Risiko inflasi terjadi ketika tingkat inflasi lebih tinggi daripada tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan oleh reksa dana. Hal ini berarti daya beli uang yang Anda investasikan akan menurun meskipun nilai nominal investasi Anda naik. Reksa dana dengan tujuan untuk melawan inflasi biasanya berfokus pada instrumen yang dapat memberikan return yang lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi tetap ada risiko jika tingkat inflasi tidak terkendali.
7. Risiko Valuasi (Valuation Risk)
Valuasi risk terjadi ketika nilai aset dalam reksa dana tidak dihitung dengan benar. Karena reksa dana berinvestasi dalam berbagai instrumen yang memiliki nilai pasar yang fluktuatif, penilaian yang keliru terhadap harga pasar suatu aset dapat menyebabkan investor membeli atau menjual dengan harga yang tidak akurat. Hal ini bisa berakibat buruk pada kinerja reksa dana.
8. Risiko Negara (Country Risk)
Jika reksa dana berinvestasi di pasar global, ada potensi risiko yang terkait dengan negara atau wilayah tertentu. Risiko ini bisa berupa ketidakstabilan politik, ekonomi, atau bencana alam yang terjadi di negara tempat reksa dana berinvestasi. Misalnya, jika reksa dana memiliki saham atau obligasi di negara berkembang yang mengalami krisis ekonomi atau politik, maka nilai investasi dapat terpengaruh.
9. Risiko Mata Uang (Currency Risk)
Bagi reksa dana yang berinvestasi di aset luar negeri, fluktuasi nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi hasil investasi. Misalnya, jika nilai tukar mata uang Indonesia (IDR) melemah terhadap dolar AS, maka reksa dana yang memiliki investasi dalam dolar AS atau saham yang berdenominasi dalam dolar bisa mengalami penurunan nilai ketika dikonversi kembali ke rupiah.
Bagaimana Mengelola Risiko dalam Reksa Dana?
Meskipun ada banyak risiko yang terlibat dalam berinvestasi di reksa dana, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelolanya:
- Diversifikasi: Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko adalah dengan mendiversifikasi investasi. Reksa dana yang sudah terdiversifikasi akan mengurangi dampak buruk dari penurunan nilai suatu aset.
- Pemilihan Reksa Dana yang Tepat: Pilih reksa dana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda. Jika Anda lebih memilih keamanan, pilih reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang. Jika Anda bersedia menerima risiko lebih tinggi, reksa dana saham mungkin lebih cocok. Misal, Rd Haji Syariah I Hajj, Insight Money, Reksa Dana Kisi Money Market Fund.
- Pemantauan Berkala: Meskipun investasi reksa dana dikelola oleh manajer investasi, penting untuk tetap memantau perkembangan kinerja reksa dana secara berkala. Hal ini akan membantu Anda menilai apakah reksa dana tersebut masih sesuai dengan tujuan dan strategi investasi Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H