Mohon tunggu...
Riska Kemalawati
Riska Kemalawati Mohon Tunggu... -

Manusia didunia ini bagaikan potongan puzzle yang saling terhubung satu sama lain. Saya, kamu dan kalian. Menempati dan bertanggung jawab atas kelengkapannya. Saya mungki bukan siapa-siapa, mungkin saya berada diposisi paling bawah di puzzle ini, atau mungkin saya berada ditengah-tengah. Tapi ketahuilah, setiap potongn puzle itu penting, tanpa satu potongan pastinya tidak akan lengkap. Kita adalah bagian penting, dalam sebuah kelengkapan dunia ini. Menjadi seseorang yang bertanggung jawab dalam kesempurnaan dunia ini. Membaca dan menulis adalah langkah pertama saya...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Selalu Punya Cerita

26 Maret 2012   06:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Indonesia sebagai bagian dari wilayah Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) yang merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan gunung meletus yang terdapat dalam sebuah cekungan Samudra Pasifik.’

Apa yang ada dipikiran Anda saat Anda membaca ulasan diatas?

Takut? Cemas? Was-was?

Itulah mungkin yang saya alami pertamakali, tercengang saat membaca ulasan tersebut. Namun, kemudian saya berpikir. Tidakkah kita sebagai masyarakat Indonesia seharusnya bersyukur,  dikelilingi panorama alam yang indah yang terbias dari gunung-gunung yang bertengger yang membentuk sebuah barisan yang bersinergi satu dengan lainnya. Terbentang dengan syahdu sebagai lukisan Tuhan Sang Maestro Keindahan.

Wahai sahabat, saat kita dalam sebuah kebiasaan menjalani hiruk pikuk hidup yang mungkin terlalu sibuk dengan pencarian memenuhi sebuah kebutuhan dan keinginan. Saat alam yang merupakan pancaran surgawi, yang telah kita miliki tak kita jaga dan pedulikan. Disaat seperti itulah mungkin mereka, alam ini, merayu ingin dilihat, diperhatikan dan dikenal. Mungkin mereka ingin dianggap ada oleh kita, dipelihara, disayangi dan dicintai, mungkin karena itulah mereka melakukannya, menyemburkan lava yang ditemani asyiknya goyangan gempa dan gelegar kelakar gaum yang bergema, yang bersatu dengan jeritan tasbih yang dikumandangkan oleh para pemandu yang biasanya tinggal didekat lerengan gunung.

Apakah salah ketika Sang Pencipta ingin memperlihatkan kekuasaannya Yang Maha Agung, Maha Dahsyat, Yang tak mungkin bisa terkalahkan oleh siapa pun. Di alam ini kita hanya singgah, bukan yang memiliki, begitu juga mereka, gunung-gunung. Seperti manusia  ada saatnya terlahir dan ada saatnya mati, begitu juga  gunung yang mampu tertidur dengan lelap dan mampu juga bangun dengan aktifitas yang mungkin seperti anak hyperaktif, susah dikendalikan.

Kita hanya boleh bersyukur, alam ini merupakan titipan yang harus dijaga, tak mungkin Tuhan menjadikan sesuatu tampa ada manfaat dibalik semua itu. Tanah yang sakit akan sembuh dan menjadi tanah yang gembur lagi kaya akan zat hara setelah dilalui lelehan panasnya lahar. Belum lagi bila letusan gunung melahirkan kawah yang mengandung belerang yang juga bermanfaat untuk manusia. Adakalanya kita memang hanya harus waspada , bukankah waspada itu salah satu dari ikhtiar kita. Tuhan selalu punya cerita yang berakhir indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun