Mohon tunggu...
Kelana Nusantara
Kelana Nusantara Mohon Tunggu... -

Pendengar, pengamat dan pembaca. Kemudian belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mang Lengser (1 - Gelap)

22 Maret 2017   20:49 Diperbarui: 22 Maret 2017   20:59 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mungkin beginilah caranya berdamai,” Dipta bergumam, sambil beranjak dari tempat duduk. Kemudia berjalan pelan menapaki setiap sudut yang, tahun lalu menjadi saksi rencana besarnya dengan Pita. 

***

Bandung – Bogor, jalan tol padalarang padat merayap, hari libur, semua ingin berlibur. Dalam perjalanannya, Dipta masih meratapi kisah cintanya yang harus tandas. Merasakan kesia-sian perjuangan dan pengorbanan yang selama ini ia lakukan. Memandangi pegunungan kapur di sebelah kiri jalan tol, fikirannya mencabik hati dan perasaanya. Berkelebat liar berputar ke tahun-tahun yang penuh drama.

Tak mau larut, Dipta memejamkan mata, menarik nafas dalam dan menghembusnya pelan menimbulkan embun tipis di kaca. Jajaran jerami padi yang di tumpuk menggunung saat bus tiba di daerah cikarang, menjadi saksi, betapa hari ini Dipta merasakan emosi yang tak menentu. Akhirnya Dipta pasrah pada hatinya yang menyelam liar ke sudut-sudut rumit yang bernama, masa lalu.

***bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun