Mohon tunggu...
Tonny Bisam
Tonny Bisam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tertarik membahas apa aja \r\nsaat ini sebagai marketing manajer produk pasutri boyke 085285008088 www.solusiusaha.com,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalla Vs Hatta = 3 vs -1

28 Juni 2014   02:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:31 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Minggu tanggal 29 Juni 2014 direncanakan akan diadakan debat antara cawapres Hatta Rajasa dengan Jusuf Kalla dengan materi sumber daya manusia dan riset dan teknologi.

Dilihat dari latar belakang pendidikan harusnya Hatta yang latar belakang teknik akan keluar jadi pemenang dibanding Jusuf Kalla yang latar belakang ilmu ekonomi.

Akan tetapi skor yang ada saat ini dipikiran saya adalh 3 vs -1 untuk keunggulan Jusuf Kalla.

Ada 3 karya besar atau sumbangsih Jusuf Kalla bagi republik tercinta ini semasa 5 tahun menjadi Wakil Presiden,

1. Menjadi inisiator dari perdamaian Helsinki antara Pem,erintah RI dan GAM  hasilnya GAM melunak tidak jadi menuntut kemerdekaan.

2. perdamaian di poso dalam konflik horisontal yang bernuansa SARA berhasil di damaikan oleh Yusuf Kalla.

3. Yang mungkin dilupakan orang adalah konversi dari minyak tanah menjadi Gas (LNG) di seluruh Indonesia yang getol dilakukan oleh Jusuf Kalla. Jika seandainya konversi gas tidak dilakukan maka setiap kenaikan harga bensin a(BBM) akan didahului atau dibatalkan oleh demo besar-besaran. Akan tetapi karena rakyat tidak ketergantungan lagi dengan minyak tanah sehari harinya maka kenaikan harga BBM terakhir kemarin relatif aman.

Jika Bicara ttg Hatta Rajasa maka yang paling jauh tersimpan dalam memory saya adalah keberhasil beliau mem,bebaskan anaknya dari hukuman penjara menjadi hukumann percobaan yang arti sama dengan tidak dipenjara kecuali rashid melakukan kesalahan yang sama dalam 8 bulan ini. Mungkin ini yang dimaksud beliau dengan persamaan di depan hukum, yang penting udah di hukum, atau ini namanya dagelan hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun