“Mungkin beginilah caranya berdamai,” Dipta bergumam, sambil beranjak dari tempat duduk. Kemudia berjalan pelan menapaki setiap sudut yang, tahun lalu menjadi saksi rencana besarnya dengan Pita.
***
Bandung – Bogor, jalan tol padalarang padat merayap, hari libur, semua ingin berlibur. Dalam perjalanannya, Dipta masih meratapi kisah cintanya yang harus tandas. Merasakan kesia-sian perjuangan dan pengorbanan yang selama ini ia lakukan. Memandangi pegunungan kapur di sebelah kiri jalan tol, fikirannya mencabik hati dan perasaanya. Berkelebat liar berputar ke tahun-tahun yang penuh drama.
Tak mau larut, Dipta memejamkan mata, menarik nafas dalam dan menghembusnya pelan menimbulkan embun tipis di kaca. Jajaran jerami padi yang di tumpuk menggunung saat bus tiba di daerah cikarang, menjadi saksi, betapa hari ini Dipta merasakan emosi yang tak menentu. Akhirnya Dipta pasrah pada hatinya yang menyelam liar ke sudut-sudut rumit yang bernama, masa lalu.
***bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H