Mohon tunggu...
Kemal Al Kautsar Mabruri
Kemal Al Kautsar Mabruri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long live learner

Yuk nulis!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sudah Siapkah Kita Ditinggal Bulan Ramadhan?

12 Mei 2021   14:25 Diperbarui: 12 Mei 2021   14:35 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya oleh seluruh umat Muslim dipenjuru dunia. Seperti yang mafhum kita lihat ditengah masyarakat kita, semua orang berlomba menyambut kedatangannya dengan beragam cara. Hal tersebut karena keistimewaan yang terdapat dalam Ramadhan itu sendiri. Seperti berlipatnya segala amal perbuatan yang dilakukan, turunnya Alquran, datangnya malam lailatul qadr (malam seribu kebaikan) dan keistimewaan lainnya.

Karena keistimewaan tersebut, banyak sekali kaum Muslimin yang berlomba-lomba dalam mengumpulkan amalan mereka, meskipun begitu tak sedikit juga yang melalaikan momen ini. Pada dasarnya bulan Ramadhan merupakan bulan yang hanya datang sekali dalam setahun, oleh karena itu tidak sedikit juga diantara kita yang menyikapi hal tersebut sebagai "Ibadah musiman" atau aktifitas rutin belaka.

Untuk menghindari hal tesebut, sudah selaiknya kita menetapkan target dan kita-kiat penting dalam menjalankan segala bentuk ibadah di bulan Ramadhan tersebut, target tersebut yang pertama adalah Taqwa; hal tersebut tertulis didalam QS. Al-Baqarah: 183 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."

Dalam bulan Ramadhan kita umat Muslim diwajibkan berpuasa, namun amalan tersebut tidak serta merta menjadikan kita sebagai seorang yang langsung bertaqwa atau Muttaqin, predikat Muttaqin baru bisa dikatakan tercapai jika seseorang sudah mampu melahirkan sifat-sifat ideal serta dapat pengendalian diri dari berbagai jenis produksi dan distribusi informasi dan komunikasi, dapat memilih dan memilah hal yang benar-benar datangnya dari Allah berupa dalil yang jelas atau shahih. Proses ini pada dasaranya merupakan proses yang tak hanya berhenti di bulan Ramadhan saja, namun akan terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Apakah ia nantinya bias istiqomah atau berpegang teguh pada nilai-nilai yang ia jalankan selama bulan Ramadhan atau malah sebaliknya.

Kedua, Berilmu; dalam QS. Al-Baqaraha: 184 Allah SWT berfirman yang artinya "... Dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (Berilmu)." Dari ayat ini kita dapat mengambil beberapa poin bahwasanya kita beramal dan beribadah tentunya harus menggunakan ilmu, tanpa ilmu maka kita akan merasa keselitan dalam menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya. Dalam hal ini, di bulan Ramadhan kita dapat mengetahui atau menambah pengetahuan bahwa semua umat Muslim itu diwajibkan berpuasa sebulan penuh, namun kemdian kita mengenal yang namanya "Rukhsokh" atau keringanan dalam ibadah.

Sebagai contoh, orang yang sakit, orang yang dalam perjalanan (Safar) boleh tidak berpuasa namun kemudian mereka harus mengganti puasa tersebut di hari lain diluar bulan Ramadhan. Ada lagi, orang yang hamil, menyusui, dan orang lansia mereka juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa dibulan Ramadhan dan sama halnya seperti sebelumnya mereka harus mengganti puasa tersebut di hari lain di luar bulan Ramadhan. Namun, lagi-lagi jika tidak bias mengganti puasa tersebut dengan alasan yang syar'i maka ada kemudahan lagi yang disebut dengan "Fidyah". Fidyah sendiri dapat diartikan sebagai pengganti puasa kita dengan memberi makan kepada orang yang membutuhkan. Ini merupakan salah satu bukti bahwa banyak sekali ilmu yang dapat kita pertik dari bulan Ramadhan ini jik kita mengetahui dan mendalaminya.

sumber: kompastv
sumber: kompastv

Ketiga, Syukur; bulan Ramadhan harus menjadikan kita sebagai seorang yang bersyukur karena tidak sedikit orang yang mendapatkan limpahan pahala dan ribuan ampunan dibulan ini. Selain itu, dalam bulan Ramadhan ini kita melakukan puasa sebagai salah satu bentuk syukur dan tenggang rasa kepada orang-orang yang berada dibawah kita, betapa susahnya mencari sesuap nasi. Kita sama-sama dilatih dan merasakan bahwasanya menjadi seorang yang tidak makan dan minum seharian itu tidak mudah, sungguh payah keadaan kita. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 186 yang artinya "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Keempat, Petunjuk;  Dalam QS. Al-Baqarah:186 Allah SWT berfirman yang artinya "... Dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." Turunnya Alquran atau yang sering disebut nuzulul quran, malam lailatul qadr merupakan beberapa bukti petunjuk yang kemddian Allah turunkan supaya kita senantiasa dalam jalan yang lurus. Memang tidak mudah mendapatkan petunjuk dari Allah. Namun kemudian kita memiliki kekuatan yaitu do'a. Hasan A-Bashry berkata; "Kunci kekayaan laut adalah kapal, dan kunci kekayaan bumi adalah jalan, sedangkan kunci kekayaan langit adalah do'a." Allah itu dekat dengan kita, kedekatan yang dikatakan dalam Alquran dan hadist disini jelas tentunya dikhususkan bagi orang-orang yang senantiasa beribadah kepada-Nya, serta kepada orang-orang yang selalu memohon dan berdoa kepada-Nya. Maka dari itu jangan sampai kita lengah sekalipun dalam berdoa dan memohon kepada Allah agar selalu dimudahkan dalam mendapatkan apa yang terbaik.

Jika diperhatikan, keempat target tersebut memiliki kesinambungan atau saling melingkapi satu sama lain. Dengan berilmu kita dapat mengerti dan menyadari nikmat yang diberi oleh Allh sehingga ita dapat membuktikannya dengan syukur, kemudian dengan rasa syukur yang besar mengantarkan kita banyak sekali berterima kasih, memohon dan berdoa kepada Allah yang membuat kita mendapatkan petunjuk jika dikehendaki-Nya. Dan terakhir, jika ketiga unsur tersebut sudah dicapai maka memiliki kemungkinan yang besar kita mendapatkan gelar Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) dihadapan Allah SWT.

Disadari atau tidak, keempat target tersebut memang tidak mudah untuk diraih. Namun, jika ditekuni dan dilakukan dengan sungguh-sungguh bukan tidak mungkin keempatnya dapat kita raih dengan sempurna. Hari ini, merupakan penghujung bulan Ramadhan 1442 Hijriayyah, mari kita siapkan diri kita untuk tetap memegang teguh keempat target tersebut. Karena seyogyanya keempat target tersebut tidak cukup waktu jika hanya kita lakukan pada bulan tertentu saja atau pada bulan Ramadhan saja.

Mari sama-sama bertafakur dan merenungi segala hal yang telah kita perbuat, semoga Allah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada semua i'tikad baik yang kita lakukan, dan tentunya puasa sebulan penuh yang kita jalani dapat diterima sepenuhnya dan menjadikan kita sebagai hamba yang lebih peka terhadap hal-hal yang tadinya kita anggap kecil.

Referensi:

Muchtar, Amien. (2021). "Mapag Ramadhan sesuai Syariah", Bandung: Sigabah Kreativa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun