Mohon tunggu...
Ruang Kecil
Ruang Kecil Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menghabiskan waktu dengan menulis, membaca, dan berkelana

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel 'Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold)' Karya Toshikazu Kawaguchi

2 November 2024   17:17 Diperbarui: 30 November 2024   16:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dapat kembali ke masa lalu, siapa yang akan kamu temui?

Apa yang akan kamu lakukan jika dapat menjelajahi waktu? Bertemu dengan orang terkasih? Meyampaikan pesan yang tak sempat terkirim? Meminta maaf dan saling berbaikan? Atau mungkin, menyatakan cinta? Dari 8 miliar jiwa di muka bumi, bukan satu atau dua orang saja yang ingin memperbaiki masa lalu ataupun mengintip masa depan. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya?

Funiculi Funicula, sebuah kafe sederhana di Tokyo, menawarkan jalan keluar. Instruksinya cukup mudah. Duduklah di sebuah kursi, minum seteguk kopi, pikirkan waktu yang akan dikunjungi, dan selesai. Detik berikutnya ketika kita membuka mata, kita sudah berada di masa yang bebeda. Mudah, bukan? Tapi, apakah benar sesederhana itu? Bukankah dengan begitu, garis waktu yang ada akan berantakan?

Setidaknya itu yang dipikirkan Fumiko, yang ingin ke masa lalu untuk bertemu Goro, kekasihnya. Atau mantan kekasihnya. Harapannya memudar ketika tahu bahwa dia tidak bisa mengubah masa lalu, hanya kembali dan bertemu. Lalu, apa gunanya kembali? Apa gunanya meminta maaf jika di masa sekarang mereka tetap bertengkar? Apa gunanya bertemu dengan Goro jika mereka akhirnya harus berpisah?

Namun, setidaknya aku mencoba. Fumiko akhirnya pergi ke masa lalu, dengan harapan akan ada yang berubah dengan nasibnya. Tidak hanya Fumiko. Seorang perawat yang ingin kembali ke masa di mana suaminya sehat dan membaca surat yang tak sempat diberikan oleh suaminya. Seorang kakak yang ingin tahu apa yang dipikirkan adiknya sebelum adiknya meninggal. Seorang ibu yang ingin bertemu anaknya di masa depan.

Tidak peduli kesulitan apa pun yang dihadapi setiap orang, mereka akan selalu memiliki kekuatan untuk mengatasinya. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian.

Buku ini mengajak kita untuk beristirahat sejenak. Merenungi harapan akan masa depan, penyesalan di masa lampau, dan kesempatan yang ada saat ini. Meramu ketiga bahan utama tersebut dengan satu tujuan: menyongsong sinar matahari dengan lapang dada. Tidak ada kesedihan, amarah, dan balas dendam. Dengan sebuah senyuman dan sedikit keberanian, problematika kehidupan hanyalah semut di ujung sedotan.

Funiculi Funicula menawarkan pelajaran-pelajaran istimewa mengenai pentingnya keikhlasan hati, semangat dari orang-orang terkasih, dan penghargaan terhadap waktu yang diberikan. Bahwa jika ada kemauan, jalan di depan akan terbentang dengan lebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun