Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Semiotika Karya Lukisan "Kampung Semanak"

4 Januari 2016   12:52 Diperbarui: 4 Januari 2016   14:29 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kode Narasi yang terdapat pada karya lukisan ini menceritakan tentang keberagaman kampung yang diramaikan dengan canda tawa anak-anak yang memainkan berbagai macam mainan yang membutuhkan interkasi sosial kepada anak lainnya.

Kode Gnomic yang terdapat pada karya lukisan ini terlihat pada gambaran kebersamaan yang diperlihatkan anak-anak yang memainkan berbagai mainan yang membutuhkan interaksi sosial dan menumbuhkan nilai-nilai penting bagi kehidupan mendatang.

KESIMPULAN

Kampung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kelompok rumah yang merupakan bagian kota (biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah). Walaupun dinamai Kampung, namun lukisan ini belum memperlihatkan suasana dari kelompok rumah atau suasana perkampungan, melainkan dihadirkannya sosok anak-anak yang sedang berkumpul memainkan berbagi macam permainan dengan latar tanah lapang dengan sedikit rumput yang tumbuh di sekitarnya. Letak kampung yang berada diantara kota dan desa juga terlihat mempengaruhi permainan yang dipilih karena pengaruh dari kedua tempat yang memiliki perbedaan permainan. Pemilihan permainannya juga melibatkan aspek akulturasi budaya mulai dari hadirnya Reog sampai Barongsai dan tidak lupa permainan klasik seperti layang-layang dan permainan modern seperi boneka-bonekaan dan pesawat-pesawatan juga hadir di lukisan ini.

Salah satu ciri dari kampung adalah hubungan antar warga besifat akrab dan awet serta homogen dalam setiap aspeknya. Diperlihatkan di lukisan ini bahwa semua dengan bermain dan berinteraksi sosial, anak-anak kampung ini menjadi lebih akrab satu sama lain seperti arti kata Semanak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bersifat ramah (akrab, kekeluargaan). Lalu diperlihatkan ke-homogenan disini bahwa anak-anak ini memiliki kesenangan dan minat yang berbeda dalam memilih permainan. Tampak juga pada pakaian yang mereka pakai. Pakaian yang mereka pakai sudah terlihat lebih modern. Permainannya-pun mulai dari yang bisa dimainkan sendiri, sampai harus melibatkan interaksi dengan anak lainnya. Selain itu anak-anak ini juga diperlihatkan dekat dengan lingkungan alam sebagai latarnya. Apapun permainan yang ada disini, dilakukan di sebuah tanah lapang.

Jadi, dengan menghadirkan berbagai sosok anak-anak dengan berbagai macam alat permainan tersebut, Anak Wayang Indonesia mencoba memperlihatkan keakraban dari anak-anak yang melakukan aktifitas bermain di daerah perkampungan.

DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

LAMPIRAN

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun