Mengelola risiko kontrak berbeda dengan menangani masalah yang timbul dalam kontrak. Sebelum terjadi masalah dalam kontrak, manajemen akan melakukan konsultasi dengan divi hukum, melakukan perbandingan dan kajian terbatas kontrak. Jika terjadi masalah? Negosiasi, tidak melaksanakan kontrak atau membawa perselisihan kepada lembaga penengah adalah langkah-langkahnya. Berbeda.
Jika auditor mengembangkan temuan yang berakibat inefisiensi atau bernilai rupiah, maka dia hanya menemukan masalah yang sudah terjadi. Hal ini Bnerarti pengendalian yang ada gagal memitigasinya. Jika fokusnya hanya temuan-temuan inefisiensi berarti auditor tidak waspada terhadap kemungkinan-kemungkian terjadinya permasalahan di masa datang atau mencegahnya terjadi. Dengan demikian upaya auditor tidak selaras dengan pencapaian tujuan organisasi.
Wacana Yang Berkembang
Agar lebih memotivasi dan bersifat lebih persuasif terhadap tujuan-tujuan auditi, auditor harus menyampaikan rekomendasi yang relevan dengan kebutuhan auditi. Jika tidak, rekomendasi tersebut cenderung ditentang atau tidak ditindaklanjuti. Hal ini menjadi masalah lain dalam kinerja auditor.
Rekomendasi terkait efisiensi memang relevan dengan kebiuhan auditi apabila sistem pengendaliannya sangat tidak memadai. Jika Sistem Pengendaliaanya memadai, rekomendasi auditor internal seharusnya diarahkan pada  pengujian dan efektivitas sistem.
Dalam hal ini risiko menjadi subyek utama. Misalnya saja apabila tidak dilakukan pemisahaan tugas, risiko terjadinya kehilangan dan kecurangan akan meningkat.
Hal lain yang dianggap lebih dapat diakomodasi oleh manajemen adalah menyajikan  manfaat atau manfaat yang hilang.  Manajemen auditi akan beranggapan auditor sangat peduli terhadap tantangan yang dihadapinya dan bersikap membantu untuk memberikan solusinya.
Rekomendasi yang menyampaikan bahwa perbaikan mesin secara terpadeu akan dapat menghemat biaya operasi sampai dengan Rp 200 juta  akan lebih mendapatkan respon positif dibandingkan terdapat pemborosan senilai Rp 200 juta.
Penutup
Pengembangan temuan sebaiknya melihat kondisi pengendalian yang ada.. Semakin efektif sistem pengendalian, akan membuat rekomendasi auditor bergeser menjadi lebih fokus kepada penilaian efektifitas sistem pengendalian intern dalam mengantisipasi risiko.
Rekomendasi yang selalu mengarahkan pada akibat yang berfokus pada adanya  inefisiensi atau ketidakhematan dapat berarti auditor gagal dalam melakukan pembinaan atau perbaikan sistem pengendalian. Audit tidak membuat perbedaan yang berarti karena terus menerus terjadi inefisiensi atau kerugian negara.