Mohon tunggu...
KEMAL ARKAN IMRON
KEMAL ARKAN IMRON Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Nama : Kemal Arkan Imron, NIM :41521010030, Program Studi : Teknik Informatika, Fakultas : Ilmu Komputer, Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik. Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

4 April 2023   21:12 Diperbarui: 4 April 2023   21:25 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model triadik semiosis dari charles sanders peirce | Sumber: researchgate.net

Pengertian Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Selain itu, kata "komunikasi" berasal dari bahasa Latin, "communicatus", yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama, mengacu pada upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.

Menurut Harold Lasswell, seorang ilmuwan politik dan pencetus teori komunikasi, komunikasi adalah suatu proses menjelaskan siapa yang mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dan dengan efek apa. Sedangkan menurut Webster New Collegiate Dictionary, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu melalui sistem lambang, tanda, atau tingkah laku.

Menurut beberapa ahli, definisi komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, menggunakan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sejenisnya. Definisi ini dikemukakan oleh Bernard Berelson dan Gary A. Steiner. Sementara itu, Theodore M. Newcomb menyatakan bahwa setiap tindakan komunikasi adalah suatu transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif, dari sumber kepada penerima. 

Definisi lainnya datang dari Carl I. Hovland yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan komunikator untuk menyampaikan rangsangan verbal dan mengubah perilaku komunikan. Gerald R. Miller juga berpendapat bahwa komunikasi terjadi ketika sumber menyampaikan pesan dengan niat yang disadari untuk memengaruhi perilaku penerima. 

Menurut Everett M. Roger, komunikasi adalah proses di mana ide dialihkan dari sumber kepada satu atau lebih penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sementara itu, Raymond S. Ross mengungkapkan bahwa komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol dengan tujuan membantu pendengar memahami makna atau respons yang serupa dengan yang dimaksud oleh komunikator.

Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima/komunikan secara langsung atau melalui saluran dalam rangka mengubah atau memengaruhi perilaku mereka.

Apa itu Semiotika

Semiotika merupakan kajian yang telah menjadi tradisi dalam teori komunikasi, dan bertujuan untuk menggali makna-makna dalam sebuah tanda atau pesan. Melalui analisis semiotik, dapat diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan dan menyampaikannya kepada penerima. Oleh karena itu, semiotik memiliki peran yang penting dalam memahami dan menganalisis proses komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Semiotik adalah studi tentang tanda-tanda dan makna yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks yang lebih luas, semiotik bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memahami dunia di sekitarnya melalui tanda-tanda yang ada di dalamnya.

Berikut adalah pengertian semiotika menurut ahli:

A.Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf dan ahli semiotik asal Amerika Serikat yang mempelopori pengembangan teori semiotik. Menurut Peirce, semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda dan bagaimana tanda dapat memberikan arti atau makna. Peirce membagi tanda menjadi tiga komponen, yaitu representamen (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant). Representamen adalah bentuk fisik dari tanda, seperti kata atau gambar.

Objek adalah referensi atau kenyataan di luar tanda, sedangkan interpretan adalah makna atau pemahaman yang dihasilkan dari hubungan antara representamen dan objek.Peirce juga membedakan tiga jenis tanda, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang merepresentasikan objek dengan cara meniru bentuk atau karakteristiknya.

Contohnya, gambar manusia yang menunjukkan postur dan bentuk tubuh manusia yang sebenarnya. Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan kausal dengan objeknya, seperti jejak kaki yang menunjukkan keberadaan seseorang. Simbol adalah tanda yang memiliki arti yang ditentukan oleh konvensi atau kesepakatan, seperti bahasa atau simbol matematika.

Dalam pandangan Peirce, semiotik bukan hanya mempelajari tanda-tanda dalam komunikasi, tetapi juga melibatkan penelitian tentang bagaimana manusia memahami dan memberikan makna pada realitas yang mereka alami.

Dalam kajian semiotika, terdapat tiga wilayah yang menjadi fokus, yaitu:

a. Studi tentang tanda itu sendiri, mencakup berbagai jenis tanda, cara tanda tersebut menyampaikan makna, dan kaitan tanda dengan manusia yang menggunakannya.

b. Studi tentang sistem atau kode yang meliputi berbagai cara pengembangan kode yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya.

c. Studi tentang kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja yang tergantung pada penggunaan kode dan tanda.
Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadic dan konsep trikotominya
yang terdiri atas berikut ini:
1. Representamen adalah bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda.
2. Object merupakan sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh
representamen yang berkaitan dengan acuan.
3. Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang
yang dirujuk sebuah tanda.
Untuk memperjelas model triadic Charles Sanders Peirce dapat dilihat pada
gambar berikut:

Model triadik semiosis dari charles sanders peirce | Sumber: researchgate.net
Model triadik semiosis dari charles sanders peirce | Sumber: researchgate.net

Pengertian Semiotika menurut para ahli lainnya :

  1. Ferdinand de Saussure: Semiotik adalah ilmu tentang tanda dan maknanya.
  2. Roland Barthes: Semiotik adalah studi tentang cara-cara tanda-tanda diproduksi, dikodekan, dan diinterpretasikan dalam berbagai bentuk budaya.
  3. Umberto Eco: Semiotik adalah ilmu yang mempelajari proses produksi, penggunaan, dan interpretasi tanda dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk linguistik, seni, sastra, dan media.
  4. Thomas A. Sebeok: Semiotik adalah studi tentang segala jenis tanda, baik yang alami maupun buatan manusia, dan bagaimana mereka digunakan dan dipahami dalam komunikasi manusia.
  5. Daniel Chandler: Semiotik adalah ilmu yang mempelajari cara-cara tanda-tanda digunakan dalam berbagai konteks sosial, budaya, dan historis untuk menciptakan makna.
  6. Marcel Danesi: Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda sebagai dasar bagi pemahaman manusia tentang realitas di sekitarnya, dan bagaimana tanda-tanda itu digunakan untuk menghasilkan makna.
  7. Susan Petrilli: Semiotik adalah disiplin yang mempelajari sifat, fungsi, dan kompleksitas tanda sebagai fenomena budaya dan linguistik, serta bagaimana mereka digunakan untuk memproduksi, memahami, dan merespons pesan-pesan dalam berbagai konteks.

Sejarah Semiotik

Asal usul istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani "Semeion" yang berarti tanda. Seiring perkembangan bahasa, istilah ini diadopsi ke dalam bahasa Inggris dan dikenal sebagai semiotics atau semiology. Konsep tanda yang dikaji dalam semiotika bukan hanya benda fisik, namun juga segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati. Dalam kajian semiotika, objek-objek, peristiwa, dan kebudayaan dianggap sebagai tanda yang mewakili benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar dirinya sendiri.

Sejarah teori semiotik dapat ditelusuri kembali hingga zaman kuno, ketika filosof Yunani seperti Plato dan Aristoteles mulai memikirkan konsep tentang simbol dan representasi. Namun, pengembangan teori semiotik modern dimulai pada abad ke-19 ketika seorang filsuf dan linguistik Swiss, Ferdinand de Saussure, memperkenalkan konsep "tanda" (sign) dalam bukunya yang berjudul "Course in General Linguistics" (1916).

Salah satu tokoh penting dalam sejarah teori semiotik adalah Charles Sanders Peirce. Peirce adalah seorang filsuf dan ilmuwan Amerika yang hidup pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Peirce dianggap sebagai salah satu pendiri teori semiotik modern. Kontribusinya terhadap teori semiotik adalah teori tiga unsur, yang terdiri dari representamen, objek, dan interpretan. Menurut Peirce, representamen adalah tanda atau simbol yang merepresentasikan objek tertentu, sedangkan interpretan adalah pemahaman atau makna yang dihasilkan dari tanda atau simbol tersebut.

Pada awal abad ke-20, Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa Swiss, mengembangkan teori semiotik yang disebut strukturalisme. Saussure menekankan bahwa bahasa adalah sistem tanda-tanda yang digunakan untuk berkomunikasi, dan bahwa makna dari tanda-tanda tersebut ditentukan oleh hubungan antara tanda-tanda tersebut dalam sistem bahasa.

Teori semiotik juga berkembang di bidang sastra dan seni. Seorang kritikus sastra dan budaya Rusia, Viktor Shklovsky, mengembangkan teori semiotik yang disebut "estrangement". Menurut Shklovsky, penggunaan bahasa dalam sastra harus menantang pemahaman konvensional agar dapat menciptakan pengalaman estetik yang baru.

Pada tahun 1960-an, Roland Barthes, seorang filsuf dan kritikus budaya Prancis, mengembangkan teori semiotik yang disebut "semiotik struktural" atau "semiotik Barthes". Teori ini menekankan bahwa tanda-tanda tidak hanya merepresentasikan objek-objek di dunia nyata, tetapi juga dapat menciptakan makna dan konsep baru.

Selain Barthes, ahli semiotik lainnya seperti Yuri Lotman, dan Umberto Eco juga memberikan kontribusi penting dalam perkembangan teori semiotik. Lotman, seorang ahli semiotik dari Rusia, mengembangkan konsep kode dalam semiotik budaya, dan menunjukkan bahwa setiap kelompok masyarakat memiliki kode yang berbeda-beda yang digunakan dalam bahasa dan simbol. Eco, seorang ahli sastra dan filsuf asal Italia, mengembangkan konsep "semiotik interpretatif" yang menunjukkan bahwa semua tanda dan simbol dalam budaya dapat diinterpretasikan melalui analisis kritis.

Dalam beberapa tahun terakhir, semiotik telah terus berkembang dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dan bidang pekerjaan, termasuk desain grafis, pemasaran, dan studi media. Konsep-konsep semiotik seperti "mitos", "kode", dan "struktur" telah menjadi bagian integral dari analisis dan interpretasi budaya modern.

Selain itu, Barthes juga memperkenalkan konsep "denotasi" dan "konotasi". Denotasi merujuk pada makna literal dari sebuah tanda atau simbol, sedangkan konotasi merujuk pada makna yang dihubungkan secara kultural atau sosial dengan simbol tersebut. Misalnya, sebuah foto mungkin menunjukkan sebuah kursi kosong (denotasi), tetapi konotasi dari gambar tersebut dapat berbeda tergantung pada konteks dan pengalaman individu.

Di sisi lain, Umberto Eco juga membuat kontribusi yang signifikan dalam pengembangan teori semiotik dengan menerbitkan bukunya yang berjudul "The Theory of Semiotics" pada tahun 1976. Eco menekankan pentingnya konteks dan interpretasi dalam memahami simbol, serta menyoroti peran bahasa dalam komunikasi simbolik. Dia juga memperkenalkan konsep "signifikasi", yang mengacu pada proses pemilihan dan penggunaan tanda atau simbol untuk mewakili suatu konsep atau ide.

Sejak kemunculan teori semiotik pada abad ke-20, studi semiotik terus berkembang dan meluas ke berbagai bidang, termasuk sastra, seni, film, media, dan bahkan ilmu sosial dan humaniora. Beberapa kontribusi penting lainnya dalam teori semiotik meliputi karya Roland Barthes tentang "mythology", atau bagaimana simbol-simbol digunakan dalam budaya populer untuk memengaruhi persepsi dan pandangan masyarakat, serta karya Jacques Derrida tentang "dekonstruksi", atau bagaimana makna tidak stabil dan terus berubah seiring waktu dan interpretasi.

Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

Pendekatan semiotika dalam memahami komunikasi bertujuan untuk memahami tanda-tanda yang digunakan dalam komunikasi, baik itu tanda verbal (kata-kata) maupun tanda nonverbal (gerakan, ekspresi wajah, dan lain-lain). Dalam pendekatan semiotika, tanda tidak hanya terbatas pada simbol-simbol tertentu, tetapi bisa berupa apa saja yang dapat membawa makna.

Ada tiga konsep utama dalam pendekatan semiotika dalam memahami komunikasi, yaitu tanda, kode, dan pesan. Tanda adalah sesuatu yang merujuk pada sesuatu yang lain, misalnya kata dalam bahasa Indonesia merujuk pada sebuah objek atau konsep. Kode adalah sistem yang digunakan untuk memahami tanda-tanda tersebut, seperti bahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Sedangkan pesan adalah makna yang dihasilkan dari penggunaan tanda dan kode tersebut.

Untuk memahami komunikasi dengan pendekatan semiotika, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Identifikasi tanda-tanda yang digunakan dalam komunikasi. Tanda-tanda yang digunakan dalam komunikasi dapat berupa kata-kata, gambar, simbol, atau bahkan suara. Identifikasi tanda-tanda ini akan membantu dalam memahami makna yang ingin disampaikan dalam komunikasi.

Analisis tanda-tanda tersebut. Setelah mengidentifikasi tanda-tanda dalam komunikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap tanda-tanda tersebut. Analisis ini meliputi pemahaman tentang makna dan konotasinya, serta konteks yang digunakan dalam penggunaannya.

Identifikasi kode yang digunakan. Setiap tanda memiliki kode yang digunakan untuk memahaminya. Identifikasi kode ini akan membantu dalam memahami makna yang dihasilkan dari tanda-tanda tersebut.

Analisis kode yang digunakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap kode yang digunakan dalam komunikasi. Analisis ini meliputi pemahaman tentang aturan dan konvensi yang digunakan dalam penggunaan kode tersebut.

Rekonstruksi pesan yang ingin disampaikan. Setelah memahami tanda-tanda dan kode yang digunakan, langkah terakhir adalah merekonstruksi pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi tersebut. Pesan ini dapat diartikan sebagai makna yang ingin disampaikan oleh pengirim komunikasi.

Dalam memahami komunikasi dengan pendekatan semiotika, perlu diingat bahwa makna yang dihasilkan dari komunikasi tidak hanya tergantung pada tanda-tanda dan kode yang digunakan, tetapi juga tergantung pada konteks yang digunakan dalam penggunaannya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan konteks dalam memahami komunikasi dengan pendekatan semiotika.

Semiotik bisa diterapkan pada berbagai bidang, termasuk linguistik, sastra, seni, film, media, dan budaya. Secara umum, semiotik melibatkan tiga elemen penting yaitu sign, signifier, dan signified.

Sign: merujuk pada sesuatu yang memiliki makna atau arti. Contohnya, kata "meja" bisa dianggap sebagai sebuah tanda atau sign karena merujuk pada objek yang memiliki makna tertentu dalam bahasa tertentu.

Signifier: merupakan bentuk fisik dari sebuah tanda, seperti kata tertulis atau ucapan yang diucapkan. Signifier juga bisa berupa gambar, suara, warna, atau bentuk lain yang bisa memunculkan makna atau arti.

Signified: merujuk pada makna atau arti yang terkait dengan signifier. Dalam contoh kata "meja", signified adalah objek fisik yang berupa meja itu sendiri.

Dalam semiotik, ada dua jenis tanda yang bisa dipelajari, yaitu tanda ikonik dan tanda simbolik. Tanda ikonik merujuk pada tanda yang memiliki hubungan langsung dengan objek yang direpresentasikannya. Contoh dari tanda ikonik adalah gambar peta yang menunjukkan lokasi geografis suatu tempat. Sedangkan, tanda simbolik merujuk pada tanda yang tidak memiliki hubungan langsung dengan objek yang direpresentasikannya. Contohnya adalah huruf atau simbol dalam bahasa tertentu yang merepresentasikan suara atau makna tertentu.

Semiotik membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda digunakan dalam komunikasi, termasuk bagaimana tanda-tanda tersebut dipilih dan diorganisasikan untuk menyampaikan pesan tertentu. Dalam seni dan sastra, semiotik juga membantu kita memahami cara karya seni dan sastra menyampaikan pesan dan makna tertentu melalui penggunaan tanda-tanda dan simbol.

Komponen Dasar Semiotik

Komponen dasar semiotika terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tanda (sign), interpretan, dan objek. Berikut penjelasan mengenai ketiga komponen tersebut:

1. Tanda (sign)
Tanda atau sign adalah unsur dasar dalam semiotika. Tanda merupakan representasi dari suatu objek atau ide yang dapat memicu suatu interpretasi atau makna tertentu pada penerima pesan. Konsep sign dalam semiotika merujuk pada bagaimana sesuatu di dunia nyata diwakili dalam bentuk tanda. Sebuah tanda tidak memiliki makna secara inheren, tetapi diberi makna melalui hubungannya dengan tanda-tanda lainnya dalam sistem tanda yang lebih besar. Sebuah tanda dapat memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteksnya.

Semiotikus Swiss, Ferdinand de Saussure, membedakan antara tanda dan simbol. Ia mengatakan bahwa simbol adalah tanda yang ditetapkan secara konvensional oleh masyarakat atau bahasa, seperti kata dalam bahasa Inggris "cat" yang secara konvensional merepresentasikan hewan kucing. Sedangkan tanda tidak memiliki sifat konvensional dan dapat ditemukan dalam dunia nyata, seperti asap yang menandakan kebakaran atau bekas cakaran pada pohon yang menandakan aktivitas binatang.

Dalam semiotika, sign juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang memiliki kemiripan fisik dengan apa yang direpresentasikan, seperti gambar peta yang mirip dengan wilayah yang dilukiskannya. Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan kausal dengan apa yang direpresentasikan, seperti asap yang menunjukkan adanya kebakaran. Simbol adalah tanda yang ditetapkan secara konvensional oleh masyarakat atau bahasa, seperti kata "cat" yang merepresentasikan hewan kucing.

Signifier dan Signified | Sumber: squareholes.com
Signifier dan Signified | Sumber: squareholes.com

Tanda terdiri dari dua komponen utama, yaitu signifier (penanda) dan signified (yang diacu). Contohnya, kata "meja" adalah tanda (sign) yang terdiri dari signifier (suara "m-e-j-a") dan signified (konsep meja itu sendiri).

2. Interpretan
Interpretan adalah makna atau interpretasi yang timbul di dalam pikiran seseorang ketika melihat atau mendengar sebuah tanda. Interpretan tidak selalu sama untuk setiap orang, tergantung pada pengalaman dan latar belakang individu tersebut. Contohnya, ketika melihat kata "meja", interpretan seseorang bisa berbeda-beda tergantung pada pengalaman dan latar belakangnya.

3. Objek
Objek adalah referen atau kenyataan di luar sistem tanda itu sendiri yang diacu oleh tanda tersebut. Objek dapat berupa benda, kejadian, konsep, atau apapun yang direpresentasikan oleh tanda. Contohnya, kata "meja" mengacu pada objek nyata yang dapat dilihat dan disentuh.

Ketiga komponen ini saling terkait dan berinteraksi dalam proses komunikasi. Tanda (sign) digunakan oleh pengirim pesan untuk merepresentasikan objek tertentu, yang kemudian diinterpretasikan oleh penerima pesan menjadi makna atau interpretan yang berbeda-beda. Penting untuk dipahami bahwa makna yang timbul dari sebuah tanda tidaklah tetap dan dapat berubah seiring dengan waktu dan konteks. Oleh karena itu, pemahaman semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana tanda dan makna dibentuk dalam proses komunikasi, sehingga memungkinkan kita untuk menjadi lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan memahami pesan orang lain.

Tujuan Semiotika

Tujuan utama semiotika adalah untuk memahami dan menganalisis makna dalam bentuk-bentuk komunikasi, termasuk dalam teks, tanda, simbol, gambar, bahasa, dan tindakan sosial. Dengan memahami bagaimana makna dibangun, dikomunikasikan, dan dipahami dalam konteks tertentu, semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana pesan disampaikan dan bagaimana mereka mempengaruhi persepsi, pengetahuan, dan perilaku kita.

Dalam konteks budaya dan sastra, semiotika memainkan peran penting dalam menganalisis bagaimana makna dibangun dan disampaikan melalui simbol dan bahasa. Semiotika memungkinkan kita untuk memahami cara-cara di mana konvensi dan stereotip budaya, nilai, dan ideologi tercermin dalam tindakan sosial dan karya sastra, serta bagaimana makna ini dapat berubah seiring waktu dan dalam konteks yang berbeda.

Selain itu, semiotika juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang lain, seperti desain grafis, iklan, film, dan musik. Dalam desain grafis, misalnya, semiotika dapat membantu merancang tampilan yang efektif dan memahami bagaimana desain dapat mempengaruhi persepsi dan interpretasi pengguna.

Secara umum, tujuan semiotika adalah untuk memahami bagaimana simbol dan bahasa digunakan untuk menciptakan makna dan mempengaruhi persepsi dan perilaku kita. Dengan memahami proses semiotik ini, kita dapat lebih memahami bagaimana dunia di sekitar kita terbentuk dan dikelola oleh pesan-pesan yang disampaikan melalui simbol dan bahasa.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, teori semiotik telah menjadi alat penting dalam memahami bagaimana simbol dan tanda-tanda digunakan dalam komunikasi dan kultur, serta bagaimana makna dibentuk dan ditafsirkan oleh individu dan masyarakat. Selama hampir satu abad, teori semiotik terus berkembang dan memberikan kontribusi besar dalam berbagai bidang akademik dan praktis, dan masih relevan hingga saat ini.

Daftar Pustaka :

Nur Hikman Usman, 2017. REPRESENTASI NILAI TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DALAM FILM “AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA” (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce ), (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Seto,Indiwan Wahyu. 2011 . Semiotika Komunikasi, (Jakarta; Mitra Wacana Media).

Sobur, Alex, 2004, Semiotika Komunikasi, (cet 2; Bandung:Remaja Rosdakarya).

Vera,Nawiroh. 2015. Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor,:Ghalia Indonesia).

Eco, U. (1976). A Theory of Semiotics. Indiana University Press.

Morris, C. W. (1938). Foundations of the Theory of Signs. International Encyclopedia of Unified Science.

Daniel Chandler, (2017). Semiotics: The Basics. (New York; Routledge)

Daftar Pusaka Online :

Husen Mulachela, Komunikasi Adalah: Definisi, Unsur, dan Tujuannya (2022) URL : https://katadata.co.id/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya. Diakses tanggal 3 April 2023

Suherdiana, D. (2008). Konsep Dasar Semiotika dalam Komunikasi Massa menurut Charles Sanders Pierce. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 4(12), 371-407. URL: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/idajhs/article/view/399. Diakses tanggal 3 April 2023.

Fai Website (2021). Apa itu Semiotika URL: https://fisip.umsu.ac.id/2021/06/09/apa-itu-semiotika/ Diakses tanggal 3 April 2023

Emily Shaw, André Munro. (2013). "Semiotics." Encyclopædia Britannica. Diakses pada 4 April 2023, URL : https://www.britannica.com/science/semiotics.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun