Mohon tunggu...
Kemal Syahrul Ramadan
Kemal Syahrul Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sejarah dan seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak dari Nilai Luhur Kebudayaan Keraton Surakarta pada Generasi Muda

30 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 30 Oktober 2024   09:30 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keraton Surakarta, yang didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1745, merupakan simbol kekayaan budaya dan sejarah Jawa yang tak lekang oleh waktu. Keraton di tanah jawa ini merupakan lanjutan dari Keraton Mataram di masa lampau yang didirikan pasca terjadinya geger pacinan yang meluluhlantahkan Keraton Kartasura.

Sebagai pusat pemerintahan dan budaya yang telah berjalan ratusan tahun, Keraton Surakarta memiliki tradisi, arsitektur dan koleksi seni yang mengandung nilai-nilai luhur budaya. Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya lokal sering kali tergerus oleh pengaruh dari budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sehingga pemahaman dan penghargaan warisan budaya menjadi semakin penting.

Keraton Surakarta memiliki tradisi yang terus berjalan hingga sekarang contohnya adalah Garebeg Mulud. Garebeg Mulud adalah cerminan dari identitas masyarakat Jawa di masa lampau yang eksis hingga masa kini. Melalui keterlibatan dalam tradisi ini, generasi muda dapat merasakan ikatan dengan sejarah dan leluhur bangsa. Hal ini penting bagi mereka untuk memupuk rasa kebanggaan dan identitas diri yang kuat. Ketika generasi muda mempelajari, memahami, dan menghargai warisan kebudayaan leluhur, mereka akan lebih peka untuk menghargai keragaman budaya di sekitar lingkungan mereka.

Selain tradisi Keraton Surakarta juga memiliki arsitektur dan tata wilayah yang mengajarkan banyak hal tentang perjalanan hidup manusia. Dalam dunia yang penuh dengan hiruk pikuk modernisasi, nilai-nilai spiritualis yang terkandung dalam arsitektur keraton bisa menjadi pembelajaran bagi generasi muda untuk menemukan makna hidup yang lebih mendalam dalam kehidupan mereka. Hal ini bisa menjadi sumber inspirasi untuk menjalani kehidupan dengan tujuan dan kesadaran yang lebih tinggi.

Koleksi seni yang diwarisi oleh keraton tidak hanya bernilai artistik, tetapi juga mengandung pengetahuan dan pelajaran yang berharga bagi generasi muda. Dengan mengakses dan mempelajari seni tradisi, generasi muda dapat merasakan keindahan dan mengembangkan kreativitas mereka. Selain itu, edukasi tentang seni dan budaya lokal dapat memperkuat karakter dan membuat mereka untuk lebih menghargai kerja keras dan dedikasi dari para leluhur dalam menciptakan seni tradisi yang adiluhung.

Secara keseluruhan, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Keraton Surakarta sangat penting bagi generasi muda. Mereka tidak hanya memberikan pemahaman tentang sejarah dan identitas budaya, tetapi juga membentuk karakter dan spiritualitas yang dapat membantu mereka menghadapi tantangan zaman modern. Dengan melestarikan dan menghargai warisan budaya ini, generasi muda dapat menjadi penjaga tradisi sekaligus inovator yang membawa nilai-nilai luhur ke masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun