Tingkat literasi di Indonesia sangat memprihatinkan, dibuktikan dengan indeks minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah yaitu hanya 0,001 (setiap 1.000 penduduk hanya satu orang saja yang membaca). Selain itu, tingkat membaca siswa Indonesia juga menjadi urutan ke 57 dari 65 negara (PISA, 2010). Di tahun 2022 juga urutannya semakin menurun yaitu urutan ke 62 dari 70 negara.Â
Pemerintah sudah mengerahkan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, namun sampai saat ini masih sedikit program yang berhasil. Tapi di balik itu, Indonesia berhasil meningkatkan angka melek huruf dari 65.5 persen (UNESCO, 2012) menjadi 98,29 persen (SUSENAS BPS, 2020).
Angka tersebut sebanding dengan negara-negara maju seperti Amerika serikat, Korea Selatan, Spanyol dan negara maju lainnya. Namun, kenapa negara Indonesia masih berstatus berkembang?
Selain Indonesia, banyak juga negara lain yang memiliki angka melek huruf yang tinggi namun, masih berstatus negera berkembang. Contohnya seperti, Argentina dan Ukraina.Â
Meskipun negara Indonesia masih belum bisa mendapatkan status negara maju, setidaknya masyarakat Indonesia harus meningkatkan minat baca untuk pendidikan yang lebih baik dan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena membaca merupakan sumber ilmu pengetahuan yang sangat luas dan tidak terbatas.Â
Oleh karena itu, seharusnya dengan melihat angka melek huruf yang tinggi, sangat memungkinkan masyarakat Indonesia untuk rajin membaca terutama untuk para penduduk dengan usia produktif. Kita harus menghilangkan budaya malas di masyarakat dan meluangkan waktu untuk hal yang lebih bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI