Mohon tunggu...
Kelana Saputra
Kelana Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Fidelis Ad Imperium

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Aktivisme Digital: Peran AI dan Otomasi AI

2 Desember 2023   21:46 Diperbarui: 2 Desember 2023   22:09 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kecerdasan Buatan (AI) telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai industri, tidak terkecuali pengaruhnya terhadap aktivisme digital. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana AI membentuk dan memengaruhi lanskap aktivisme digital, serta implikasinya bagi masyarakat kita. AI, atau yang juga dikenal sebagai kecerdasan buatan, melibatkan pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Di sisi lain, aktivisme digital memanfaatkan teknologi digital, khususnya internet dan media sosial, untuk mendorong perubahan sosial dan politik. Ketika kedua bidang ini bersinggungan, dampaknya akan sangat besar dan luas.

Salah satu dampak utama AI dalam aktivisme digital adalah kemampuannya untuk meningkatkan jangkauan dan keterlibatan. Algoritme yang didukung AI memungkinkan para aktivis untuk menargetkan demografi dan komunitas tertentu, sehingga memperluas jangkauan pesan mereka. Pendekatan yang ditargetkan ini memfasilitasi penyebaran informasi dan mobilisasi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

AI melengkapi gerakan-gerakan aktivisme digital dengan alat yang ampuh untuk menganalisis data dan wawasan secara real time atau dalam sekejap mata. Dengan memproses data dalam jumlah besar dari media sosial, platform online, dan sumber-sumber lain, AI dapat mengidentifikasi pola, sentimen, dan isu-isu yang muncul. Kemampuan analitis ini memungkinkan para aktivis untuk menyesuaikan strategi mereka berdasarkan tren dan sentimen publik secara real-time, sehingga meningkatkan efektivitas upaya advokasi mereka.

Meskipun dampak transformatif AI dalam aktivisme digital tidak dapat dipungkiri, AI juga membawa tantangan dan pertimbangan etika. Penggunaan AI dalam menargetkan demografi tertentu menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data. Selain itu, potensi algoritma tertentu yang dapat memunculkan suatu opini sosial tertentu menjadikan perlunya penggunaan AI yang bertanggung jawab dan etis dalam aktivisme digital.

AI memiliki potensi untuk memberdayakan gerakan-gerakan baru dan gerakan kecil dengan menyediakan alat teknologi untuk mengorganisir, berkomunikasi, dan meningkatkan kesadaran. Melalui analisis berbasis AI, para aktivis ini dapat memperoleh wawasan yang berharga tentang kebutuhan dan preferensi komunitas mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk menyesuaikan inisiatif mereka untuk mendapatkan dampak yang maksimal.

Kemunculan AI juga bersinggungan dengan isu disinformasi dan misinformasi dalam aktivisme digital. Alat-alat yang didukung oleh AI dapat digunakan untuk mendeteksi dan memerangi penyebaran informasi palsu, sehingga menjaga integritas gerakan aktivisme digital. Namun, penyalahgunaan AI untuk menyebarkan informasi yang salah merupakan tantangan signifikan yang membutuhkan perhatian yang lebih besar.

Pengaruh AI dalam aktivisme digital memiliki banyak sisi, menghadirkan peluang dan tantangan. Seiring dengan perkembangan AI, perannya dalam membentuk masa depan aktivisme digital akan semakin signifikan. Sangat penting bagi para pemangku kepentingan, termasuk aktivis, pembuat kebijakan, dan pengembang teknologi, untuk menavigasi permasalahan baru ini dengan kesadaran yang tinggi akan pertimbangan etika dan implikasi sosial. Pada akhirnya, integrasi AI yang bertanggung jawab dan strategis dalam aktivisme digital memiliki potensi untuk mendorong perubahan positif dan memajukan tujuan sosial di dunia kontemporer kita.

Lalu bagaimana dengan maraknya otomatisasi AI sekarang ini mempengaruhi masa depan aktivisme digital?

Seperti yang kita tahu, saat ini sedang marak otomatisasi AI di dunia maya, mulai dari karakter buatan AI yang memiliki personality sendiri hingga pembuatan video yang sepenuhnya menggunakan AI. Tentunya hal ini juga akan berdampak pada semua bidang lain, tak terkecuali aktivisme digital ini. Seiring dengan kemajuan teknologi AI, kemungkinan bahwa aktivisme digital akan sepenuhnya dijalankan oleh AI semakin nyata. AI memiliki potensi untuk melakukan analisis data secara cepat dan akurat, mengidentifikasi tren, dan merancang strategi berdasarkan informasi yang diperoleh. Dengan kemampuan ini, AI dapat menjadi penggerak utama di balik kampanye aktivisme digital, mengarahkan upaya advokasi, dan merespons isu-isu sosial secara otomatis.

Dalam skenario di masa depan, AI dapat mengotomatisasi sebagian besar upaya advokasi yang saat ini dilakukan oleh manusia. Hal ini termasuk penyebaran pesan, pengelolaan kampanye, dan interaksi dengan masyarakat. Misalnya, chatbot cerdas seperti ChatGPT yang didukung oleh AI dapat secara efisien menanggapi pertanyaan dan memberikan informasi kepada individu yang terlibat dalam aktivisme digital.

Meskipun potensi ini menarik, perlu diperhatikan bahwa sepenuhnya mengandalkan AI untuk menjalankan aktivisme digital juga menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam. Aktivisme digital sering kali melibatkan aspek empati, koneksi manusiawi, dan konteks sosial yang kompleks. Sejauh mana AI dapat memahami dan merespons dengan sensitivitas terhadap dinamika sosial dan budaya yang sangat bervariasi menjadi pertanyaan yang penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun