Mohon tunggu...
Nabila Azzahra
Nabila Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya merupakan mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan pendidikan sosiologi. Saya aktif dalam menulis novel dan membaca artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Makam Sunan Gunung Jati dan Sistem Upacara Keagamaan Masyarakat Desa Astana Kabupaten Cirebon

7 Juli 2022   16:00 Diperbarui: 7 Juli 2022   16:04 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki kelstarian alam yang begitu melimpah, kelestarian itu tidak hanya semata-mata sebatas pada kekayaan flora dan fauna, namun juga terletak pada keragaman adat dan budaya yang berbeda-beda, namun tetap satu. Setiap adat dan budaya tiap daerah tentunya memiliki ciri khas nya tersendiri. Semua itu tertera dalam 7 unsur kebudayaan universal menurut Koentjaraningrat, dimana 7 unsur kebudayaan universal itu meliputi:

  • Sistem religius dan juga upacara keagamaan;
  • Sistem serta pengorganisasian dalam masyarakat;
  • Sistem pengetahuan;
  • Bahasa;
  • Kesenian;
  • Sistem mata pencaharian;
  • Sistem teknologi dan juga peralatan.

Dari ketujuh unsur kebudayaan universal, saya akan membahas mengenai Sistem religious dan juga upacara keagamaan di salah satu Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Yang mana dalam desa tersebut merupakan lokasi dari Makam Sunan Gunung Jati yang menjadi salahsatu makam sunan dari sembilan makam Walisongo. Tak hanya pada masyarakat sekitar, Makam Sunan Gunung Jati pun banyak dikunjungi oleh masyarakat luar kota untuk melakukan ziarah. Namun, sayangnya tidak sembarangan orang yang boleh masuk kedalam lokasi makam Sunan Gunung Jati. Para peziarah hanya diizinkan dan diperbolehkan berziarah hanya pada batas pintu Serambi Muka.

Makam Sunan Gunung Jati memiliki arsitektur yang khas, dimana arsitekturnya memiliki ciri dari gabungan arsitektur Jawa, Cina, dan Arab. Sebagai contohnya adalah ciri khas arsitektur Arab berbentuk kaligrafi yang terdapat pada dinding bangunan Makam, dan atap makam yang berbentuk limas dimana ini merupakan cirri khas dari arsitektur Jawa. Dalam menuju makam, peziarah akan diarahkan pada Sembilan pintu bertingkat yang mana tiap pintu tersebut memiliki nama yang berbeda, yaitu Pintu Gapura, Pintu Krapyak, Pintu Pasujudan, Pintu Ratnakomala, Pintu Jinem, Pintu Rararoga, Pintu Kaca, Pintu Bacem, dan Pintu Kesembilan.

Dalam upacara yang di selenggarakan yang berpusat di makam Sunan Gunung Jati, terdapat tradisi yang menjadi ciri khas masyarakat Cirebon yaitu Sedekah Bumi. Dalam perayaan Sedekah Bumi selalu diramaikan oleh karnaval ogoh-ogoh atau replika patung raksasa yang diarak mengelilingi jalan. Perayaan ini dilaksanakan setiap tahun hingga menjadi ciri khas dari upacara tradisional. Pada momen ritual ini, ada nilai-nilai sinkreitisme (percampuran) yang lebih bersifat relijius antara tradisi kuno Hindu, Budha dengan nilai-nilai yang lebih modern (Islam). Sedekah Bumi diadakan masyarakat setempat sebagai wujud dari rasa syukur terhadap pemberian tuhan kepada umatnya, sehingga masyarakat menyisihkan sedikit rezeki nya kepada orang-orang yang membutuhkan, sehingga itulah mengapa disebut "Sedekah Bumi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun