Dalam dunia dakwah, penggunaan retorika bukan hanya penting tetapi juga esensial. Pada kali ini kembali disampaikan oleh Kemal Syahid Mubarok dan Dr. Syamsul Yakin, Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Retorika dakwah digunakan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak hanya atraktif dan menarik, tetapi juga memiliki nilai estetik yang tinggi. Dakwah tanpa retorika bagaikan sayur tanpa garam, kurang memberikan rasa yang kuat dan tidak membangkitkan minat audiens.
Mengapa Retorika dalam Dakwah?
1. Membuat Isi Ceramah Berbobot.
Retorika menuntut penggunaan bahasa yang baku, didukung oleh data dan riset yang kuat. Dengan pendekatan ini, ceramah yang disampaikan menjadi lebih berbobot dan kredibel, sesuai dengan tuntutan mad'u (audiens) yang semakin rasional dan kritis. Pengetahuan yang mendalam dan argumentasi yang logis menjadi kunci dalam menarik dan mempertahankan perhatian audiens.
2. Meningkatkan Kualitas Pesan Dakwah.
Pesan dakwah harus informatif, persuasif, dan rekreatif. Ini adalah tujuan utama dari retorika. Melalui pendekatan ini, ajaran akidah, syariah, dan akhlak dapat disampaikan dengan cara yang lebih mudah dipahami dan diterima oleh mad'u. Audiens merasa mendapatkan 'menu' yang lengkap, yang tidak hanya mendidik tetapi juga menghibur dan menginspirasi.
3. Penerapan Pathos, Logos, dan Ethos.
Seorang filsuf, Aristoteles memperkenalkan tiga jenis retorika: pathos (emosi), logos (logika), dan ethos (kredibilitas). Dalam konteks dakwah, seorang dai harus mampu mempraktikkan ketiga elemen ini untuk meningkatkan performa dan mendapatkan respons positif dari audiens. Pathos membantu dalam menarik emosi audiens, logos menyediakan argumen yang logis, dan ethos membangun kredibilitas dai.
4. Menjangkau Mad'u Online
Dengan berkembangnya teknologi, mad'u kini tidak hanya hadir secara fisik tetapi juga online. Retorika membantu dalam menyampaikan pesan melalui komunikasi nonverbal menggunakan perangkat digital. Melalui gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara tatap muka maupun maya, dai dapat berkomunikasi secara lebih efektif.
Tahapan dalam Retorika Dakwah
Dalam retorika, dikenal lima tahapan pidato yang juga relevan dalam berdakwah:
- Penemuan (Inventio) : Mengidentifikasi dan memilih topik serta materi yang relevan.
- Penyusunan (Dispositio) : Mengorganisasi materi secara sistematis.
- Gaya (Elocutio) : Menggunakan bahasa yang tepat dan menarik.
- Memori (Memoria) : Menghafal materi agar dapat disampaikan dengan lancar.
- Penyampaian (Pronuntiatio) : Menyampaikan materi dengan cara yang efektif.
Kelima tahapan ini mencerminkan teknik dakwah yang efektif, memastikan pesan dakwah disampaikan dengan jelas dan menarik.
Dakwah Retorika: Tantangan dan Risiko
Berbeda dengan retorika dakwah, dakwah retorika merujuk pada penggunaan retorika semata untuk tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, atau gengsi sosial. Dakwah semacam ini seringkali kehilangan esensi dan ruhnya, karena lebih fokus pada gaya bicara yang memukau daripada substansi pesan.
1. Menjaga Amanah Dakwah
Dakwah adalah amanah dari langit, diturunkan melalui wahyu dan hadis. Mengubah dakwah menjadi sekadar alat retorika merendahkan nilai spiritual dan moralnya. Ayat-ayat al-Qur'an dan hadis Nabi menekankan pentingnya menjaga keaslian dan ketulusan dalam berdakwah.
2. Dakwah sebagai Ibadah
Dakwah adalah bentuk ibadah ghair mahdhah yang memiliki efek positif bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, niat yang benar adalah landasan utama dalam berdakwah. Tujuan utama dari dakwah adalah meraih ridha Allah, yang pada gilirannya dapat mendatangkan rahmat-Nya.
Kesimpulan
Memadukan retorika dan dakwah adalah seni yang memerlukan keseimbangan antara ilmu dan adab. Retorika membantu menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan efektif, sementara adab memastikan bahwa dakwah tetap berlandaskan pada nilai-nilai etika dan moral yang tinggi. Dengan demikian, retorika dakwah dan dakwah retorika adalah dua konsep yang berbeda namun saling melengkapi, masing-masing memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam yang autentik dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H