Mohon tunggu...
Kelompok 88 KKN UMD UNEJ 2024
Kelompok 88 KKN UMD UNEJ 2024 Mohon Tunggu... Mahasiswa - LP2M UNEJ

Dokumentasi dan informasi terkait KKN UMD UNEJ Kelompok 88 di Desa Kabuaran, Bondowoso, tahun 2024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

POKDARWIS SAKTI bersama Mahasiswa KKN UNEJ Desa Kabuaran Melakukan Studi Banding ke POKDARWIS Desa Lombok Kulon dan Desa Sumberwringin

19 Agustus 2024   13:40 Diperbarui: 19 Agustus 2024   13:44 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai di Kampung Jawa Desa Kabuaran, Bondowoso (Dok. PDD K.88)

Desa wisata adalah sebuah desa yang dikembangkan dan dikelola untuk tujuan pariwisata dengan memanfaatkan potensi lokal, seperti budaya, alam, tradisi, dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Di desa wisata, pengunjung dapat merasakan pengalaman langsung terkait budaya lokal, seperti kesenian, kerajinan, kuliner, serta kegiatan adat. 

Desa wisata juga sering kali menawarkan fasilitas akomodasi, seperti homestay, yang memungkinkan wisatawan untuk tinggal bersama penduduk setempat dan mengalami kehidupan desa secara lebih mendalam. Selain menjadi destinasi wisata, desa wisata juga berfungsi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui pariwisata berkelanjutan, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk desa tanpa merusak lingkungan atau kehilangan nilai-nilai budaya asli dari desa.

Adapun potensi yang dapat dimanfaatkan di desa wisata antara lain wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Secara topografis, Desa Kabuaran memiliki panorama perbukitan dari jajaran Pegunungan Hyang, sehingga dapat dikatakan memiliki potensi wisata alam yang cukup banyak seperti air terjun/tancak, sungai-sungai alami, hutan, dan lain sebagainya. 

Maka dari itu, perlu adanya pengelolaan dari kelompok/komunitas yang mampu memanajemen potensi-potensi objek wisata yang ada di sekitar desa. Kelompok/komunitas tersebut adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) SAKTI Desa Kabuaran yang dikukuhkan pada 09 Agustus 2024.

Sebagai komunitas wisata yang baru berdiri, maka dalam agenda Pokdarwis SAKTI Desa Kabuaran memerlukan adanya studi banding ke Pokdarwis-Pokdarwis yang sudah mampu mengelola secara swadaya dan swasembada, seperti contohnya Desa Wisata Organik Lombok Kulon dan Pokdarwis Sumberwringin yang dikelola langsung oleh BUMDes Raung Asri Sumberwringin beserta kemitraan-kemitraan terkait lainnya seperti Perhutani.

Halaman Bibit Agrowisata Pokdarwis Desa Lombok Kulon (Dok. PDD K.88) 
Halaman Bibit Agrowisata Pokdarwis Desa Lombok Kulon (Dok. PDD K.88) 

Studi banding dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2024, diikuti oleh mahasiswa KKN UNEJ UMD Kelompok 88 dan Pokdarwis SAKTI Desa Kabuaran. Adapun yang menjadi bahan studi banding diawali dengan struktur dan keanggotaan Pokdarwis Desa Wisata Organik Lombok Kulon di Desa Lombok Kulon, Kec. Wonosari, Kab. Bondowoso. 

Selain keanggotaan, Bapak Baidhowi, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Organik Lombok Kulon, juga berbagi bekal pengalaman untuk perintisan awal Pokdarwis, seperti pembinaan sumber daya manusia dan pengelolaan sumber daya alam, serta pengembangan inovasi sumber daya ekonomi dari usaha bibit tanaman.

Usaha agrowisata bibit tanaman menjadi salah satu program tata kelola Pokdarwis Desa Wisata Organik Lombok Kulon dalam menerima revenue untuk kemajuan wisata pada awal perintisan komunitas. Hingga saat ini, bibit tanaman menjadi revenue stream yang masih menjanjikan pemasukan tetap untuk komunitas. Dari stabilitas revenue streams, maka rencana pengembangan berikutnya dari Desa Wisata Organik Lombok Kulon merevitalisasi beberapa lahan yang non-aktif yang dikembangkan menjadi objek wisata.

Potret Pokdarwis dan Mahasiswa KKN Desa Kabuaran bersama Bapak Baidhowi di depan papan nama Teduh Glamping Desa Sumberwringin (Dok. PDD K.88)
Potret Pokdarwis dan Mahasiswa KKN Desa Kabuaran bersama Bapak Baidhowi di depan papan nama Teduh Glamping Desa Sumberwringin (Dok. PDD K.88)

Setelah itu, Bapak Baidhowi mengajak Pokdarwis SAKTI Desa Kabuaran dan Kelompok 88 KKN UNEJ UMD ke salah satu objek wisata yang dikelola oleh Pokdarwis Desa Sumberwringin yang mengolah objek wisata alam menjadi bagian dari wisata buatan, yaitu Rest Area Teduh Glamping Desa Sumberwringin. 

Secara konsep, Pokdarwis Desa Sumberwringin memanfaatkan sumber sungai menjadi atraksi utamanya, dengan fasilitas-fasilitas penunjang kepariwisataan yang akomodatif untuk para pengunjung. Lahan parkir, toilet, persebaran tempat sampah yang strategis, beberapa gazebo dan pujasera cafe menjadi daya tarik tambahan yang membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. Konsep objek wisata Desa Sumberwringin ini memiliki potensi untuk menjadi referensi pengolahan wisata buatan di Sungai Kampung Jawa Desa Kabuaran kedepannya.

[dari kiri] Bapak Hendriyono (Kades Sumberwringin), Bapak Baidhowi (Ketua Pokdarwis Lombok Kulon), dan Bapak Sujono (Kades Kabuaran) (Dok. PDD K.88)
[dari kiri] Bapak Hendriyono (Kades Sumberwringin), Bapak Baidhowi (Ketua Pokdarwis Lombok Kulon), dan Bapak Sujono (Kades Kabuaran) (Dok. PDD K.88)

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, Pokdarwis SAKTI Desa Kabuaran dan mahasiswa KKN UNEJ melakukan wawancara dengan Bapak Kepala Desa Sumberwringin dan Bapak Cadas sebagai bagian dari Pokdarwis Desa Sumberwringin. Dari wawancara tersebut, kami mendapatkan informasi bahwa BUMDes dan Pokdarwis Desa Sumberwringin, serta kemitraan-kemitraan lainnya saling bersinergis sebagai lembaga pengelola dan sumber revenue dari objek wisata di Rest Area Teduh Glamping Desa Sumberwringin.

Setelah dirasa cukup dari Teduh Glamping, kami kembali ke basecamp Desa Wisata Organik Lombok Kulon bersama Bapak Baidhowi. Setelah sholat maghrib, kami melakukan diskusi dan sharing mengenai konklusi dari studi banding yang telah kami lakukan seharian. 

Dari perdiskusian itu, karakter dan sifat-sifat solidaritas Pokdarwis menjadi kunci kesuksesan dalam mewujudkan Desa Wisata. Pokdarwis perlu melakukan konsolidasi keanggotaan sebagai wujud pengembangan SDM dan role-model dari kepariwisataan bagi masyarakat desa. Pengembangan SDM ini melahirkan pemanfaatan dan pengelolaan SDA yang efektif. 

Pengelolaan SDA tersebut dapat dimulai dari permasalahan limbah organik yang dapat menjadi modal aktif pendapatan Pokdarwis dalam merintis komunitas. Keberlangsungan pendapatan ini kembali lagi pada tujuan awal Pokdarwis dibentuk, yaitu mensejahterakan masyarakat desa secara umum dan mengembangkan serta mengelola kepariwisataan dalam rangka kemajuan desa dalam swadaya ekonomi.

"Kita (Pokdarwis) harus mampu me-manage Sumber Daya Manusia masyarakat untuk mampu mengelola Sumber Daya Alam menjadi Sumber Daya Ekonomi masyarakat", jelas Pak Baidhowi sembari menutup perdiskusian pada senja menuju malam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun