Mohon tunggu...
KELVIN RIUPASSA
KELVIN RIUPASSA Mohon Tunggu... Dokter - Covid 19 Frontliner Mahasiswa Magister Kajian Administrasi Rumah Sakit FKM Universitas Indonesia

Tidak ada kata terlambat untuk berkarya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Krisis Masker N95, Apa yang Harus Dilakukan Rumah Sakit?

23 Juni 2020   23:25 Diperbarui: 23 Juni 2020   23:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan

Rumah Sakit ini, sejak bulan Maret 2020, dilakukan pemisahan IGD  Influenza Like Illness (ILI), dengan tujuan memisahkan pasien yang berpotensi menderita Covid 19 sesuai arahan WHO, dengan  demikian masker  N95 hanya diberikan bagi petugas kesehatan di IGD ILI dan analis yang akan melakukan swab tenggorokan.  

Sejalan dengan berlangsungnya pelayanan di rumah sakit didapatkan beberapa pasien tanpa gejala ILI namun setelah di Rapid Test ternyata hasilnya reaktif Covid 19, dan PCR positif Covid 19. 

Puncaknya pada pertengahan April 2020, didapati 6 tenaga medis yang terdiri dari 1 Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi, 1 Dokter Umum, 2 Perawat, dan 2 Tenaga Gizi, dengan hasil PCR positif Covid 19.

Hal ini menimbulkan kecemasan massal di kalangan rumah sakit, termasuk para dokter spesialis. Untuk mengatasi kecemasan tersebut managemen rumah sakit dan komite medik, mengambil kebijakan untuk penggunaan Gown, Masker N95, google, dan face shield bagi para dokter spesialis yang melakukan pemeriksaan baik di poliklinik maupun di rawat inap. 

Kebijakan ini menimbulkan permasalahan baru karena dalam satu hari rumah sakit membutuhkan 15-20 masker N95 Pengambilan sample pernapasan (swab nasofaring dan orofaring). Kelangkaan barang, dan harga yang melambung tinggi menyebabkan logistik rumah sakit kesulitan dalam menyediakan masker N95. Masker N95 berada dalam kondisi kritis di Rumah Sakit.

Pengujian 

Pada awal Mei 2020 Unit CSSD dan PPI Rumah Sakit mulai melakukan uji pemrosesan ulang masker N95, dengan metode yang direkomendasikan oleh HISSI. Pemanasan kering menggunakan oven dengan suhu 70 derajat celcius, didapati hasil masker N95 mengalami perubahan bentuk mengkerut, sehingga tidak dapat digunakan kembali. 

Pemanasan basah dengan uap air mendidih menyebabkan masker N95 basah dan terkendala pada proses pengeringan setelah diberikan uap air mendidih. Tak kehilangan akal tim CSSD dan PPI Rumah Sakit, mencoba sterilisasi menggunakan sinar UV dengan dosis yang disesuaikan dengan luas ruangan untuk mensterilisasi masker N95. 

Pemrosesan selama 1 jam dilakukan sehari dua kali, sesi pagi digunakan untuk mensterilisasi masker N95 petugas shift sore dan malam dan sesi sore hari untuk mensterilisasi masker petugas malam. 

Sekali proses sterilisasi dapat menghasilkan 20 masker N95 yang telah dapat digunakan kembali, tentu saja sebelum disterilisasi masker N95 diberi nama dahulu untuk menghindari tertukarnya masker. Standar Prosedur Operasional pemrosesan ulang masker N95 dibuat dengan ketentuan 1 masker hanya boleh 5 kali disterilisasi sesuai rekomendasi HISSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun