Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Dapet "S8" dari Tuhan

16 September 2017   00:28 Diperbarui: 16 September 2017   01:11 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                        Setelah dinasehati demikian aku sempat putus asa karena itu benar-benar memerlukan perjuangan yang berat sekali, dan aku tidak yakin bahwa aku bisa melakukannya. Serta saat itu sudah pertengahan bulan Mei dan sebentar lagi aku akan menghadapi Ulangan Kenaikan Kelas. Itu artinya bahwa persiapanku untuk bekerja keras itungannya sudah telat dan hanya tugas akhir serta UKK saja kesempatanku. Tapi aku tidak mau menyerah begitu saja karena aku butuh gadget baru serta aku sangat menginginkan  tipe gadget itu. Aku yakin aku pasti bisa, tidak bisa itu hanya untuk orang yang tidak memiliki daya juang dan juga meskipun itu merupakan hal yang mustahil bagiku, tetapi bagi Tuhan tak ada yang mustahil.

                        UKK akan dilaksanakan pada awal Juni. Minggu-minggu terakhir sebelum UKK, aku belajar dengan giat bila ada ulangan dengan harapan bisa membantu mengangkat nilai raportku nantinya. Aku mengerjakkan tugas akhir semester dengan penuh semangat serta ambisius. Pada H-3 sebelum UKK,karena itu merupakan hari Jumat pertama maka aku juga menyempatkan diri untuk pergi ke gereja ikut misa adorasi dan berdoa di hadapan Bunda Maria untuk memohon restu agar UKK bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 

Pada H-2 sebelum UKK, aku juga pergi ke gereja lagi untuk mengikuti misa mingguan serta memohon berkat dalam menjalani UKK. Pada H-1 sebelum UKK, orang tuaku datang untuk menjengukku tetapi sebentar saja karena besok paginya ujiannya Biologi yang teramat sangat banyak hapalannya. Aku belajar di kamar terus dari siang hingga malam dan tak kunjung selesai. Tapi aku harus tetap berusaha agar hasilnya bisa tidak mengecewakan. 

Saat hari ke 5 UKK, hasil UKK Biologiku dibagi dan ternyata hasilnya nilaiku hancur. Aku sangat sedih karena aku merasa gagal serta semakin memadamkan semangatku untuk masuk ke 10 besar.  Aku setiap hari berdoa pada Tuhan saat UKK agar aku bisa mengerjakkan soal.  

Akhirnya ada juga beberapa nilaiku yang memuaskan dan ada beberapa pula yang lumayan. Saat hari ke 9 UKK, aku juga dikecewakkan lagi karena soal Matematika yang  kukerjakkan banyak yang tidak ada jawabannya. Karena hal itu aku menjadi  tidak selesai  mengerjakkan soal dalam UKK mat.

                      Beberapa hari kemudian, akhirnya UKK selesai. Aku menjadi lumayan lega karena tanggunganku di kelas 10 ini sudah usai. Tetapi aku masih takut bagaimana bila aku tidak masuk ke 10 besar. 2 hari kemudian guru Matematikaku di sekolah menawari tugas tambahan untuk memperbaiki nilai UKK. Aku segera mendaftar dan mengikutinya dengan harapan agar nilaiku bisa lebih tinggi lagi. Tak lupa juga aku berdoa pada Tuhan agar nantinya aku bisa berhasil dalam perjuanganku ini. Pada H-2 sebelum penerimaan raport, sekolahku mengadakan misa taize. Misa Taize adalah misa yang diadakan untuk merasakan posisi jatuhnya seorang manusia yang sangat memohon sekali untuk menerima belas kasihan Tuhan.  

Aku langsung berniat untuk datang ke misa tersebut karena itu semua sesuai dengan perasaan yang sedang aku hadapi saat itu. Takjub, semua kondisi di dalam misa hampir seluruhnya gelap gulita. Cahaya hanya datang dari nyala lilin dan beberapa lampu dekorasi. Dari awal sampai akhir misa gelap. Itu semakin membuat aku menangis dan memohon pertolongan Tuhan. Tanpa bantuan dari Tuhan aku tidak sanggup untuk melakukan itu karena aku tahu bahwa nilaiku waktu UKK tidak bisa maksimal dan hanya inilah cara terakhir untuk membuat itu terwujud yaitu mengandalkan mujizat Tuhan. 

Di dalam Misa romo  ber-khotbah bahwa "Usaha tidak akan mengkhianati hasil, Tuhan tahu isi hatimu dan jika kamu mempunyai permohonan yang dipanjatkan dengan tujuan yang baik serta dengan sepenuh hati, Tuhan pasti akan mengabuklannya ". Aku sangat dikuatkan sekali tentang perkataan itu. Malamnya aku berdoa pada Tuhan dan cerita kepada Tuhan mengenai hal itu. Dengan perkataan tadi aku sangat mohon sekali kepada Tuhan. Tetapi bila Tuhan tidak mengabukannya aku juga harus tidak boleh marah.

                     Pada H-1 sebelum penerimaan raport, ada yang namanya Momento yaitu acara untuk mengingat lagi kenangan yang telah dilalui selama 10 bulan. Tetapi uniknya, waktu sesi kelas, semua orang di kelasku menangis karena saat itu ada 8 orang yang nilainya pas-pasan dan beberapa diantaranya kemingkinan besar tidak naik kelas. Seluruh anggota kelas menangis dan terharu bersama karena kami juga akan sedih bila ada teman sekelas kami yang tidak naik kelas. Kami berdoa dengan bergandengan tangan mengucapkan ujub satu-persatu sambil menangis terharu.

 Wali kelas kami juga ikut terharu dengan semangat compassion yang kita miliki untuk mendukung 1 sama lain. Setelah berakhirnya sesi itu, aku menyempatkan diri malam-malam untuk pergi ke kapel berdoa dengan Tuhan agar nilai raportku esok hari bisa memuaskan. Malamnya, aku juga menyempatkan diri sekali lagi untuk berdoa Rosario agar permohonanku ini terkabul. Saat hampir tidur, aku menyanyikan lagu  rohani "penolong hidupku", dan hebatnya lama-lama aku menangis terharu saat menyanyikan lagu itu. Aku terasa seperti orang yang tak berdaya yang benar-benar ingin belas kasihan Tuhan. Mungkin aku menangis karena Tuhan tahu aku menyanyi dengan hati.

                       Sekarang, tibalah saatnya dimana raport akan dibagi. Sebelum penerimaan raport, di sekolahku diadakan upacara penutupan tahun ajaran. Setelah upacara selesai, kami langsung masuk ke kelas dengan perasaan pasrah. Tetapi, wali kelasku tak kunjung datang. Kelas lainnya walikelasnya sudah datang semua dan hanya tinggal kelasku saja. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya wali kelasku datang. Tak lama kemudian raport dibagikan. Setelah semuanya mendapat raport masing-masing, kami bersama membuka raport.  Aku senang karena nilaiku banyak yang naik dibandingkan dengan semester lalu, tapi ada juga mapel yang nilainya turun. Kebetulan, teman sebangkuku adalah peringkat 8. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun