Kemungkinan yang lebih realistis adalah kolaborasi antara manusia dan AI dalam menjalankan aktivisme digital. Manusia dapat memberikan wawasan, nilai-nilai etis, dan pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial, sementara AI menyediakan alat analisis yang kuat dan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas teknis yang repetitif.
Terakhir, penerimaan masyarakat terhadap ide aktivisme digital yang sepenuhnya dijalankan oleh AI akan menjadi faktor penentu dalam mewujudkan kemungkinan ini. Keterbukaan, kepercayaan, dan kesadaran akan implikasi positif dan negatif dari integrasi AI dalam aktivisme digital akan mempengaruhi bagaimana perkembangan ini akan diterima dan diadopsi.
Dengan demikian, kemungkinan bahwa aktivisme digital akan sepenuhnya dijalankan oleh AI adalah sebuah prospek yang menarik, namun juga memerlukan pertimbangan yang cermat terkait dengan etika, kolaborasi manusia-AI, dan penerimaan masyarakat. Meskipun AI memiliki potensi untuk mengubah lanskap aktivisme digital, peran manusia dalam membimbing dan memberikan perspektif manusiawi akan tetap menjadi faktor krusial dalam perubahan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H