Mohon tunggu...
Kemas Resta
Kemas Resta Mohon Tunggu... Digital Strategist

Part of Korea Investment And Sekuritas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengatasi Utang dan Cicilan yang Menumpuk: Tips Keuangan yang Praktis dan Efektif

8 November 2024   09:22 Diperbarui: 8 November 2024   09:39 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Utang dan Cicilan, sumber (Freepik)

Utang dan cicilan yang menumpuk seringkali menjadi momok yang menghantui banyak orang. Ini bukan hanya soal kekurangan uang, tetapi juga tanda adanya masalah dalam manajemen keuangan yang bisa berdampak pada kesehatan finansial jangka panjang termasuk menghambat investasi reksa dana di KINDS. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari kebiasaan tidak memiliki anggaran yang jelas, hingga keputusan impulsif yang berujung pada pembelian yang melebihi kemampuan.

Namun, utang sebenarnya bukanlah hal yang selalu buruk, terutama jika digunakan untuk tujuan yang produktif, seperti pembelian rumah (KPR) atau modal usaha. Kuncinya adalah mengelola utang dengan bijak agar tidak menjadi beban yang menekan.

Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan ketika utang dan cicilan sudah menumpuk? Berikut ini adalah beberapa langkah strategis yang bisa kamu terapkan untuk kembali mengendalikan kondisi keuanganmu.

1. Buat Daftar Semua Utang dengan Rinci

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar semua utang yang kamu miliki. Tanpa mencatatnya, kamu akan kesulitan untuk mengetahui utang mana yang perlu diprioritaskan. Bagi utang-utangmu ke dalam beberapa kategori, seperti:

  • Utang Besar dengan Bunga Tinggi: Ini termasuk kartu kredit atau pinjaman tanpa agunan dengan bunga yang terus berkembang. Ini harus jadi prioritas pertama.
  • Utang dengan Jatuh Tempo Terdekat: Utang yang memiliki deadline pembayaran yang mendekat perlu kamu bayar lebih dulu agar terhindar dari denda atau bunga tambahan.

Setelah mencatat semua utang, tentukan prioritas pembayaran berdasarkan jumlah utang, bunga, dan jatuh tempo. Hindari jebakan 'gali lubang tutup lubang', yaitu mengambil utang baru untuk membayar utang lama, karena ini justru akan memperburuk kondisi keuangan.

2. Evaluasi Pengeluaran dan Prioritaskan Utang

Saat utang menumpuk, evaluasi pengeluaran bulanan sangat penting. Fokuskan anggaran pada hal-hal yang benar-benar penting, seperti membayar utang dan memenuhi kebutuhan primer. Berikut ini beberapa tips yang bisa membantu:

  • Kurangi Pengeluaran untuk Kebutuhan Tersier: Jika selama ini kamu sering menghabiskan uang untuk makan di luar atau langganan hiburan berbayar, coba untuk menguranginya. Cobalah memasak makanan sendiri atau memanfaatkan hiburan yang lebih terjangkau.
  • Alokasikan Dana untuk Membayar Utang: Setiap kali kamu menerima gaji, pastikan sebagian besar dari penghasilan tersebut dialokasikan untuk membayar utang. Sesuaikan dengan skala prioritas utang yang telah kamu buat.

Contoh: Jika pemasukanmu adalah Rp6 juta per bulan, pastikan cicilan utangmu tidak lebih dari Rp1,8 juta. Kalau bisa, lebih rendah lagi untuk menjaga fleksibilitas keuangan dalam menghadapi hal-hal tak terduga.

3. Nabung Meski Utang Masih Menumpuk

Terkadang, membayar utang memang harus menjadi prioritas utama. Namun, ini bukan alasan untuk menghentikan tabungan sama sekali. Nabung tetap penting meskipun utang masih menumpuk. Berikut ini beberapa cara agar kamu tetap bisa menabung meski sedang fokus melunasi utang:

  • Cari Sumber Penghasilan Tambahan: Jika memungkinkan, carilah pekerjaan sampingan atau sumber pendapatan lain yang bisa menambah alokasi tabungan. Ini bisa jadi penghasilan pasif atau pekerjaan freelance.
  • Sesuaikan Target Tabungan dengan Kemampuan: Kalau sebelumnya kamu bisa menabung 10% dari penghasilan, namun sekarang belum mampu, tidak masalah. Mulailah dengan nominal yang lebih kecil. Yang penting adalah konsistensi untuk menabung sedikit demi sedikit.
  • Pentingnya Menabung Minimal 10%: Idealnya, kamu menabung minimal 10% dari penghasilanmu setiap bulan. Tapi jika utangmu masih banyak, menabung 5% atau bahkan 3% tetap lebih baik daripada tidak menabung sama sekali.

Dengan menyisihkan sedikit uang untuk tabungan, kamu tetap membangun fondasi keuangan yang lebih stabil, meski utangmu masih ada.

4. Hindari Menambah Utang Baru

Ingat prinsip yang paling penting: jangan menambah utang baru jika tidak benar-benar diperlukan. Menambah utang baru hanya akan memperburuk situasi, membuat beban finansial semakin berat. Fokuslah untuk melunasi utang yang ada terlebih dahulu, dan pastikan utang baru hanya digunakan untuk tujuan produktif yang jelas (misalnya pinjaman usaha atau KPR).

Jangan sampai kamu terjebak dalam siklus utang yang semakin besar. Menabung dan melunasi utang memang membutuhkan waktu dan kesabaran, tapi dengan konsistensi dan kedisiplinan, kamu pasti bisa keluar dari situasi ini dengan lebih kuat.

5. Pertahankan Gaya Hidup Sehat dalam Keuangan

Ketika utang menumpuk, banyak orang merasa tertekan dan cemas. Namun, jangan biarkan hal ini mempengaruhi keseharianmu. Dengan tetap menjaga keseimbangan hidup, mengatur anggaran dengan disiplin, dan tetap menjaga kesejahteraan mental serta fisik, kamu akan lebih mudah melewati masa-masa sulit ini.

  • Fokus pada Tujuan Keuangan Jangka Panjang: Cobalah untuk fokus pada tujuan finansial jangka panjang seperti membeli rumah, dana pensiun, atau pendidikan anak, agar kamu lebih termotivasi untuk menyelesaikan masalah utang.
  • Jaga Kesehatan Mental dan Fisik: Ketika kita stress atau tertekan, seringkali keputusan finansial menjadi tidak rasional. Pastikan untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga dan beristirahat cukup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun