Setelah doa selesai aku mampir ke rumah Kaleb untuk nonton Final Piala Presiden bersama. Pertandingan pun berlangsung sengit antara tim Papua melawan Arema. Hasil akhirnya adalah arema yang menag dengan skor 5-1. Setelah pertandingan selesai aku langsung memutuskan untuk pulang kerumah karena malam sudah semakin larut. Ternyata, rumahnya masih dikunci lalu aku mampir kerumah anak Pak Marimin dan mengobrol bersama serta menonton televisi bersama dengan anak, cucu pak Marimin. Tidak lama kemudian akhirnya aku pulang kembali kerumah dan tidur.
             Keesokan harinya, aku bangun seperti biasa lalu aku melihat Stainley sedang membantu ibu masak di dapur. Aku ke kamar mandi lalu menyapu rumah. Setelah itu kami memunggu bapak tapi bapak tidak segera pulang.  Aku segera ke warung dulu membeli susu untuk tenaga lalu menyusul bapak ke sawah. Ternyata bapak sedang membalikki tanah di sawah. Kami langsung membantu karena masih banyak yang  belum selesai .Â
Setelah  2 jam di sawah ,bapak memutuskan untuk pulang meski pekerjaan belum selesai karena sudah siang dan bapa sudah lapar. Setelah itu sarapan lalu membantu ibu menggoreng bakwan jagung. Selanjutnya aku bermain bersama ke rumah FC dan bertemu mbak Rosa.Setelah dolan aku makan siang dan pergi kerumah Felice membantu memotong pepaya. Setelah itu kerumah Pak Kasdi main badminton lalu pulang, mandi,makan malam,Perpisahan .
             Setelah sampai dirumah aku bercerita panjang ke bapak, ibu, Pak Wardoyo, Bu Widi tentang pesan kesan selama 4 hari disana sampai tengah malam lalu tidur.
Keesokan harinya, aku beraktivitas seperti biasa dan siap siap pulang. Tidak lupa aku pamit dan mengucapkan terima kasih dan meminta maaf ke bapak dan ibu . Aku juga terharu karena sudah diajari bagaimana caranya bekerja di sawah dan cara memasak beberapa macam makanan dengan menggunakan bahan alami. Ibuku dan Bapak asuhku juga mau memberi aku pesangon yaitu oleh-oleh berupa makanan yang jumlahnya sangat banyak sebagai ucapan terima kasih dari keluarga dan kenang-kenangan.
            Lewat Live in ini, aku belajar banyak mengenai bagaimana cara orang hidup di dalam kesederhanaan dan juga cara hidup masyarakat desa yang kekeluargaanya masih erat antara satu dengan yang lain. Aku bisa merasakan betapa susahnya perjuangan sang bapak untuk merawat tanaman yang mereka tanam di sawah.
Saya, Marcellinus Kelvin dan inilah kisah Live-in ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H