Mohon tunggu...
Kemas Resta
Kemas Resta Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Strategist

Part of Korea Investment And Sekuritas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pentingnya AUM dalam Menentukan Reksa Dana yang Tepat untuk Investasi Anda

25 November 2024   08:53 Diperbarui: 25 November 2024   09:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya AUM dalam Reksa Dana, sumber (Freepik)

1. Komposisi Portofolio yang Jelas

Saat memilih reksa dana, pastikan kamu memeriksa komposisi portofolio yang ada di dalamnya. Biasanya, informasi ini bisa kamu temukan di fund fact sheet yang diterbitkan oleh Manajer Investasi. Misalnya, untuk reksa dana pendapatan tetap, pastikan mayoritas portofolio berisi surat utang (obligasi atau sukuk) dengan rating yang baik dari lembaga pemeringkat yang terkemuka. Jangan lupa juga untuk memastikan bahwa perusahaan yang menerbitkan surat utang tersebut tidak berada dalam kondisi keuangan yang buruk atau berisiko gagal bayar.

Jika kamu berencana membeli reksa dana saham, pastikan saham yang ada di dalam portofolio memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhannya positif.

2. Memantau Kinerja Historis

Kinerja historis bisa menjadi petunjuk yang baik dalam mengevaluasi potensi reksa dana. Salah satu metrik penting yang bisa kamu gunakan adalah maximum drawdown, yang mengukur penurunan kinerja reksa dana dari titik tertinggi hingga titik terendah selama periode tertentu. Misalnya, jika sebuah reksa dana mengalami 0% drawdown dalam satu tahun, itu berarti reksa dana tersebut tidak mengalami penurunan yang signifikan dalam periode tersebut.

Jangan hanya bergantung pada return yang diperoleh; pastikan kamu juga membandingkan kinerja historis reksa dana dengan benchmark yang relevan, yang juga dicantumkan dalam fund fact sheet.

3. Cermati Risiko Investasi

Setiap instrumen investasi, termasuk reksa dana, memiliki risiko yang harus dipertimbangkan. Risiko bisa bervariasi tergantung pada jenis reksa dana yang dipilih. Misalnya, reksa dana saham memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.

Beberapa jenis risiko dalam reksa dana yang perlu dicermati antara lain:

  • Risiko likuiditas: Risiko kesulitan dalam menjual atau mencairkan reksa dana.
  • Risiko penurunan nilai investasi: Risiko penurunan harga aset dalam portofolio reksa dana.
  • Risiko gagal bayar: Risiko perusahaan penerbit surat utang (obligasi) gagal membayar bunga atau pokok utang.

Pastikan kamu memahami sepenuhnya jenis risiko yang ada sebelum berinvestasi dalam reksa dana tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun