Melihat bahwa salah satu masalah terbesar rendahnya penerbitan Green Bonds adalah rendahnya supply-demand diantara penerbit obligasi dan calon investor. Dengan ini sekiranya poin keempat perlu digaris bawahi mengenai sosialisasi lingkungan yang setiap harinya semakin mengkhawatirkan. Salah satu upayanya adalah dengan sosialisasi urgensi dari lingkungan itu sendiri. Belanda sebagai negara yang dikenal negara di bawah permukaan laut sangat berupaya dalam menerbitkan Green Bonds, data terakhir pada tahun 2018 Belanda telah menerbitkan Green Bonds sebesar 160.000 juta dolar AS (Climates Bonds Initiative 2019).Â
Rasa upaya yang tinggi dari masyarakat Belanda sangat tinggi dalam melawan perubahan iklim yang ekstrim. Terbukti dalam 90 menit pertama pemerintah Belanda menerbitkan Green Bonds, pemerintah Belanda berhasil meraup sebesar 23.8 juta dolar AS dari target hanya sebesar 6.71 juta dolar AS. Mencapai oversubscribed sebanyak 3.5 kali lipat dari target awalnya. Walaupun angka tersebut masih lebih sedikit dari yang pernah diterbitkan di Indonesia, namun tidak sebesar Belanda dalam jangka waktu yang singkat saja.Â
Mengingat minimnya perusahaan Indonesia yang terlibat di dalam proyek-proyek hijau, pemerintah dapat mendorong perusahaan tersebut masuk ke dalam sektor hijau dengan pemberian insentif berupa potongan pajak dan penghargaan. Hal tersebut dapat dipandang positif dikarenakan perusahaan yang menerbitkan green bonds harus mengeluarkan biaya tambahan untuk proses verifikasi green bonds serta green project.
Urgensi yang semakin tinggi akan berimplikasi pada peningkatan supply-demand dari Green Bonds. Hanya saja, keadaan lingkungannya saja yang masih kurang diketahui oleh masyarakat banyak. Padahal, sudah banyak kasus-kasus yang merusak lingkungan dan banyak proyek yang dapat dibangun untuk memperbaiki lingkungan di Indonesia. Pemerintah Cina dan Belanda memiliki urgensi lingkungannya masing-masing dan disadari tidak oleh pemerintahnya saja namun masyarakatnya juga. Akan lebih baik bila Indonesia sudah mulai gencar dalam menerbitkan Green Bonds sebelum waktunya terlambat.Â
Kepustakaan:
Amanda, Putri. (2019). Green Bonds in Indonesia: Prospects and Challenge. Pefindo. Diakses dari http://www.pefindo.com/index.php/fileman/file/743
Anderson, James dkk. (2019, 21 Juni). Conservation Finance Takes Off as the Netherlands Issues One of the Largest Green Bonds Ever. World Resources Institue. Diakses dari https://www.wri.org/blog/2019/06/conservation-finance-takes-netherlands-issues-one-largest-green-bonds-ever
Anugrahaeni, Pradina. (2017). Analysis of Indonesian Sovereign Green Bond and Green Sukuk Initiatives. Kajian Ekonomi & Keuangan. Vol.- No.1. Diakses 5 September 2019, dari https://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal/index.php/kek/article/view/266
Chen, J. (2019). Green Bond. Diakses 5 September 2019, dari https://www.investopedia.com/terms/g/green-bond.asp
Clapp, Christa dkk. (2016). Green Bonds and Environmental Integrity: Insight from CICERO Second Opinions. Diakses 5 September 2019, dari https://cicero.oslo.no/en/posts/single/CICERO-second-opinions
Climate Bonds Initiative. (2018). Green Infrastructure Investment Opportunities Indonesia. Jakarta: Penulis. Diakses dari https://www.climatebonds.net/files/reports/climate_bonds_giio_indonesia_report_may2018.pdf