Aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh media massa utama bertujuan untuk menyampaikan informasi dan berita terkini, terancam mendapat kritik karena adanya subjektivitas framing oleh jurnalisme warga. Tujuan untuk menyampaikan opini masyarakat pun juga terancam gagal karena etika yang terlanjur disalahi masyarakat: terlalu subjektif karena 'perasaan pribadi' yang dilibatkan.
Framing yang terdapat dalam karya jurnalistik para jurnalisme warga dapat kita jumpai dengan mudah melalui media sosial yang dekat dengan kita sehari-hari, seperti tulisan yang terdapat dalam Whatsapp atau facebook. Opini jurnalisme warga ini biasa berkutat mengenai kabar bohong atas isu atau permasalahan yang sedang ramai dibicarakan oleh media.
Salah satu contoh nyatanya adalah banyaknya opini yang muncul dari kalangan 'whatsapp keluarga' berupa beredarnya kabar burung yang berbau kabar bohong. Hal ini tercipta dari framing seadanya soal kurang paham dan informasinya para jurnalisme warga dalam menanggapi informasi resmi yang ada. Banyak hal yang menjadi 'korban' framing apa adanya para warga yang disebar melalui aplikasi-aplikasi media sosial tersebut yang dapat menyesatkan orang lain.
KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk yang kompleks. Manusia membutuhkan informasi untuk tetap menjaga diri mendapat informasi terbaru, namun manusia berharap untuk bisa lebih terlibat, bahkan tidak jarang mengganggu aktivitas umum. Kegiatan jurnalisme warga yang seharusnya memberikan pandangan baru, dapat berdampak pada framing yang berbahaya bagi berita yang dikonsumsi masyarakat. Karya jurnalistik yang seharusnya membantu masyarakat dapat menjadi bumerang bagi kredibilitas para jurnalis yang sudah susah payah memenuhi kebutuhan informasi manusia.
Jurnalisme warga harus lebih menaati etika yang ada dan berlaku. Meski sekalipun bukan profesional, namun untuk bisa ikut membagikan informasi, masyarakat awam Perlu belajar agar tidak salah langkah. Jarimu harimau mu, begitulah pesan pepatah. Jurnalisme warga perlu lebih banyak belajar agar opininya tidak menjadi senjata yang menghancurkan keberagaman dan persatuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H