Jiwa anarkis menggeliat...
Memaki setiap pemuisi dengan puisinya
kata per kata...
kata per kata yang nelangsa diantara kerumun jiwa pemberontak
Â
Anjing kerempeng pun semakin menyalak
melolong memaki nestapa pada semburat merah di awan berarak
sejenak, anjing pun kembali bergundik dengan pada jiwa anarkis muda dimimbar yang penuh dosa
bercinta dengan anggur merah laksana darah
diranjang empuk bermotif mawar dengan duri-duri yang telah layu karena lelah
Â
Dadu-dadu dimainkan
Jiwa anarkis pun menang
menyeret kembali anjing lapar yang kini sekarat di tepi jurang
tak ada yang tahu
pagi tak peduli
malam pun enggan untuk mengetahui
Â
Anjing kerempeng menangis pilu
menjilat telapak kaki jiwa anarkis yang kini menjadi tuan...
menjilat telapak kaki jiwa anarkis yang kini menjadi tuan, sahabat
Â
Â