Masjid Jogokariyan berawal dari sebuah langgar yang cukup kecil yang terletak pada Jl. Jogokariyan No. 36, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu masjid yang sangat populer di kalangan warga Jogja maupun wisatawan yang berkunjung.
Masjid ini terkenal karena memiliki berbagai festival dan kegiatan atau tradisi saat hari-hari besar islam, terutama pada saat bulan Ramadhan telah tiba tempat ini juga sering menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi beberapa wisatawan yang ingin mengetahui seluk beluk dan sejarah yang ada dalam Masjid Jogokariyan.
Masjid Jogokariyan memiliki sejarah yang sangat memukau dan panjang. Dibangun pada tahun 1760 oleh Sultan Hamengku Buwono I dan didirikan atas prakarsa H Ahmad Dahlan (pendiri Muhamamdiyah), masjid ini menjadi bukti nyata keagungan arsitektur Jawa pada masa lalu. Nama "Jogokariyan" sendiri memiliki makna yang dalam, karena mengacu pada nama desa yang menjadi letak masjid ini berdiri.
Selain menjadi tempat ibadah utama bagi umat Islam di sekitarnya, Masjid Jogokariyan juga berperan sebagai pusat kegiatan keagamaan. Setiap hari, masjid ini diisi dengan kegiatan seperti pengajian, kelas agama, dan berbagai acara sosial keagamaan lainnya. Ini menjadi simbol vitalitas dan keberagaman budaya yang ada di Jogjakarta.
Sejak didirikan, Masjid Jogokariyan juga menjadi pusat pendidikan agama. Dengan menyelenggarakan berbagai kelas agama dan diskusi keagamaan, masjid ini berkontribusi pada peningkatan pemahaman agama dan moral di masyarakat.
Inisiatif ini penting untuk memperkokoh nilai-nilai spiritual dan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Masjid bercorak Muhammadiyah ini juga terletak dekat dengan salah satu Pondok Pesantren yang juga memiliki nilai sejarah yang cukup panjang yaitu Pondok Pesantren Krapyak.
Salah satu kegiatan atau program yang membuat Masjid Jogokariyan lumayan terkenal adalah program Saldo Infak Nol Rupiah nya. Program ini memiliki tujuan untuk membuat saldo infak yang masuk ke Masjid Jogokariyan selalu habis digunakan untuk keperluan masjid dan juga warga sekitar.
Dari wawancara yang saya lakukan “Pengelola Masjid Jogokariyan selalu menggunakan seluruh saldo infak sebagai sarana membangun dan menambah fasilitas yang berada pada Masjid” ujar Mumtaz penduduk asli sekitar Masjid Jogokariyan.
Memiliki arsitektur bernuansa Jawa Modern dengan aula disebelah selatan masjid dengan bangunan berwarna kehijauan dan letak yang strartegis yaitu berada pada perempatan di tengah-tengah Kampung Jogokariyan dengan luas tanah 1478 meter persegi dan terdiri dari tiga lantai, Masjid ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti bangunan utama 3 lantai, ruang utama 1 buah, serambi 3 buah, ruang serbaguna 1 buah, ruang tidur/penginapan 3 buah, ruang etalase 1 buah, ruang kantor 1 buah, ruang gudang 3 buah, ruang poliklinik 1 buah, ruang perpustakaan 1 buah, garasi 1 buah, tempat Wudu 5 lokal, kamar mandi 30 buah, ruang dapur 1 buah, menara 1 buah, sound system 1 set, hall 1 buah, Islamic Center 1 buah, hotel kualitas bintang 4 sebanyak 11 kamar, secretariat 1 buah, CCTV 1 set (16 kamera), fingerprint 2 set, mobil operasional masjid 1 buah.