Pada tanggal 20 Juni 2022 Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat/Kuliah Kerja Nyata Tematik (PKM/KKNT). Terdapat 10 kecamatan dan 60 desa yang dijadikan lokasi kegiatan PKM/KKNT FIA UB, salah satunya ialah Kecamatan Pakisaji, Desa Wonokerso yang merupakan lokasi PKM/KKNT kelompok 31 (Baswara). Judul yang dibawakan kelompok 31 (Baswara) dalam kegiatan tersebut ialah “Smart Village Government and Creative Economy: Langkah Membangun Desa Wonokerso yang Mandiri dan Berkelanjutan”, dua konsep tersebut bisa dikatakan sebagai program kerja prioritas kelompok 31 (Baswara).
Konsep desa cerdas dan ekonomi kreatif menjadi fokus kelompok 31 (Baswara) dalam kegiatan tersebut. Sosialiasi Ide Usaha, Packaging dan Pemasaran menjadi program kerja untuk mendorong lahirnya ekonomi kreatif di Desa Wonokerso, adapun ide usaha yang kelompok 31 (Baswara) bawakan ialah pembuatan genteng dari ampas tebu. Pembuatan genteng tersebut didasari oleh latar belakang yang kuat, yakni karena tebu menjadi salah satu komoditas pertanian utama di Desa Wonokerso. Sasaran dari program kerja tersebut adalah UMKM dan juga masyarakat Desa Wonokerso, sebagai upaya untuk memajukan UMKM atau usaha Desa Wonokerso yang berdaya saing global.
Pembuatan genteng dari ampas tebu ini masih dilakukan secara manual menggunakan tangan, oleh karena kelompok 31 (Baswara) belum menemukan usaha yang bergerak dalam bidang tersebut, sehingga tidak ada mesin atau teknologi yang mendukung dalam pembuatannya. Hal ini bisa dilihat sebagai potensi dan peluang bagi masyarakat Desa Wonokerso untuk menjadi pionir dalam memanfaatkan ampas tebu menjadi genteng yang kuat, tahan banting, tahan air, dan juga tahan panas.
Pembuatan genteng dari ampas tebu ini terbilang mudah, bahan yang digunakan adalah ampas tebu halus, bubur kertas, lem fox dan semen putih. Langkah pertama ialah melakukan pemilahan ampas lembut dari ampas kerasnya, langkah kedua ialah melakukan penghalusan ampas lembut dengan menggunakan blender, setelah ampas tebu lembut menjadi halus maka selanjutnya dilakukan penyaringan ampas tebu yang telah halus, setelah dilakukan penyaringan ampas tebu tersebut dicampur dengan bubur kertas, lem fox, dan semen putih, setelah semuanya tercampur dengan merata hal yang harus dilakukan ialah pencetakan menggunakan genteng tanah dengan menggunakan alas dari plastik, langkah terakhir dari pembuatan genteng ampas tebu ini adalah penjemuran, genteng dijemur hingga benar-benar keras.
Kedepannya genteng tebu ini akan diusung Pemerintah Desa Wonokerso sebagai komponen dalam pembangunan infrastruktur agrowisata milik Desa Wonokerso yang tentunya akan menambah daya tarik dan keunikan agrowisata Desa Wonokerso.
Selain daripada pembuatan genteng ampas tebu diatas yang merupakan fokus dari Creative Economy. Kelompok 31 (Baswara) juga membawakan program kerja berupa pembuatan artikel desa, infografis, digitalisasi arsip dan pembaruan feed Instagram desa yang menjadi fokus Smart Village Government. Pengembangan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam mendukung pembentukan agrowisata Desa Wonokerso dan penyuluhan pajak yang menjadi fokus Creative Economy.
Adapun program pendukung yang dibawakan yakni pengelolaan tempat sampah terpadu (TST), pengembangan kreativitas, dan penyuluhan anti narkotika serta seks bebas. Selain daripada program kerja prioritas dan pendukung, kelompok 31 (Baswara) juga membawakan program tambahan berupa kegiatan senam pagi, partisipasi menjadi panitia qurban, dan melaksanakan perlombaan anak-anak. Kegiatan PKM/KKNT FIA UB ini diakhiri pada 18 Juli 2022 dengan dilakukan penutupan sekaligus perpisahan di Kantor Desa Wonokerso.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H