Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Temu Blogger dan Media Bersama Bright Advisor - Sun Life Financial

5 Juni 2016   00:23 Diperbarui: 18 Juni 2016   10:30 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kita bisa menghitung financial 'checkup' pada tautan ini

Acara yang saya ikuti ini ternyata adalah hari terakhir dari rangkaian acara Roadshow Sun Life di Kota Surabaya yang dimulai pada tanggal 27 Mei 2016; dan merupakan lawatan seminar Sun Life/Bright Advisor yang diadakan di beberapa kota di Indonesia dengan kesamaan tema, yakni "How To Get Profit From Your Hobby", seperti di Makassar yang pembawa materinya adalah seorang blogger. Silahkan klik tautan referensi ini dan ini.

Sementara salah satu pemateri lainnya pada Roadshow di Surabaya ini adalah Aditya Agung, seorang mahasiswa farmasi yang mempunyai hobi memotret dengan follower instagram mencapai 13,6K+. Dalam kesempatan ini beliau membagi resep bagaimana mendapatkan uang lewat hobi memotretnya. Bahkan beliau memaparkan adanya "simbiosis mutualisme" yang bisa terjadi antara cafe dan fotografer, dimana cafe bisa menggunakan jasa fotografer seperti dirinya untuk mendapatkan makanan gratis dan lain-lain. Bahkan dari salah satu kesempatannya, Mas Aditya Agung mengaku bisa menghemat uangnya sekitar Rp. 4,5 juta saat satu kunjungannya hanya berdasarkan modal fotografi dan berhasil menyisihkan 2 juta rupiah untuk asuransi. Jumlah yang lumayan... ^_^

Mas Aditya Agung yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi dari hobi.
Mas Aditya Agung yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi dari hobi.
Sebagai trik rahasia khusus Mas Aditya Agung adalah dirinya tidak ingin memotret dari angle yang telah banyak dibidik oleh orang lain. Sebagai gantinya, Mas Aditya Agung berusaha memotret dari sudut-sudut tertentu yang tidak banyak diekspos; meski untuk itu, "lokasi penanda (visual)" khas dari tempat jepretannya bisa hilang. Sebagai contoh, beliau memilih memotret kemacetan jeep di sekitar Bromo ketimbang wujud penampakan Gunung Bromo itu sendiri semata-mata karena telah membanjirnya foto di dunia maya dari Gunung Bromo tersebut. Begitu pula saat slide foto pada layar diperlihatkan suatu tempat unik yang tidak diberitahukan letak lokasinya, dimana ada banyak yang berkomentar dan bertanya mengenai lokasi tersebut tetapi Mas Aditya Agung memilih untuk tidak menjawabnya. Hanya, beliau masih berbaik hati memberikan informasi lokasi saat ada yang bertanya via japri (jalur pribadi). Alasannya adalah jika ada banyak orang yang mendatangi lokasi yang sama, kemungkinannya akan mengganggu lingkungan dan masyarakat sekitar.

Dalam pandangan penulis, hal ini mungkin bisa dipahami sebagai tanggungjawab untuk ikut menjaga lingkungan yang dipotret dan tidak asal "mengambil keuntungan" dari sana. Penulis merasa miris kala mendapati kenyataan bahwa kita mendapati sampah dimana-mana. Pada beberapa artikel dari media berita online, kita bisa mengetahui bahwa 'pencinta alam' pun tidak sepenuhnya mencintai alam dan membawa sampahnya sendiri ke berbagai tempat terpencil di seluruh penjuru dunia.

Kembali ke topik, pada kesempatan ini Mas Aditya Agung tak lupa mengingatkan dalam setiap posting di instagram diharapkan menggunakan hashtag, karena hashtag ini adalah suatu "mall" dimana bermacam foto dari banyak fotografer terkategori dan bisa dijumpai di sana. Beliau bercerita juga bahwa dibandingkan rekan-rekannya (yang bisa mencapai lebih dari 30K), follower instagram-nya termasuk sedikit meski bagi beberapa orang angka tersebut sudah tergolong tinggi. Hal yang patut diwaspadai lainnya adalah munculnya hacker, yang menyebabkan akun seorang rekan (bergaji sekitar 40juta/bulan) pun bisa ditembus dan menyisakan tangisan pemiliknya selama tiga harian sebagai imbasnya. Sayangnya pertanyaan saya tentang beberapa hal terpaksa tak terlontarkan karena sesi pertanyaan untuk Mas Aditya Agung sangat dibatasi dan lebih diarahkan kepada produk Sun Life Financial sebagai penyelenggara acara.

Mas Aditya Agung sendiri adalah pemateri terakhir di 'puncak' acara, dimana mayoritas 80% acara diisi oleh materi perencanaan keuangan dan asuransi seperti yang telah disebutkan di awal artikel; meski undangannya sendiri bertema "How To Get Profit From Your Hobby". Korelasinya bisa ditarik dengan mudah, dimana kita menjumpai banyak orang yang mengumpulkan banyak dalam hidupnya tetapi hanya sekejap kemudian hancur dan jatuh serta hidup berkekurangan di masa tuanya. Tentunya apa yang dipaparkan pada seminar ini adalah untuk menghindari itu semua.

Seminar Yang Santai

Saya tidak sering mengikuti acara seminar akhir-akhir ini, khususnya yang berkaitan dengan 'topik serius' semacam perencanaan keuangan seperti yang dilakukan oleh Sun Life Financial ini. Suasana dan tempat yang santai pun mungkin sengaja dilakukan supaya materi yang disampaikan tidak direspons tegang bagi para undangan. Karena acara berbicang keuangan dan perencanaan asuransi ini biasanya lebih dikemas formal di banyak kesempatan yang pernah saya ikuti. Saya sendiri sempat salah paham karena awalnya saya mengira acara ini molor dari waktu undangan semula yakni pukul 13.00, tetapi kemudian saya menjadi mahfum bahwa waktu jeda yang panjang di awal acara ini semestinya digunakan untuk menikmati hidangan makan siang yang telah disediakan. Hal ini akhirnya diperkuat oleh panitia yang mempersilahkan tamu undangan untuk itu lewat mikrofonnya.

Ada hal yang cukup mengganjal bagi saya, yakni saya tak menemukan nasi (hehe... katrok ye); dan wujudnya digantikan oleh spaghetti dengan rasa serta bumbu yang pas dan tak kalah mengenyangkan. Saya sendiri juga jarang menemukan acara dimana hal menikmati hidangan malah ada di awal acara (katrok 2x); dan kekhawatiran saya yakni perkiraan bakal mengantuk setelah makan kenyang di awal pun kemudian tak terbukti :D . Karena acaranya juga cukup seru dengan suasana yang semarak. Apalagi pada saat muncul standup comedy Karjo sebagai selingan di tengah-tengah tema serius ini. Namun apesnya pada saat itu, ternyata beberapa orang malah sibuk mengisi piringnya dengan snack semacam pizza. Hahaha.

Mas Karjo saat 'beraksi'. Stand up kog duduk toh mas. :D
Mas Karjo saat 'beraksi'. Stand up kog duduk toh mas. :D
Meja hidangan untuk undangan, di seberang terlihat bahwa cafe masih dibuka untuk umum saat acara seminar ini berlangsung. Tentu pengunjung tersebut harus maklum terhadap 'keramaian' acara sebagai konsekuensinya... ^_^
Meja hidangan untuk undangan, di seberang terlihat bahwa cafe masih dibuka untuk umum saat acara seminar ini berlangsung. Tentu pengunjung tersebut harus maklum terhadap 'keramaian' acara sebagai konsekuensinya... ^_^
Saat acara baru dimulai oleh MC Christi Aruan, digelar juga kompetisi 'twit menarik' dengan akun twitter masing-masing yang sayangnya tak dapat saya ikuti karena kehabisan kuota data pagi sementara data sore saya masih 1,5GB lebih. Sungguh menyebalkan bukan jika pembagian 'kuota cingkrang' antara pagi-siang dan sore-malam bukan??  Apalagi saat di Capri, koneksi wifi-nya tidak bisa diakses meski diberi password yang benar. Ya... pasrah pun akhirnya dipikir lebih baik ketimbang ngedumel ^_^ Selama acara juga dipilih tiga pertanyaan terbaik yang diajukan. Pemenangnya pertamanya adalah kompasianer juga yakni Mas Nuzulul Arifin, Kompasianer Surabaya dimana pertanyaannya malah di-pending dan akan dijawab setelah acara berakhir oleh salah seorang divisi produknya.

Acara roadshow pada hari terakhir ini ditutup saat sore sekitar pukul lima. Saya sendiri yang sempat mengajukan pertanyaan di saat-saat terakhir tentang adanya agen asuransi 'nakal', sempat dibisiki seorang panitia supaya tidak memperpanjang agar waktunya tidak lantas menjadi molor. Tak ada goodie bag yang didapatkan pada acara ini seperti beberapa acara temu blogger lainnya, tapi memang ada banyak wawasan dan pengetahuan baru yang didapat dan bisa dipraktekkan oleh peserta. Khususnya mereka yang awam tentang asuransi. Semoga kemudian akan banyak yang mempunyai kesadaran berasuransi demi kelangsungan hidup dan masa depan yang lebih baik.

*semua foto dan screenshot oleh penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun