‘Indonesia sebagai bagian dari wilayah Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) yang merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan gunung meletus yang terdapat dalam sebuah cekungan Samudra Pasifik.’
Apa yang ada dipikiran Anda saat Anda membaca ulasan diatas?
Takut? Cemas? Was-was?
Itulah mungkin yang saya alami pertamakali, tercengang saat membaca ulasan tersebut. Namun, kemudian saya berpikir. Tidakkah kita sebagai masyarakat Indonesia seharusnya bersyukur, dikelilingi panorama alam yang indah yang terbias dari gunung-gunung yang bertengger yang membentuk sebuah barisan yang bersinergi satu dengan lainnya. Terbentang dengan syahdu sebagai lukisan Tuhan Sang Maestro Keindahan.
Wahai sahabat, saat kita dalam sebuah kebiasaan menjalani hiruk pikuk hidup yang mungkin terlalu sibuk dengan pencarian memenuhi sebuah kebutuhan dan keinginan. Saat alam yang merupakan pancaran surgawi, yang telah kita miliki tak kita jaga dan pedulikan. Disaat seperti itulah mungkin mereka, alam ini, merayu ingin dilihat, diperhatikan dan dikenal. Mungkin mereka ingin dianggap ada oleh kita, dipelihara, disayangi dan dicintai, mungkin karena itulah mereka melakukannya, menyemburkan lava yang ditemani asyiknya goyangan gempa dan gelegar kelakar gaum yang bergema, yang bersatu dengan jeritan tasbih yang dikumandangkan oleh para pemandu yang biasanya tinggal didekat lerengan gunung.
Apakah salah ketika Sang Pencipta ingin memperlihatkan kekuasaannya Yang Maha Agung, Maha Dahsyat, Yang tak mungkin bisa terkalahkan oleh siapa pun. Di alam ini kita hanya singgah, bukan yang memiliki, begitu juga mereka, gunung-gunung. Seperti manusia ada saatnya terlahir dan ada saatnya mati, begitu juga  gunung yang mampu tertidur dengan lelap dan mampu juga bangun dengan aktifitas yang mungkin seperti anak hyperaktif, susah dikendalikan.
Kita hanya boleh bersyukur, alam ini merupakan titipan yang harus dijaga, tak mungkin Tuhan menjadikan sesuatu tampa ada manfaat dibalik semua itu. Tanah yang sakit akan sembuh dan menjadi tanah yang gembur lagi kaya akan zat hara setelah dilalui lelehan panasnya lahar. Belum lagi bila letusan gunung melahirkan kawah yang mengandung belerang yang juga bermanfaat untuk manusia. Adakalanya kita memang hanya harus waspada , bukankah waspada itu salah satu dari ikhtiar kita. Tuhan selalu punya cerita yang berakhir indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H