Mohon tunggu...
kembang Jingga
kembang Jingga Mohon Tunggu... -

aku dan Kesendirianku,tanpa aku,kamu,kita atau kami :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ijinkan Aku Ibu, Untuk Menjadi Seorang Mu'alaf

15 Maret 2014   22:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pada sebuah ruangan yang sempit dan dingin ini,aku menyendiri dalam keramaian duniawi

aku tak tau,apakah cara ini sudah benar aku lakukan atau belum.

Bertahun2 hidup dalam kemewahan duniawi,menikmati segala fasilitas yang sudah disediakan

kehidupan yang mungkin banyak orang inginkan,semua serba ada dan tersedia.

namun dalam perjalan hidup yang lalu,terjadi pergolakan batin.karena harus menukar keyakinan yang sudah aku anut dari kecil,untuk mengikuti agama yang sekarang.

memang hidup terasa nikmat sekali,jalan2,shopping,ibaratnya uang tinggal metik dipohon.

dengan konskensi harus menuruti segala aturan yang ada.namun kadang hati kecil tidak bisa berbohong,kala hari raya umat Muslim tiba,seperti hari raya IEDUL fitri.aku tidak bisa berkumpul dengan keluarga besarku disana.berkali2 aku selalu ingin mengutarakan keinginanku ingin pulang ke Ibu,sodara atau temenku.namun bbrp kadang memberi jawaban yang tidak pasti.'Sudahlah,kamu sudah enak,ngapain kamu mau hidup susah.

hingga pada suatu hari,aku ketemu dengan sesorg yg begitu baik,sabar,dan telaten dalam membimbing aku ketika aku bertanya apa saja baik tentang agama,atau yg lainnya.

aku mengutarakan keinginanku untuk pulang dan kembali ke agama yg semula aku anut dari kecil.

meskipun konsekwensinya aku harus meninggalkan apa yang sudah aku nikmati selama ini,yaitu kemewahan duniawi.

yang pada akhirnya sekitar 2 bulan yang lalu aku memutuskan untuk pulang ke rumah,meskipun banyak pertentangan dari keluarga,aku tetap nekad ,karena pada awalnya Ibupun menyetujui dan mendukung rencanaku tersebut.

Pro kontra memang selalu ada,dalam setiap masalah pada awalnya Ibu mensupport aku sepenuhnya.pertentangan dengan sodara2ku yang lain,ibu berusaha memberi pengertian.

aku sendiri sudah siap lahir dan batin,denagn apa yang akan terjadi dengan kehidupanku selanjutnya.

memulai dari awal kehidupan yang baru lagi dengan segala keterbatasan kemampuanku.

di tengah perjalanan ketika aku mulai belajar tentang agamaku,ibu mulai berbalik arah dan meminta aku untuk kembali ke keluarga yang dulu.ibu khawatir akan kehidupanku yang akan datang,ketika keluarga sdh tidak bisa menjamin kehidupanku lagi nanti.

tekanan2 mulai aku dapatkan,bahkan tuduhan2 karena adanya orang ketiga dan lain2.

aku hanya diam,menjelaskannya pun  susah,karena memang apa yg aku lakukan ini hanya mereka anggap sebagai kedok.

aku memutuskan untuk tidak tinggal dirumah,dengan bantuan seorg teman,akhirnya aku tinggal di sebuah kos2an,sambil merintis usaha kecil2an sesuai kemapuanku.

di kos ini kegiatanku hanya beribadah dan berusaha mengenal Tuhan secara dekat lagi,ketika aku sampaikan apa kegiatanku saat ini.mereka hanya mencibir dan tidak percaya sama sekali.

pun ketika aku memutuskan untuk belajar menutup aurat,mereka mentertawakan bahkan meminta aku untuk melepasnya.aku hanya diam dalam kebisuan.

saat ini aku dalam posisi terdesak,ketika ibu sampai sakit hanya memikirkan aku dan meminta aku untk pulang dan kembali ke kehidupanku yang dulu.

aku terdiam,melihat ibu begitu mengiba dan melihat tatapan2 sodara2ku yang begitu marah dengan keputusanku ini.

aku mencoba menjelaskan,namun mereka tetap tidak mau mengerti sama sekali.

Ya Tuhanku,apakah jalan yang sudah aku pilih ini sudah sesuai kehendakMU

di satu sisi ibu begitu memohon kepadaku dan di satu sisi aku hanyaIngin kembali ke ajaran agamaku yang sebelumnya.memperbaiki keimanan dan ketaqwaanku meskipun harus rela meninggalkan semuanya.

apakah keputusanku ini sudah salah,sehingga menyakiti orang lain dan keluargaku sendiri.

Entahlah,aku tak tau...........................................................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun