Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Saya dan Sepeda Balap

7 Juni 2015   14:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga akhirnya saya beranjak dari Kota Malang karena terpikir ingin menuntaskan kuliah sambil bekerja di Surabaya. Nyatanya keinginan ini tidak saya terealisasi karena jam kuliahnya pasti akan selalu bentrok dengan jam kerja yang seringkali harus menuntut lebih. Hingga akhirnya semuanya berlalu dan berjalan begitu saja. Lalu, bagaimana kelanjutan sepeda balap saya tadi? Beberapa bulan setelah saya di Waru-Sidoarjo, sepeda tersebut saya jual guna biaya ini-itu sebelum mendapat kerja. Harganya tidak bisa bersaing, mengingat harga beli sepeda bekas yang juga murah di Pasar Wadungasri. Apalagi sepeda saya dibeli oleh seorang Bapak dengan anak kecil yang bisa dikatakan strata bawah jika melihat penampilannya. Hiks... suka nggak tega lihat orang yang demikian...

Jika harga rata-rata sepeda bekas adalah sekitar tigaratus-ribuan ke atas di Pasar Comboran-Malang saat saya beli tadi serta susah ditawar, maka di Pasar Wadungasri Waru-Sidoarjo harganya rata-rata hanya sekitar dua-ratusan saja (tahun 2005). Memang saat itu ada selisih harga antara Kota Malang dan Kota Surabaya untuk beberapa jenis barang (termasuk makanan) sejauh yang saya tahu. Saya pernah menjual ponsel Siemens C35 saya dengan harga 250 ribuan di Kota Malang dekat tempat kost kedua saya dulu, setelah berkeliling beberapa toko ponsel di Waru-Sidoarjo dengan harga maksimal 200 ribuan saja; yang tentu saja hal ini saya lakukan saat ada kesempatan berkunjung ke sana. Meski bila dilakukan saat itu juga (tak terencana sebelumnya), mungkin saya masih tetap akan untung hingga maksimal 40 ribuan jika dikurangi uang transport Surabaya - Malang. Hanya saja jangan harapkan hal itu lagi sekarang ini karena harga ponsel secara keseluruhan cenderung turun dan lebih murah di banyak kota.

Saat ini saya bekerja dan mendiami kamar kost di sebuah wilayah Kota Surabaya dengan kontur tanah berbukit mendekati tempat kost di Kota Malang dulu. Terpikir juga untuk memiliki sepeda, sekedar menjelajah tanpa harus pusing akan kenaikan harga BBM. Lagipula saya menyukai kontur yang demikian untuk kegiatan berkeliling meski rasanya akan membuat sedikit capek ^_^ Ah, andai saja saya pemenang sepedanya... hehehe... 

Itulah satu cerita bersepeda saya, yang berhubungan dengan kerja dan tempat kost saya. 

.

.

.

.

.

***pertama diposting di Kompasiana untuk event lomba blog: http://www.kompasiana.com/kompasiana/bagikan-cerita-pengalaman-bersepedamu-dan-ikuti-test-bike-sepeda-thrill-di-cfd_556c4bae24afbd57048b456b

juga di-share ke blog saya: http://webid.web.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun