Mohon tunggu...
Kelvin Brema Sembiring
Kelvin Brema Sembiring Mohon Tunggu... Auditor - social environment enthusiast

social environment is number one

Selanjutnya

Tutup

Money

Temuan Audit, Haruskah Akibat Bernilai Rupiah?

8 Januari 2020   12:46 Diperbarui: 8 Januari 2020   13:00 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Semua auditor paham betul bahwa temuan harus memenuhi lima unsur: Kondisi, Kriteria, Sebab, Akibat dan Rekomendasi. Kondisi adalah apa yang ditemui secara faktual dan obyektif dijumpai  yang akan dibandingkan dengan yang seharusnya, kriteria, oleh auditor. Sebab merupakan akar permasalahan terjadinya perbedaan antara kondisi dan kriteria.

Akibat adalah konsekuensi yang timbul akibat adanya perbedaan tersebutm Rekomendasi merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi dengan upaya menghilangkan penyebab terjadinya ketidaksamaan tersebut. Inilah unsur-unsur temuan audit yang baik yang harus dikembangkan auditor.

Bagaimana jika terjadi ketidaklengkapan unsur temuan? Yang paling sering terjadi adalah auditor gagal mencari penyebab akar permasalahan atau tidak dapat mengkuantifikasikan temuannya. Umumnya auditor akan menurunkan "derajad" temuannya menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan atau minor findings.

Tinjauan Ringkas Akibat

Akibat pada dasarnya adalah untuk memperoleh perhatian dari manajemen. Alih-alih temuan yang biasa-biasa saja, begitu terdapat temuan "negara dirugikan Rp 17 milyar rupiah" akan membuat semua pihak terkait dengan hasil audit akan sibuk menelaahnya. Temuan semacam ini seringkali dianggap temuan yang bermutu, yang mampu mendongkrak karir auditor yang menemukannya.

Temuan yang tidak bernilai rupiah, di sisi lain  dianggap temuan yang biasa-biasa saja, temuan kelas dua, atau hanya ditujukan untuk memperbaiki sistem pengendalian. Acapkali diabaikan, bahkan auditornya dianggap tidak melakukan pengujian dengan baik dalam pekerjaannya. Bukankah demikian?

Konsekuensinya auditor akan  berusaha memfokuskan untuk  mengembangkan temuan-temuan yang bernilai rupiah yang besar jumlahnya, kemudian baru  mencoba memperbaiki sistem pengendalian yang ada.

Ukuran  keberhasilan berupa temuan yang bernilai rupiah membuat perilaku auditor mengarahkan upaya pada mencari temuan-temuan yang demikian agar tidak dinilai tidak gagal mengaudit. Pertanyaannya adalah apakah auditor mampu mengkuantifikasikan temuan-temuannya dalam audit yang  jangka waktunya hanya, katakanlah, 10 hari?

Fokus pada Risiko

Saat ini hampir semua organisasi fokus terhadap penanganan risiko. Segala sesuatu yang menghambat pencapaian tujuan organisasi merupakan risiko. Pengendalian terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi akan dapat membuat pencapaian tujuan menjadi lebih efektif. Risiko menjadi panglima. Bagaimana dengan auditor, akan kah menjadikannya fokus Atau panglima juga?

Risiko pada dasarnya adalah kemungkinan atau sesuatu yang belum terjadi. Berbeda dengan masalah yang sudah terjadi. Penulis menyimpulkan masalah adalah gagalnya risiko diantisipasi dengan pengendalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun