Ketika Blockbuster memfokuskan diri untuk meningkatkan ukuran snack yang mereka jual, perusahaan-perusahaan lain seperti Netflix dan HBO Go muncul dengan inovasi baru melalui teknologi internet. Mereka menawarkan pilihan dan cara baru untuk menonton film yang dengan cepat menghancurkan pangsa pasar bisnis penyewaan Video dan DVD. Di bulan November 2013 Blockbuster menutup 300 cabangnya yang masih tersisa dan mengajukan permohonan kebangkrutan.
GENERAL MOTORS
Ketika mereka mengajukan petisi perlindungan terkait masalah kebangkrutan di bulan Juni 2009 yang lalu, General Motors dihargai senilai $91 Milyar. Sangat disayangkan, karena perusahaan ini sendiri sudah dianggap sebagai ‘patokan’ sepanjang sejarah manufaktur Amerika. Bersama dengan 2 kompetitor lainnya, Ford dan Chrysler, mereka disebut-sebut sebagai The Big Three yang terus mendominasi industry mobil di Amerika sepanjang abad 20.
General Motors sendiri sebenarnya sudah mengalami penurunan selama beberapa dekade. Biaya tenaga kerja yang sangat berat dan terus meningkatnya persaingan dengan mobil-mobil Jepang merupakan faktor penyebabnya. Kalau bukan karena bailout yang didanai oleh pajak, perusahaan ini pasti sudah hancur berantakan di resesi sebelumnya.
CHRYSLER
Perusahaan mobil ini juga mengajukan kebangkrutan di tahun 2009. Pada saat itu berarti sudah 2 dari The Big Three yang tumbang akibat resesi. Hanya Ford yang berhasil bertahan.
Chrysler mengajukan petisi kebangkrutan di bulan April 2009, lebih awal 2 bulan dari General Motors. Kondisi keuangan pada saat itu memang cukup genting, ditambah lagi dengan bubarnya Lehman Brother pada bulan September 2008. Pemerintah Amerika membantu dengan menjembatani kesepakatan dengan Fiat, produsen mobil asal Italia yang berhasil menyelamatkan Chrysler dari kebangkrutan. Perusahaan ini sekarang dikenal dengan nama Fiat Chrysler.
 LEHMAN BROTHERS
Investment Bank terkenal ini akhirnya mengumumkan kebangkrutannya di bulan September 2008 yang lalu, setelah sebelumnya ditaksir bernilai sebesar $691 milyar. Banyak ahli ekonomi yang berpendapat peristiwa ini merupakan puncak dari krisis ekonomi yang sedang berlangsung saat itu. Ditambah lagi dengan keputusan pemerintah untuk tidak ikut campur untuk membantu mereka keluar dari masalah ini, serupa dengan kebijakan yang juga pemerintah terapkan untuk Bear Stearns yang juga menyatakan diri bangkrut beberapa bulan sebelumnya. ENRON
Tahun 2001 yang lalu, terjadi skandal pembukuan besar-besaran di salah satu perusahaan energy raksasa di Houston. Skandal tersebut meruntuhkan salah satu firma accounting paling ternama di Amerika, Arthur Andersen. Karena skandal tersebut, Enron menjadi perusahaan impian semua orang. Dengan gaji yang luar biasa, diyakini masa depan yang cerah menanti orang-orang yang bekerja di perusahaan ini. Tidak tanggung-tanggung, karyawan juga mendapat bonus berupa cash dan stock options (hak kepada karyawan atas kepemilikan saham).
Kesuksesan Enron ternyata hanya topeng. Kondisi asli perusahaannya sebenarnya sangat mengerikan dengan jumlah utang yang luar biasa dan asset perusahaan yang minim sehingga ujungnya menyeret perusahaan ke arah kebangkrutan. Selama bertahun-tahun, kebohongan publik berupa data palsu ini disembunyikan dari neraca keuangan perusahaan stidak diketahui analis dan para pemegang saham.
KESIMPULAN
Kesamaan yang bisa kita tarik dari kasus kebangkrutan perusahaan-perusahaan tersebut adalah kurangnya inovasi dan kesalahan manajemen perusahaan. Kalau saja mereka bersedia melakukan inovasi-inovasi baru dan menyesuaikan produk-produk mereka untuk mengimbangi permintaan pasar, mereka mungkin masih menjadi raksasa di bidangnya. (HL)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H