa penumpang masih harus mengurus visa ini. Untuk kemudian kami di suruh menunggu di VIP Loungenya Valleta untuk kemudian di transfer ke sebuah hotel terdekat.

Satu malam kami di Malta untuk besok paginya jam 8.05 adalah waktu keberangkatan kami ke Paris. Di airport kami bertemu dua pasangan dari perusahaan yang sama dengan suami. Mendengar cerita salah satu dari mereka membuat kami bersyukur karena di mudahkan semuanya. Mereka cerita jika bookingan flight yang mereka dapat seharusnya pergi Italy tapi karena ketinggalan pesawat akibat tidak bisa masuk ruang airport membuat mereka harus berjuang untuk mendapatkan dua tiket lagi dan hanya ke Malta tempat mereka bisa keluar Libya secepatnya. Tidak ada yang membantu seperti halnya kami di bantu SOS International mereka harus mencari penginapan dan tiket terusan ke Paris sendiri.

Alhamdulillah, waktu menulis ini saya sudah di rumah Mertua, Clerment Ferrand walaupun untuk sampai disini harus menunggu 4 jam lebih di bandara Orly, Paris.

Jadi, jika harus mengevakuasi 6.140 orang lebih saya yakin itu benar benar suatu pekerjaan yang teramat besar. Pun ada yang tidak puas, harusnya bisa lebih bersyukur karena tidak semua orang terjangkau evakuasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun