Beberapa tahun lalu, ada seorang kawan K ngomongin (menulis) tentang peralatan yg terus tertancap ke steker/colokan listrik akan tetap menyedot daya meskipun kecil.Â
Perangkat rumah tangga ini mencakup TV, speaker, mini-WIFI, AC, dsb. Banyak dari perangkat ini sengaja dibiarkan tetap tertancap untuk memudahkan pengguna dalam menyalakannya---hanya tinggal mengambil remote control dan tombol 'power'. Namun hal ini secara akumulatif (dari ribuan rumah dan pengguna) memang menyedot listrik yang tidak sedikit bila dikalkulasi.Â
Tentu hal ini tidak sejalan dengan semangat 'eco-friendly' yakni mengurangi ketergantungan listrik demi membuat lingkungan lebih baik. Karena sebagian pembangkit listrik berasal dari sumber 'tidak terbarukan', yang efeknya turut menghangatkan bumi dan memicu perubahan iklim.
Saya sendiri punya kebutuhan tertentu—yang kebetulan saya temukan menjadi satu fitur MotherBoard PC (personal computer) yang saya beli. Yakni fitur anti-pengembunan (dehumidizer) dari salah satu pabrikan motherboard. Tapi pemilik PC harus menancapkan kabel powernya ke listrik dimana PC itu akan menyala sendiri sesuai interval waktu yang kita set untuk menghidupkan kipas. Jadi PC saya akan menyala 12 jam sekali sejak terakhir kali digunakan selama 2 menit.Â
Saya merasa beruntung mendapatkan fitur semacam ini karena di masa lalu, MB dan perangkat PC saya hingga berkarat karena tidak dioperasikan selama 2 bulan lebih. Setidaknya fitur anti-pengembunan ini cukup membantu ketimbang bolak-balik harus menyalakan PC secara manual.
Saya pikir kebutuhan listrik disini (selama menancapnya kabel) tidak begitu besar---yang bukannya meremehkan semangat eco-friendly, namun bandingkan dengan penyedotan listrik saat perangkat PC tidak dalam keadaan optimalnya: Misalnya peripheral---misalnya saya secara tidak sengaja membeli cardreader yang buruk (kemampuannya mengkopi kapasitas 32GB dari sebuah SDCard membutuhkan lebih dari 5 jam saat komputer menyala penuh).Â
Namun saya kemudian mendapatkan peripheral yang baik meskipun murah, melakukan proses dengan kapasitas tersebut dalam sekian menit saja. Pengguna PC Desktop akan memakan lebih banyak sumber daya dibanding laptop.
Kebutuhan listrik lain yang lebih besar adalah saat pengguna menggunakan modem atau sambungan internet yang buruk. Pengguna lain yang mempunyai sambungan kencang dapat mempersingkat waktu akses mereka ketimbang yang lebih 'misqueen'.Â
Sistem ponsel yang mempunyai waktu pengisian daya baterai lebih singkat pun akan mengurangi masalah kelistrikan yang dikeluhkan para penggiat statistik. Sayangnya, perangkat-perangkat dengan kemampuan demikian berbanding lurus dengan harga.Â
Mereka yang lebih siap duit untuk meminang koneksi 5G yang terbit sebentar lagi mungkin akan mengantongi beberapa poin pengiritan ketimbang saya yang hanya mempunyai gawai 3G. Harga laptop baru dengan spesifikasi PC gaming atau bidang 'kelas berat' mungkin lebih besar dibandingkan versi PC rakitannya.
*