Mohon tunggu...
Meyliani Anggraeni
Meyliani Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi D3 Akuntansi

Halo! Saya seorang mahasiswi aktif semester 1 dari D3 Akuntansi UPN "Veteran" Jakarta yang memiliki kegemaran membaca buku dengan genre historical-fiction serta gemar menekuni hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kesadaran Akan Bahaya Merokok untuk Siswa Kelas VII SMPN 184 Jakarta Timur

23 November 2024   20:44 Diperbarui: 23 November 2024   23:17 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Diagram lingkaran pre-test mengenai “Apakah Anda memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok?”

Muhammad Bayu Saputra 1; Rinda Putri Haryanti 2; Zahra Khairunnisa3; Azzahra Aquira Sasha4; Asri Nur Safitri5; Meyliani Anggraeni6; Dhawam Anugerah Sujati7; Andita Muhaini8; Andini Mutiara Kamal9; Devi Satia Darmawan10

Hasan Basri; Hairunnisa Sagala; Kasno Atmo Sukarto; Rifa Aatiyah; Syarif Ali

Diploma 3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

E-mail: 2410102001@mahasiswa.upnvj.ac.id; 2410102007@mahasiswa.upnvj.ac.id; 2410102008@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2410102010@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2410102011@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2410102012@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2410102018@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2410102029@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2410102040@mahasiswa.upnvj.ac.id 

Abstract

Indonesia has the highest number of male smokers in the world, with 70,2 million adult smokers, or about 34,5% of the population. This figure creates a public health crisis with smoking becoming increasingly common among teenagers, despite a ban for those under 18. More than 40% of students aged 13-15 have consumed tobacco, often under the influence of peers. This shows that smoking habits continue to increase in Indonesia, even though cigarette poison has a bad impact on health. By the PKM draft, this PjBL implementation team raised the issue in class VII B SMPN 184 East Jakarta regarding “Increasing Awareness of the Dangers of Smoking”. The purpose of the PjBL team is to raise awareness, explain, and educate about the dangers of smoking in grade VII of SMPN 184 East Jakarta, with the hope that students will know the impact of smoking at a young age as well as prevent it. The method was used through the socialization and the implementation of the pre-test and post-test to find out the extent to which students know about cigarettes. The results of this increase show that the socialization provided by the PjBL team has succeeded in increasing the understanding of all participants who previously did not fully understand the dangers of cigarettes. In the pre-test, 94% had acknowledged the dangers of smoking. After the post-test was carried out, there was an increase to 100% of students who understood the dangers of cigarettes, so there was a significant difference in the pre-test implementation stage and an increase when at the post-test stage. Seeing the increasing percentage and change of choice shows that the PjBL team was able to explain the material well and hopes to increase awareness of the dangers of smoking.

Keywords: air polution, cigarrette, teenagers.

Abstrak

Indonesia memiliki jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia, dengan 70,2 juta perokok dewasa, atau sekitar 34,5% dari populasi. Angka ini menciptakan krisis kesehatan masyarakat dengan kegiatan merokok semakin umum di kalangan remaja, meskipun ada larangan bagi yang berusia di bawah 18 tahun. Lebih dari 40% pelajar usia 13-15 tahun telah mengkonsumsi tembakau, seringkali terpengaruh oleh teman sebaya. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok terus meningkat di Indonesia, meski racun rokok berdampak buruk pada kesehatan. Sesuai dengan rancangan PKM, tim pelaksana PjBL mengangkat isu ini di kelas VII B SMPN 184 Jakarta mengenai "Peningkatan Kesadaran Bahaya Merokok". Tujuan tim pelaksana PjBL adalah untuk meningkatkan kesadaran, menjelaskan, serta mengedukasi mengenai bahaya merokok bagi remaja di kelas VII SMPN 184 Jakarta, dengan harapan siswa mengetahui dampak yang ditimbulkan merokok di usia muda sekaligus memghindarinya. Metode yang digunakan melalui pendekatan sosialisasi pemahaman dan dilaksanakannya pre-test serta post-test untuk mencari tahu sejauh mana siswa mengetahui tentang rokok. Hasil peningkatan ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang diberikan oleh tim pelaksana PjBL berhasil meningkatkan pemahaman semua peserta yang sebelumnya belum memahami sepenuhnya tentang bahaya rokok. Pada pre-test 94% siswa telah memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok. Setelah dilakukan post-test terjadi peningkataan menjadi 100% siswa yang memahami bahaya rokok, sehingga terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada tahap pelaksanaan pre-test dan meningkat ketika pada tahap post-test. Melihat persentase yang meningkat dan perubahan pilihan menunjukan bahwa tim pelaksana PjBL mampu menjelaskan materi dengan baik serta harapan dapat meningkatkan kesadaran bahaya merokok.

Kata kunci: polusi udara, rokok, remaja.

PENDAHULUAN

Komitmen terhadap lingkungan hidup mengacu pada dedikasi dan tekad seseorang atau kelompok masyarakat untuk melindungi dan melestarikan alam serta sumber daya. Masalah lingkungan di Indonesia yang kita hadapi dari tahun ke tahun semakin mengkhawatirkan, sehingga mengganggu sistem lingkungan meliputi udara, tanah, hingga air yang bahkan bisa menjadi topik menyorot perhatian di sekitar kita. Sebagian besar permasalahan lingkungan adalah akibat perbuatan manusia yang membawa dampak terhadap isu lingkungan menjadi permasalahan multidimensional yang melibatkan berbagai kalangan karena mempengaruhi kualitas hidup manusia di masa mendatang. Semua manusia berhak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat adalah lingkungan yang memiliki air bersih, energi bersih, dan udara yang bersih.

Pembangunan ekonomi berkelanjutan pun perlu memperhatikan pembangunan yang berwawasan lingkungan, upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan perekonomian yang terencana dan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu hidup. Disadari sepenuhnya kegiatan pembangunan terutama bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik bersifat negatif maupun positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.

Permasalahan lingkungan yang terjadi di Jakarta tidak lepas dari permasalahan pencemaran udara. Menjelang puncak musim kemarau di tahun 2024, DKI Jakarta mengalami penurunan kualitas udara menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan buruknya kualitas udara di Jakarta disebabkan berbagai faktor, terutama padatnya kendaraan atau transportasi yang menjadi penyumbang polusi udara terbesar, dengan angka yang mencapai 44 persen. Polusi udara di Indonesia, khususnya di Jakarta, menjadi masalah serius yang memengaruhi kualitas hidup penduduknya. Air Quality Life Index (2023) menyampaikan bahwa penduduk Indonesia diperkirakan akan kehilangan 2,5 tahun dari usia harapan hidupnya saat ini. Indonesia menduduki peringkat ke-17 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, dengan konsentrasi PM2,5 dengan skor 177 yang sudah dikategorikan tidak sehat oleh BMKG dengan data terbaru 20 September 2024. Penyebab polusi udara tidak hanya diakibatkan oleh faktor emisi gas pembuangan kendaraan bermotor, industri pembangkit listrik, bahkan rokok pun menyumbang polusi udara saat ini.

Kondisi kesehatan warga Jakarta pun diperburuk dengan adanya kebiasaan merokok di ruangan tertutup maupun terbuka. Semua tentu tahu, merokok adalah kebiasaan yang buruk bagi kesehatan. Baik bagi tubuh si perokok maupun orang di sekitarnya yang bukan perokok atau seringkali disebut “perokok pasif”. Bahkan, asap rokok langsung berinteraksi langsung dengan 

kesehatan terutama saluran pernapasan. Dengan adanya polusi yang sudah buruk ditambah dengan adanya asap rokok.

Indonesia memiliki jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia dan peringkat ketiga terbesar dalam jumlah perokok setelah India dan China. Sebanyak 70,2 juta orang dewasa di Indonesia adalah perokok, atau sekitar 34,5% dari populasi dewasa. Angka yang mengkhawatirkan ini tidak hanya mencerminkan masalah kesehatan individu, tetapi juga menciptakan krisis kesehatan masyarakat yang serius. Hal tersebut sangat berkaitan dengan kebiasaan orang dewasa yang mengkonsumsi rokok hingga menjadi kecanduan karena rokok mengandung zat adiktif, promosi yang semakin bervariatif melalui internet sehingga semakin meningkat juga jumlah perokok di Indonesia dan tak heran jumlah perokok akan selalu naik setiap tahunnya.

Menurut Levy (dalam Andarini dan Purnamasari, 2011) perilaku merokok adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang berupa membakar rokok dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Hurlock (dalam Suryana et.al) Remaja adalah suatu masa transisi atau masa peralihan dari fase anak-anak tinggi (high curiosity). Akibatnya tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja mencoba untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh orang dewasa. Salah satu contoh penyimpangan yang banyak ditemui pada remaja adalah perilaku merokok.

Sekarang ini rokok dan remaja telah menjadi topik yang sangat penting dalam konteks kesehatan masyarakat. Bahaya merokok bagi remaja menjadi perhatian serius, karena remaja seringkali menjadi sasaran penjualan rokok. Berdasarkan hasil riset terbaru dari Kemenkes (2023) memperlihatkan hasil bahwa remaja yang merokok dari tahun ke tahun meningkat. Meskipun ada larangan membeli tembakau untuk mereka yang masih berusia di bawah 18 tahun, lebih dari 40% pelajar di Indonesia berusia 13-15 tahun telah mengkonsumsi tembakau. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang mengapa remaja menjadi target pasar rokok dan bagaimana cara menghentikan serta mencegah kebiasaan merokok pada usia yang masih muda. Begitu masifnya iklan rokok di televisi menyebabkan anak-anak mudah terpapar dengan iklan rokok yang memiliki peran sangat besar dalam mempengaruhi perilaku merokok pada kalangan remaja, dikarenakan citra positif yang ditampilkan pada setiap iklannya. Beberapa kali hasil penelitian menunjukkan, pembatasan jam tayang iklan rokok di televisi tidak efektif. Sesuai dengan pernyataan dari Direktur Eksekutif Lentera Anak Indonesia, Herry Chariansya mengatakan jumlah anak dan remaja perokok disebabkan iklan rokok berhasil menciptakan kesan bahwa merokok adalah sesuatu yang baik, persepsi maskulinitas, dan gaul.

Di mana terdapat peraturan tentang pengendalian zat adiktif yang mengandung  tembakau atau tidak mengandung tembakau, baik rokok atau bentuk lain yang bersifat adiktif, diatur dalam, Bab II Bagian Kedua Puluh Satu Pengamanan Zat Adiktif, dari Pasal 429 sampai Pasal 463. Pada pasal 434 ayat (1) berbunyi “Setiap orang dilarang menjual produk tembakau dan rokok elektronik: menggunakan mesin layan diri; kepada setiap orang di bawah 21 (dua puluh satu) tahun dan perempuan hamil; secara eceran satuan per batang, kecuali bagi produk tembakau berupa cerutu dan rokok elektronik; dengan menempatkan produk tembakau dan rokok elektronik pada area sekitar pintu masuk dan keluar atau pada tempat yang sering dilalui; dalam radius 200 (dua ratus) meter dari satuan pendidikan dan tempat bermain anak; dan menggunakan jasa situs web atau aplikasi elektronik komersial dan media sosial". Berdasarkan penelitian mengenai faktor psikologis yang mempengaruhi remaja merokok yaitu berasal dari teman dengan cara ditawari atau mengikuti perilaku teman, adapun alasan lainnya yaitu untuk mengetahui rasa rokok, tanpa disadari racun dari rokok perlahan menggerogoti tubuh pengkonsumsi.

METODE

Metode merupakan cara yang ditempuh untuk memecahkan suatu masalah terhadap suatu objek yang diteliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa/i serta kesadaran akan bahaya rokok ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode  kualitatif deskriptif ini dimaksudkan untuk memberi gambaran, dan menjelaskan suatu fenomena, kejadian, atau keadaan secara sosial yang lebih mengangkat fakta dan menyajikannya secara apa adanya.

Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan cara sosialisasi secara langsung kepada siswa SMPN 184 Jakarta Timur yang berlokasi di Jl. Lapan Pekayon Pasar Rebo, DKI Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober 2024 pukul 09.00‒11.00 WIB. Dalam kesempatan ini tim pelaksana PjBL menggunakan alat pengumpul data yaitu berupa kuesioner. Kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mendapatkan data dalam menjawab pertanyaan yang dinyatakan dalam rumusan masalah pada proposal. Data yang telah diperoleh melalui kuesioner selanjutnya dianalisis 

secara kualitatif deskriptif. Data hasil kuesioner dikelompokkan dengan kategorisasi pertanyaan yang ada di dalam kuesioner, kemudian dianalisis dengan melakukan presentase jawaban yang diberikan oleh subjek penelitian lalu di interpretasikan. Materi yang disajikan dimulai secara umum mengenai komitmen hidup yang menyangkut dengan kesehatan individu, tingkat polusi yang salah satunya disebabkan dengan rokok, risiko merokok bagi remaja, kerugian ekonomi yang berkaitan dengan rokok, dampak konsumsi rokok pada perokok aktif dan pasif, kandungan bahan-bahan yang terdapat dalam pada rokok, serta peran pemerintah dengan adanya regulasi pembatasan rokok, dengan mengaitkannya pada pandangan Agama Islam, wawasan Pancasila, dan Kewarganegaraan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan membawa topik peningkatan kesadaran bahaya merokok di kelas VII B. Tim pelaksana PjBL menggunakan metode pendekatan kepada siswa dengan mendapatkan balasan yang sangat antusias dan responsif bercerita pengalaman tidak mengenakan dari para perokok aktif yang mereka temui. Serta pemaparan materi dengan metode ceramah yang diberikan membahas dimulai secara umum mengenai komitmen terhadap lingkungan hidup yang menyangkut dengan kesehatan individu bahkan menjadi bagian dari hak asasi manusia dari pandangan kewarganegaraan, tingkat polusi yang salah satunya disebabkan dengan rokok, risiko merokok bagi remaja, kerugian ekonomi dengan kaitannya rokok, dampak konsumsi rokok pada perokok aktif dan pasif, kandungan bahan bahan yang terdapat dalam pada rokok, pandangan agama Islam, serta peran pemerintah dalam adanya regulasi pembatasan rokok.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2024. Diikuti oleh 32 siswa kelas VII B yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 15 siswi perempuan.

Gambar 1. Diagram batang jumlah siswa dan siswi di kelas VII B SMPN 184 Jakarta Timur sebagai target sosialisasi.
Gambar 1. Diagram batang jumlah siswa dan siswi di kelas VII B SMPN 184 Jakarta Timur sebagai target sosialisasi.

Sebelum pemaparan dilakukan, tim pelaksana PjBL memberikan waktu kepada siswa untuk mengisi pre-test yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 2 soal essay yang berfokus pada kepekaan dan opini para siswa terhadap rokok sebelum dijelaskannya materi.

Setelah pemberian materi, para siswa kembali diberikan waktu untuk mengisi post-test dengan soal pertanyaan yang sama, namun terdapat perbedaan pandangan yang cukup signifikan, ini menunjukan bahwa tim pelaksana PjBL mampu memberikan pemahaman terkait bahayanya rokok dan bahwa siswa mendengarkan penjelasan materi dengan baik. Ini menjadi bahan evaluasi tim pelaksana bahwa materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dengan pembawaan tim pemaparan pun mengajak para siswa untuk responsif.

Dari tahapan pre-test dan post-test yang sudah tim pelaksana PjBL lakukan, maka didapatkan hasil perbandingan tingkat pemahaman siswa tentang bahaya rokok.

Gambar 2. Diagram lingkaran pre-test mengenai “Apakah Anda memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok?”
Gambar 2. Diagram lingkaran pre-test mengenai “Apakah Anda memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok?”

Gambar 3. Diagram lingkaran post-test mengenai “Apakah Anda memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok?”
Gambar 3. Diagram lingkaran post-test mengenai “Apakah Anda memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok?”

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui pada pre-test 94% siswa telah memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok. Setelah dilakukan post-test terjadi peningkataan menjadi 100% siswa yang memahami bahaya rokok. Hasilnya peningkatan ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang diberikan berhasil meningkatkan pemahaman semua siswa yang sebelumnya belum memahami sepenuhnya tentang bahaya rokok.

Dengan dua contoh soal sebagai perwakilan penguat tingkat kesadaran responden.

a. Apakah Anda nyaman jika berada di sekitar teman-teman Anda yang merokok?

Gambar 4.  diagram lingkatan pre-test.
Gambar 4.  diagram lingkatan pre-test.

Gambar 5. Diagram lingkaran post-test.
Gambar 5. Diagram lingkaran post-test.

Pada diagram pre-test sebanyak 63% responden menyatakan Sangat Tidak Setuju, 34% menyatakan Tidak Setuju, dan 3% menyatakan Sangat Setuju. Perubahan terjadi pada diagram post-test  di mana peningkatan dengan 84% menyatakan Sangat Tidak Setuju dan 16% responden menayatakan Tidak Setuju. Hasil dari peningkatan ini menunjukkan bahwa mayoritas kenyamanan para responden ketika berada di sekitar teman yang merokok menunjukkan sikap tidak nyaman.

b. Menurut anda, apakah edukasi tentang bahaya merokok perlu ditingkatkan di lingkungan sekolah?

Gambar 6. Diagram lingkaran pre-test .
Gambar 6. Diagram lingkaran pre-test .

Gambar 7. Diagram lingkaran post-test.
Gambar 7. Diagram lingkaran post-test.

Berdasarkan hasil diagram pre-test dan post-test  dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan. Pada pre-test menunjukkan bahwa 69% responden Sangat Setuju, 9% Sangat Tidak Setuju, dan 22% memilih Setuju. Oleh karena itu, tim pelaksana PjBL menjelaskan pemberian materi tentang rokok agar pandangan siswa/I lebih terbuka dan waspada. Pada post-test didapatkan hasil 78% Sangat Setuju, 3% Sangat Tidak Setuju, 13% Setuju, 6% Tidak Setuju. Menunjukkan bahwa tim pelaksana PjBL berhasil membuat siswa/i sadar ingin mendapatkan pengetahuan edukasi tentang bahaya rokok di sekolah

Hasil dari peningkatan tersebut, tidak luput dari penyampaian materi sosialisasi dalam upaya meningkatkan kesadaran bahaya merokok, penting untuk mengetahui dari sisi Agama Islam, Kewarganegaraan, dan Pancasila demi memahami bahayanya bahkan latar belakang mengapa merokok itu dilarang serta berbahaya bila dikonsumsi. Dalam sisi Agama Islam terdapat ayat Al-Quran dalam surat Al-Ma’idah ayat 88 berisi “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” dan adapun hadis yang mengatakan “Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri Ra., bahwasanya Rasulallah SAW bersabda, ‘Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain,” (Hadis riwayat Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri Ra.)

Dari sisi dan Kewarganegaraan yang berkaitan erat peraturan undang-undang dan hak asasi manusia, bahwasanya hak yang didapatkan oleh setiap manusia begitu mereka lahir, manusia berhak menghirup udara sehat dan bersih di lingkungan masyarakat hingga sekolah, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah, menimbang: a. Bahwa untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat didukung dengan penciptaan lingkungan sekolah yang bebas dari pengaruh rokok; b. Bahwa dalam rangka memberikan perlindungan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dari dampak buruk rokok, perlu menciptakan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.

Risiko merokok bagi remaja jauh lebih besar daripada manfaatnya. Remaja yang terpapar asap rokok, baik dari perokok aktif di keluarga maupun lingkungan sekitar, berisiko mengalami berbagai masalah Kesehatan. Melihat berbagai bahaya merokok bagi remaja sebaya, penting bagi kita untuk menjauhkan diri dari kebiasaan merokok.

Dengan memberikan pemahaman melalui edukasi yang menyenangkan dan informatif sebagai bentuk langkah pencegahan. Orang tua memberikan peran penting dengan memberikan contoh positif dalam mengedukasi anak-anak mereka tentang risiko merokok.

PENUTUP

Tim pelaksana PjBL dapat mengambil kesimpulan bahwa dari kedua hasil diagram pre-test dan post-test dari seluruh siswa kelas VII B SMPN 184 Jakarta Timur memiliki pengetahuan yang cukup sebelum dilaksanakannya pemaparan materi oleh tim PjBL kami, ini menjadi apresiasi bagi tim PjBL kami karena sebelum dilakukannya pemaparan mereka sudah memiliki pengetahuan rokok yang cukup sehingga setelah dilakukan oleh tim pemaparan kami, pengetahuan mereka menjadi bertambah dengan hasil yang lebih baik.

Melihat persentase yang meningkat dan perubahan pilihan menunjukan bahwa tim pelaksana PjBL mampu menjelaskan materi dengan baik serta harapan dapat meningkatkan kesadaran bahaya merokok. Selain itu, antusiasme siswa/I kelas VII B SMPN 184 Jakarta Timur menunjukkan bahwa ketertarikan mereka untuk mengetahui lebih lanjut terkait topik yang tim PjBL bawakan dengan data-data yang mendukung serta ke-aktifan bertanya kepada tim pelaksana.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim pelaksana PjBL mengungkapkan rasa bersyukur dan terima kasih kepada bapak Drs. Syarif Ali, M.Si., CHRP selaku dosen pembimbing dan pengajar mata kuliah Kewarganegaraan, Ibu Hairunnisa BR. Sagala, S.Sos., MA sebagai dosen pengajar mata kuliah Pancasila, Bapak Dr. Hasan Basri, S.Sy., M.Pd.I sebagai dosen mata kuliah Agama Islam, serta bapak Dr. Kasno Atmo Sukarto, M.Pd., dan ibu Rifa Aatiyah, M.Pd sebagai dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia yang selalu membantu dan membimbing tim PjBL dalam mengerjakan tugas mata kuliah wajib dalam hampir 6 bulan ini, yang selalu diusahakan dikerjakan sebaik mungkin berkat bantuan bapak dan ibu dosen. Dengan izin Allah SWT tim PjBl mampu menyelesaikan tugas artikel ini dengan baik, meskipun masih terdapat kekurangan yang akan segera diperbaiki untuk ke depannya.

Tim PjBL juga mengungkapkan rasa berterima kasih kepada bapak Atomi, M.Pd selaku kepala sekolah SMPN 184 Jakarta Timur dan bapak Widodo, S.Pd bidang kurikulum SMPN 184 Jakarta Timur yang sudah memberikan izin untuk melakukan sosialisasi kepada siswa/i VII B SMPN 184 Jakarta pada tanggal 25 Oktober 2024.

Dalam pembuatan artikel ini, memberikan tim PjBL kesempatan untuk menambah wawasan tentang bahayanya rokok, diharapkan memberi kontribusi membantu siswa/i SMPN 184 Jakarta Timur yang menjadi lokasi penyuluhan dapat mempertimbangkan dengan baik tindakan yang akan dilakukan demi kesehatan diri sendiri maupun orang lain.

Dokumentasi tim pelaksana PjBL bersama Bapak Widodo
Dokumentasi tim pelaksana PjBL bersama Bapak Widodo
Dokumentasi tim pelaksana PjBL bersama siswa/i kelas VII B SMPN 184 Jakarta
Dokumentasi tim pelaksana PjBL bersama siswa/i kelas VII B SMPN 184 Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Air quality in Jakarta. (2024). Dipetik September 20, 2024, dari iqiair: https://www.iqair.com/indonesia/jakarta

Andarini, D. S. (2011). Efektivitas Pemberian Informasi Kesehatan Reproduksi Terhadap Penurunan Perilaku Merokok Pada Remaja Putri. Insight, 2(9), 188-203. Dipetik November 3, 2024, dari https://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/Santi-Esterlita-Dwi-Shinta-A.pdf

Ariyani, B. (2024). Hubungan antara Kecemasan dengan Perilaku Merokok. (Skripsi tidak diterbitkan), Universitas Islam Indonesia, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Yogyakarta.

Gatchel, R. (1989). An Introducion To Health Psychology. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

Indonesia, B. N. (2023, Juni 23). Polusi Udara di Jakarta Tertinggi se-Asia Tenggara, Dua Tahun Setelah Presiden Jokowi dan Pemprov DKI Kalah Gugatan. Dipetik September 19, 2024, dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjmy2nez84vo

Indonesia, M. P. (2015). Peraturan Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. Dipetik November 4, 2024, dari https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/permendikbud_tahun2015_nomor064.pdf

Komasari, D. &. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi, 1(27), 37-47. Dipetik November 2, 2024, dari https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7008/5460.

Sari, N. R. (2023, Januari 9). Konsumsi Rokok Menyumbang Kemiskinan di Indonesia. Dipetik September 16, 2024, from Kemkes: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2066/konsumsi-rokok-menyumbang-kemiskinan-di-indonesia

Setyianto, D. (2013). Studi Kasus Perilaku Merokok di Kalangan Pelajar SMA Negeri 2 Karanganyar. Dipetik November 2, 2024, dari https://www.neliti.com/publications/13627/perilaku-merokok-di-kalangan-pelajar-studi-kasus-tentang-faktor-dan-dampak-dari#cite

Suryana, E., Hasdikurniati, A. I., Harmayanti, A. A., & Harto, K. (2022). Perkembangan Remaja Awal, Menengah, dan Implikasinya Terhadap Pendidikan. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 8(3). doi:10.58258/jime.v8i3.3494

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun