Mohon tunggu...
Kemarau Basah
Kemarau Basah Mohon Tunggu... -

http://kemaraubasah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kertas Putih

29 April 2014   16:18 Diperbarui: 13 Juli 2015   19:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dea hanya tersenyum kecut.

"Saya rasa di era demokrasi bebas seperti sekarang kesalahan terbesar kita memang bukan pada saat memilih wakil rakyat, gubernur atau presiden tapi lebih pada saat memilih pekerjaan—atau pasangan," nada ucapan laki-laki itu lebih pelan namun mengalir lancar bagai aliran sungai pada musim hujan, bahkan dia mengucapkannya sambil melihat layar itu dan mengutak-atik kembali gambar kerjanya.

Dea melirik laki-laki itu yang kini telah mengacuhkannya. Sekali lagi dia seakan telah berhasil membaca pikirannya. Jika dia bukan cenayang maka itu artinya pikiran-pikiran di kepalanya banyak bersinggungan dengan pikiran Dea. Namun sebenarnya ada persinggungan yang lain.

"Jujur, desain rumah itu sangat bagus. Apakah kamu mengerjakan interiornya juga?"

"Tidak. Kenapa?"

"Kalau kamu membutuhkan jasa desain interior, kamu bisa menghubungi aku. Kami juga mempunyai bengkel kerja, kantorku tidak jauh dari sini. Ini kartu namaku."

"Kamu seorang desainer interior rupanya. Baiklah. Ini kartu nama saya."

Keduanya kemudian berjabat tangan dan berkenalan. Dea ingin mengenal lebih dekat laki-laki ini, dia merasakan kejujuran di matanya, sesuatu yang secara bawah sadar dirindukannya.

Namun sedikit kembali ke belakang saat sang arsitek melintas di teras kafe sebelum masuk melewati pintu kaca untuk memesan minuman ringan. Laki-laki itu melihat Dea untuk pertama kali sedang duduk sendirian bermain dengan smartphone-nya. Saat itulah dia jatuh cinta pada pandangan pertama, sesuatu yang sulit diungkapkannya dengan kata-kata.

Cibubur, April 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun