Forest on the beach...
Mangrove sebagai ekosistem yang berada di zona pasang surut yang mampu beradaptasi di lingkungan pesisir, yang beradaptasi dengan sistem perakaran yang menonjol (akar nafas/pneumatofor), sebagai suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau anaerob (Tomlinson, 1995).Â
Mangrove memiliki banyak manfaat bagi manusia dan lingkungan yaitu dapat menyerap karbondioksida yang ada di udara, mampu menahan terjangan ombak untuk melindungi daerah pesisir dan sumber kehidupan bagi biota laut.
Bagaimana nasib mangrove kini?
Nasi telah menjadi bubur, mungkin ini pepatah yang tepat untuk hutan pelindung pesisir pantai. Bagaimana tidak? Horning, et al. (2010) menyatakan penelitian saat telah menginventarisasi kehilangan mangrove secara global mencapai 12% dari tahun 1975-2005. Eksistensi mangrove saat ini sungguh memprihatinkan dan bahkan terancam hilang keberadaanya. Â
Mengapa mangrove begitu penting?
Mangrove dapat secara signifikan melindungi daerah pesisir dari hantaman ombak (Lee, 2017) dan memerangkap sedimen dan pencemar dari sungai yang mengalir ke laut (Hasan et al., 2015). Selain itu, mangrove juga memberikan manfaat bagi masyarakat lokal seperti lokasi rekreasi dan menjadi pemandangan bernilai estetik bagi masyarakat (thiagarajah et al., 2015).Â
Apabila ekosistem mangrove tersebut rusak dapat dibayangkan bagaimana dampak yang dihasilkan dengan masuknya sedimen dan pencemar sungai ke laut dan masuknya air pasang dari laut ke tempat tinggal. hal itu sudah dialami di kalimantan barat pada tahun 2017.