Apa itu Discord?
Discord adalah sebuah aplikasi yang dibuat dari hasil pemikiran Jason Citron, pendiri OpenFeint, sebuat platform permainan sosial. Discord awalnya dibuat untuk para gamer membangun komunitas dan mengobrol. Discord memungkinkan kita untuk saling bertukar pesan, gambar, audio, video, bahkan hingga share screen.
Discord pertama kali dirilis ke publik pada bulan Mei tahun 2015 lalu. Discord telah berkembang untuk memasukkan komunitas dari seluruh internet, mulai dari penulis hingga artis serta penggemar. Popularitasnya semakin meningkat selama pandemi, karena lebih banyak orang yang bekerja, bermain game, dan bersosialisasi secara online, dan Discord mengumumkan bahwa sekarang memiliki lebih dari 140 juta pengguna aktif bulanan.
Discord dapat kita akses melalui komputer dekstop, browser, atau aplikasi seluler. Kita dapat membuat atau bergabung dengan grup, yang disebut sebagai server dengan cara diundang. Namun, ada juga public server yang bisa diikuti oleh siapa saja.
Mengapa Discord disukai anak-anak?
Karena pada aplikasi Discord ini menyediakan berbagai fitur keren yang membuat chatting menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, Discord juga menyediakan kemudahan dalam pembelajaran, diantaranya pembelajaran tidak terikat oleh ruang kelas dapat digunakan untuk mata pelajaran yang sama untuk 2 kelas yang berbeda, untuk berinteraksi dapat menggunakan text channel dan voice channel. Untuk menggunakan aplikasi Discord sebaiknya menggunakan headset atau melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada anak -- anak supaya memudahkan anak -- anak dalam penggunaannya. Discord juga telah merilis versi seluler yang dapat dengan mudah digunakan oleh siapa saja melalui smartphone. Versi seluler ini tersedia di Google Playstore atau bisa diakses melalui website di google.Â
Selain itu, kita juga bisa membagikan artikel ke pengguna lain untuk membuat obrolan menjadi lebih seru. Discord juga sudah terhubung dengan platform yang populer seperti YouTube dan Twitch.
Adanya pandemi Covid-19 membuat kegiatan pembelajaran berubah dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran dalam jaringan (daring) menggunakan beberapa aplikasi seperti Google Class Room, Zoom, Google meet, Youtube dan lain sebagainya. Namun penggunaan aplikasi tersebut membuat peserta didik kurang interaksi langsung dengan pendidik. Sehingga Discord hadir sebagai aplikasi yang membuat pembelajaran lebih nyaman dan menarik. Penulis sudah beberapa kali menggunakan aplikasi Discord dan merasakan aplikasi tersebut nyaman digunakan. Salah satu keunggulan Discord yakni menggunakan data atau kota yang lebih rendah. Interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik bisa di jembatani dengan sangat elegan. Proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik dapat berjalan secara maksimal karena tidak adanya jeda. Di aplikasi Discord berbagai tautan bisa disematkan seperti tautan Youtube, Google form atau bahkan hanya sekedar file dari Google.
Umumnya pada WhatsApp tempat chat hanya tersedia satu dalam suatu group. Sedangkan pada Discord kita bisa membuat banyak tempat chat untuk kepentingan yang berbeda-beda (tempat chatting ini lebih dikenal sebagai channel). Sehingga kita bisa memisahkan obrolan yang penting dan tidak. Metode pembelajaran yang dapat dilakukan pun bervariasi, seperti ceramah, presentasi, debat, serta bertukar pikiran antar kelompok dan kelas. Melalui aktivitas ini para anggota di dalam grup belajar menerapkan etika dalam berkomunikasi, yakni men-silent semua aktivitas yang berkaitan dengan voice. Adapun, fitur background noise suppresion dan noise cancelling membuat suara mikrofon semakin jelas karena tidak ada suara bising yang dapat mengganggu pembelajaran, terutama saat anggota menyampaikan pendapat dan argumentasi menjadi lebih jelas dan tersampaikan dengan baik.
Selanjutnya komunikasi para anggota tidak terbatas hanya dalam server ataupun channel, melainkan mereka dapat berkomunikasi lebih lanjut. Percakapan tersebut meliputi pesan, informasi, dan thread pembahasan lainnya. Tidak hanya itu di dalam Discord, server dan channel terdapat tingkat izin akses yang berbeda untuk pengguna sesuai otoritas yang dimiliki. Mulai dari memiliki izin untuk melarang pengguna lain hingga memiliki kemampuan untuk mengunggah dokumen dan gambar ke saluran. Contohnya, yaitu membuat channel dengan nama "Ruang Guru" dan ingin memberikan akses hanya kepada sesama guru, maka channel tersebut bisa kita buat otoritasnya, sehingga hanya pemilik server dan pengajarlah yang dapat mengakses channel tersebut.
Sebuah inovasi yang patut dibanggakan dalam kemajuan teknologi dan informasi bagi dunia pendidikan. Discord hadir memberi ruang tidak terikat untuk para anggota yang penuh kreativitas. Berbagai fitur menarik telah menyemangati kita untuk lebih produktif. Inilah Discord sebuah tempat untuk kolaborasi online yang efisien, berkomunikasi baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Untuk informasi lebih lanjut silahkan berkunjung pada laman resmi discord: https://discord.com/. Terimakasih telah meluangkan waktu berkunjung dan menbaca artikel ini, semoga informasi yang kami berikan berarti dan bermanfaat untuk Bapak/Ibu Guru dan Dosen sekalian. Mari gunakan Discord untuk Pembelajaran lebih baik.
Alfiyah Thoyyibah
Anita Octaviandin
Desy Putri Rahmawati
Dita Dwi Ramona Sayem
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H