Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Pabrik Campina, Antara Kenangan Masa Kecil dan Kegembiraan Saat Dewasa

8 Agustus 2018   22:34 Diperbarui: 15 Agustus 2018   15:08 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelum masuk gedung utama dan ruang resepsionis. Tampak ada hand sanitizer di depan pintu. dokpri

3. Campina mempunyai departemen marketing komunikasi yang juga menyasar digital/online ber-optimizer dengan strategi meningkatkan engagement dan follower. Sebelumnya Campina memang giat ber-offline, sedangkan saat ini lebih mengedepankan konten menarik dengan mengundang mereka yang berkompetensi untuk membuat konten bagi Campina.

4. Tak banyak yang mencermati jika Campina dan Walls pernah bersengketa, seperti 'bertukar brand' dimana kompetitor ini sekarang menggunakan merek 'Cornetto' untuk es krim cone-nya (sebelumnya digunakan Campina), dari sebelumnya yang menggunakan merek 'Conello'. Campina sendiri saat ini menggunakan merek 'Concerto' untuk es krim cone-nya.

Beberapa peserta yang berkesempatan melempar pertanyaan: Jenny Linando. dokpri
Beberapa peserta yang berkesempatan melempar pertanyaan: Jenny Linando. dokpri
Bu Rahma yang melemparkan pertanyaan kali pertama. dokpri
Bu Rahma yang melemparkan pertanyaan kali pertama. dokpri
Tak ketinggalan, Mbak Tamita juga bertanya soal market share. dokpri
Tak ketinggalan, Mbak Tamita juga bertanya soal market share. dokpri
Pada ruang meeting tadi juga dikenalkan lagi Safety Briefing oleh Bapak Karyono, serta kesiapan kita jika terjadi hal darurat/luar biasa. Bapak Karyono juga menyinggung awal mula sejarah Campina yang dimulai dari petak garasi Bapak Darmo Hadipranoto sejak tanggal 22 Juli 1972 di Surabaya, yang peredaran kelilingnya menggunakan dry ice produksi sendiri untuk menjangkau area yang lebih luas; tidak seperti saat ini yang menggunakan freezer.

Pada tahun 1985 proses produksi dipindahkan ke kawasan SIER, tahun 1994 Campina bergabung dengan PT Ultrajaya yang mempunyai produk inti berbahan susu; dan pada tahun 2017 berubah menjadi perusahaan terbuka sehingga saham PT Campina Ice Cream Industry dapat dimiliki publik.

Pak Karyono menjelaskan Safety Briefing. dokpri
Pak Karyono menjelaskan Safety Briefing. dokpri
Profil dan Sejarah singkat Campina. dokpri
Profil dan Sejarah singkat Campina. dokpri
Pak Karyono menjelaskan jalur evakuasi yang dimulai dari tempat peserta saat itu bila dalam keadaan darurat. dokpri
Pak Karyono menjelaskan jalur evakuasi yang dimulai dari tempat peserta saat itu bila dalam keadaan darurat. dokpri
Pak Karyono menjelaskan alur proses produksi mulai dari hulu ke hilir, mulai suplai bahan baku hingga final. dokpri
Pak Karyono menjelaskan alur proses produksi mulai dari hulu ke hilir, mulai suplai bahan baku hingga final. dokpri
Distribusi Campina tersebar dari Aceh hingga Papua. dokpri
Distribusi Campina tersebar dari Aceh hingga Papua. dokpri

Jalan-jalan Berkeliling Perusahaan

Selanjutnya peserta diajak berkeliling dipandu oleh Ibu Anis. Ruang pertama yang menjadi bahan edukasi adalah Quality Control (QC) dimana peserta masih diperkenankan memotret, yang terdiri dari laboratorium kimia dan mikrobiologi.

Peran QC dibutuhkan beberapa kali dalam daur produksi. Misalnya bahan yang belum tercampur rata, proses pengolahan berbasis mutu, sampai hasil akhir yang kurang memenuhi standar sehingga perlu mengulang kerja. Setelah es krim tadi menjadi produk akhir pun masih ada tes tiga bulan pendiaman; jika dalam tiga bulan dinyatakan kurang memenuhi syarat maka akan ditetapkan sebagai bahan yang harus dimusnahkan.

Dari ruang QC, peserta diajak ke area produksi di lantai bawah yang didahului oleh ruang anteroom (ruang ganti sepatu karyawan ke sepatu boot khusus). Kemudian peserta diajak melihat ruang basis produksi dari jendela luar dimana es krim yang telah dipak kardus didistribusikan ke cold storage; setelahnya peserta tidak langsung menuju ke cold storage tetapi berbelok ke gudang tempat bahan baku mulai dari susu, buah, tepung, coklat, kopi dll.

Dari gudang suplai bahan tadi lalu peserta berjalan menuju ke kamar jaket pelindung berbentuk seperti kereta ber-roda sebelum masuk cold storage bersuhu di bawah -20°C. Cukup beruntung penulis dapat mengikuti setiap sesi karena tidak sedang sakit/kurang fit. Dalam sehari Campina dapat memproduksi total 300 palet kayu dengan jumlah 150 karton es krim/palet.

Program Go Green dan CSR Campina

Sebagai perusahaan peduli lingkungan, Campina menerapkan prinsip Go Green pada banyak tindakan. Seperti penggunaan sumber daya efisien yang mengurangi kebutuhan listrik hingga 710,69 Kwh/tahun hingga instalasi pengolahan air mandiri.

Penghematan listrik oleh Campina. Perusahaan ini siap mengoperasikan genset jika terjadi listrik mati. dokpri
Penghematan listrik oleh Campina. Perusahaan ini siap mengoperasikan genset jika terjadi listrik mati. dokpri
Beberapa program CSR Campina. dokpri
Beberapa program CSR Campina. dokpri
Salah satu CSR Campina: menghibur dan mengatasi trauma anak pasca erupsi Gunung Kelud. dokpri
Salah satu CSR Campina: menghibur dan mengatasi trauma anak pasca erupsi Gunung Kelud. dokpri
Kebun atap Campina yang digunakan untuk menu kantin. dokpri
Kebun atap Campina yang digunakan untuk menu kantin. dokpri
Kantin Campina adalah salah satu yang berhubungan falsafah Go Green tadi dengan kebijakan bebas daging/vegetarian; karena fakta bahwa peternakan menyumbang cukup banyak limbah karbon yang turut meningkatkan pemanasan global. Sebagai pengganti daging, maka digunakanlah tepung kedelai. Penulis sempat mencicipi hasil pengolahan tepung tadi yang meniru serat daging dengan sangat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun