Mohon tunggu...
KELOMPOK 4 PRAKSIS SOSIAL
KELOMPOK 4 PRAKSIS SOSIAL Mohon Tunggu... Lainnya - KELOMPOK 4 PRAKSIS SOSIAL

KELOMPOK 4 PRAKSIS SOSIAL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Pesona Natural Tourism Batu Jati Mas (BJM) di Sudut Desa Binangun, Kota Batu

16 Desember 2021   18:33 Diperbarui: 16 Desember 2021   18:40 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan potensi keindahan alam yang luar biasa dan jumlah kunjungan wisatawan ke kota ini. 

Objek wisata kota Batu sangat beragam, dari sejarah, retail, pendidikan, hingga kawasan alam. Kota Batu merupakan salah satu tempat wisata yang paling diminati di Jawa Timur. 

Suasana yang sejuk dikelilingi oleh pegunungan membuat banyak orang datang untuk menghabiskan waktu liburan mereka dan menjadikan masyarakat sekaligus pemerintah Kota Batu juga sedang gencar membuka wisata-wisata baru. Salah satu wisata baru yang dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Batu adalah Wisata Batu Jati Mas (BJM).

Wisata Batu Jati Mas (BJM) merupakan salah satu wisata baru di Kota Batu yang berdiri sejak 15 Juni 2020. Wisata Batu Jati Mas (BJM) memiliki beberapa akun media sosial, yaitu instagram (@batujatimas), tiktok (@batujatimas), facebook (Batu Jati Mas), dan website resmi (https://batujatimas.com). 

Namun, sejak adanya pandemi virus corona ini, telah mengubah kondisi Wisata Batu Jati Mas (BJM) yang sebelumnya selalu ramai dengan para wisatawan untuk berlibur, menjadi sepi. Oleh karena itu, Mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Negeri Malang (UM) memberikan strategi untuk meningkatkan eksistensi wisata dan membangun brand image wisata natural tourism, agar Wisata Batu Jati Mas (BJM) bisa dikenal masyarakat.

Dokpri
Dokpri

Kegiatan ini digagaskan oleh Gusti Indra, Himmatus Tsuraya, Nailyviatul Mazdha, dan Yesica Kurnia (Mahasiswa PIPS UM Tahun 2020) sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini yaitu ingin mengetahui cara dalam meningkatkan eksistensi dan membangun brand image natural tourism Wisata Batu Jati Mas (BJM). 

Hal tersebut diwujudkan dalam beberapa rangkaian kegiatan yang terbagi menjadi 2 (dua) kegiatan, yaitu sosialisasi dan pelatihan. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat desa Binangun dan pengelola Wisata Batu Jati Mas (Mas).

Pada kegiatan pertama, yaitu sosialisasi mengenai “Upaya Peningkatan Eksistensi Wisata Batu Jati Mas sebagai Brand Image Natural Tourism” dilaksanakan sebanyak 2 kali, dengan setiap kegiatan sosialisasi dilakukan selama 120 menit. 

Sosialisasi pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2021 dengan tema “Pentingnya Peningkatan Eksistensi Wisata Batu Jati Mas (BJM)”. Sosialisasi kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2021 dengan tema “Membahas Lebih dalam Mengenai Brand Image Natural Tourism”.

Selanjutnya, kegiatan pelatihan mengenai “Upaya Peningkatan Eksistensi Wisata Batu Jati Mas sebagai Brand Image Natural Tourism” dilaksanakan sebanyak 3 kali, dengan setiap kegiatan pelatihan dilakukan selama 90 menit. Pelatihan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 November 2021 dengan kegiatan pembekalan dan pemberian materi tentang pengenalan media sosial dan cara menggunakan vitur-viturnya dengan baik.  

Pelatihan kedua dilaksanakan pada tanggal 4 November 2021 dengan kegiatan praktek membuat konten di story Instagram dan reels Instagram. Selanjutnya pelatihan yang ketiga dilaksanakan pada tanggal 5 November 2021 dengan kegiatan praktek membuat konten di feed Instagram.

Dokpri
Dokpri

Kegiatan ini mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Desa Binangun maupun dari pengelola Wisata Batu Jati Mas (BJM). Hal itu terbukti dari kegiatan evaluasi yang sudah dilakukan pasca acara sosialisasi dan pelatihan berlangsung. 

Masyrakat dan pengelola wisata merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini, karena di masa seperti ini sangat perlu untuk memiliki strategi dalam meningkatkan eksistensi wisata dan nantinya akan berdampak bagi masyarakat setempat. 

Namun, dari pihak kelompok juga mendapatkan kendala selama kegiatan berlangsung, karena kita harus pintar membagi waktu antara kuliah dan juga kegiatan itu. Terlebih lagi kita harus mencari waktu-waktu senggang saat wisata sedang tidak ramai wisatawan. Namun, secara keseluruhan kegiatan ini dikatakan berhasil dan sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun