Pandemi COVID-19 mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia. Karena mudahnya penyebaran virus COVID-19, pemerintah menghimbau masyarakat untuk meminimalisir kegiatan yang melibatkan orang banyak dan untuk berkegiatan di rumah saja. Kondisi demikian membuat masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dari sebelumnya, dan dari situ muncul hobi-hobi yang kemudian banyak diminati, salah satunya adalah berkebun.Â
Dikutip dari Okezone.com, Psikolog Klinis Meity Arianty menjelaskan bahwa kegiatan berkebun memang menjanjikan manfaat yang baik untuk kesehatan psikologis karena pada saat memandang tanaman dan menghirup udara segar dari tumbuh-tumbuhan di sekitar, Anda akan merasa lebih sehat.
Alasan inilah yang menggerakkan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok 93 KKN UNS Membangun Desa Periode Juli-Agustus 2021 untuk menggelar sosialisasi mengenai pembuatan pupuk organik berbahan dasar limbah rumah tangga di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada Minggu (22/08).Â
"Daripada sampah basah dari dapur seperti nasi, sayuran, dan lauk basi terbuang sia-sia, mending dibuat menjadi hal yang bermanfaat," ujar Muhammad Aziz Nurdiyanto, penanggung jawab program kerja tersebut.Â
Program kerja sosialisasi mengenai pembuatan pupuk organik berbahan dasar limbah rumah tangga dapat mendukung hobi masyarakat Desa Kesongo dalam berkebun karena dari sosialisasi tersebut masyarakat dapat mengetahui bahwa kebutuhan pupuk untuk tanaman tidak harus berasal dari toko pertanian, melainkan dapat berasal dari limbah rumah tangga yang dihasilkan secara cuma-cuma.
Sosialisasi pupuk organik tersebut dilakukan dengan cara mempraktikkan pembuatan pupuk organik secara langsung di depan ibu-ibu PKK Desa Kesongo menggunakan dua ember yang telah dimodifikasi dengan dilubangi serta dipasangi kran pada salah satu ember, dedaunan, EM4, dan molase. Tips dan trik pembuatan pupuk organik dijelaskan dengan rinci sembari mempraktikkan langkah-langkahnya sampai akhir. Pada saat sesi bertanya, ibu-ibu terlihat antusias untuk menggali informasi lebih dalam.
Selain selain sosialisasi mengenai pupuk cair, diadakan pula sosialisasi mengenai penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang dilaksanakan pada hari yang sama oleh Kelompok 93. Alasan memilih TOGA untuk disosialisasikan kepada ibu-ibu PKK Desa Kesongo yaitu karena manfaatnya dalam peningkatan imun.Â
Angga Susi Anjarwati, penanggung jawab program kerja tersebut, menerangkan, "saat pandemi seperti ini 'kan dibutuhkan imun yang kuat supaya tidak gampang sakit, maka dari itu kami mengajak masyarakat Desa Kesongo untuk menanam TOGA dan memaparkan pemanfaatannya supaya booster imun bisa langsung didapatkan dari halaman rumah."Â
Bibit jahe merupakan tanaman obat keluarga yang disosialisasikan mengingat kemudahan untuk mendapatkannya dan perawatannya. Nantinya, TOGA diharapkan menjadi salah satu pilihan jenis tanaman yang akan ditanam warga di rumah. Dengan begitu, tidak hanya hobi berkebun yang dapat dipenuhi, melainkan juga tanaman hasilnya dapat dimanfaatkan langsung oleh warga.
Sosialisasi protokol kesehatan juga menjadi salah satu rangkaian acara sosialisasi pada Minggu (22/08). Zannuba Zulvan Zardhani, penanggung jawab program kerja sosialisasi protokol kesehatan, memaparkan himbauan pemerintah untuk mematuhi 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Pentingnya penggunaan masker ganda (double masking) juga diinformasikan kepada ibu-ibu PKK Desa Kesongo dalam rangka pencegahan virus COVID-19 varian baru.Â
"Kemenkes kemarin juga telah menyarankan penggunaan double mask atau masker ganda berupa masker medis yang dilapisi masker kain di tengah kasus COVID-19 yang meningkat signifikan melalui akun Twitter @KemenkesRI, maka kami, Kelompok 93, berusaha untuk menyampaikannya kepada masyarakat Desa Kesongo. Untuk kalangan orang tua yang tidak main Twitter 'kan mereka belum tahu," jelas Zannuba.Â
Tidak hanya melaksanakan tiga sosialisasi, Kelompok 93 KKN UNS Membangun Desa Periode Juli-Agustus 2021 juga memberikan sepaket bingkisan dengan isian barang-barang yang berhubungan dengan masing-masing topik sosialisasi. Ada beberapa jenis bibit dan benih TOGA serta sayuran, media tanam yang berasal dari enceng gondok, polybag, hand sanitizer, dan satu bungkus masker medis. Setiap ibu-ibu PKK Desa Kesongo yang mengikuti sosialisasi mendapatkan satu paket bingkisan tersebut. Selain itu, dua pasang ember, satu botol EM4, dan satu botol molase menjadi peninggalan Kelompok 93 untuk ibu-ibu PKK Desa Kesongo.
Harapannya, dengan sosialisasi ini warga Desa Kesongo tetap dapat menjadi masyarakat yang produktif di masa pandemi dengan tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H