Mohon tunggu...
Kebijakan

Korupsi di Indonesia Salah Siapa ?

2 Desember 2018   11:20 Diperbarui: 2 Desember 2018   12:21 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : merdeka.com

Namun, upaya tersebut ternyata masih menyisakan jejak-jejak korupsi yang terjadi di Indonesia. Korupsi di Indonesia belum dapat secara bersih diberantas sepenuhnya. So,langkah konkret apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini ?

Sebagai rakyat Indonesia yang berkepribadian unggul dan cinta tanah air, sebenarnya semua masalah ini kembali dari  kesadaran pribadi kita masing-masing. Pertama, kita harus mengetahui bahwa sekarang ini mental kita sudah jelek dari awal sehingga kita perlu me-reset semua perlu semua pola pikir yang telah terbentuk dari zaman penjajahan tadi. Kita harus bisa menerapkan prinsip berpikir baru bahwa Korupsi itu haram untuk dilakukan.

Kedua, rakyat Indonesia harus menyadari bahwa tindakan korupsi itu merugikan semua pihak, terutama negara. Dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi pada suatu negara, negara tersebut pasti akan dipandang sebagai bangsa yang jelek dan memiliki kepribadian murahan oleh negara lain sehingga nama baik bangsa kita akan tercemar di level internasional.

Untuk yang terakhir, kita harus  selalu ingat bahwa nasib suatu negara bergantung dari para penduduk dan para pemimpin-pemimpin dari negara tersebut. Saat kita dewasa nanti, kita bisa menjadi orang yang berpengaruh terhadap negeri kita ini. Oleh karena itu kita harus meninggalkan budaya korupsi kita bila negara kita ingin terus menjadi lebih baik. 

Tanpa korupsi, devisa negara kita akan terus meningkat, hutang negara dapat dengan segera dilunasi, kemajuan perekonomian Indonesia akan meningkat dan yang terpenting  adalah negara kita akan menjadi negara maju seperti China,Jepang,dan sebagainya.

 Baiklah, cukup sekian dari apa yang  telah saya sampaikan pada topik kali ini. Jika anda memiliki pendapat  lain yang lebih menarik silahkan tulis di kolom komentar. Artikel ini akan lebih sempurna dengan bantuan dari para pembaca sekalian. Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan dalam kata maupun ejaan. Akhir kata, saya Kelvin sampai jumpa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun