Mohon tunggu...
Kita/
Kita/ Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Semua orang pasti punya keresahan. Pasti punya masalah. Kita bisa berbagi apapun untuk selesaikan itu. Kita disini mau berbagi banyak hal lewat tulisan, foto, dan video.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku Generasi Muda Buruh Kehidupan : #SosialKita22

8 Maret 2016   23:07 Diperbarui: 17 Juli 2016   17:52 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ga sekedar perlu tapi dituntut sebuah perubahan yang akan membawa "dunia" pada rel keadilan. Ga sekedar ingin tapi dibutuhkan buruh kehidupan yang benar-benar mau dan rela berkorban. Demi berjalannya kehidupan ini ada koridor yang sepantasnya. Nasionalisme dulu harga mahal. Sekarang cuma jadi buku yang bisa dijualbelikan.

Anak muda sekarang akan tiba waktunya menjadi buruh kehidupan saat tua nanti. Banyaknya anak-anak yang katanya pintar jadi "buruh" dinegeri orang. Pertama karena mereka dihargai dan kedua karena materi. Keduanya yang ga mereka dapatkan dirumah sendiri. Saat adanya kontroversi, budaya dan tanah Indonesia diklaim tetangga baru kita berteriak.

"Sistem hidup kita masih mematikan api bukan menghindari api."

Tapi sekarang anak muda mulai melakukan perlawanan. Anak muda belajar. Tuhan, terimakasih untuk teknologi yang semakin berkembang. Matur suwun facebook, hatur nuhun twitter, mauliate instagram. Itu semua membuka mata kita atas masalah yang ada. Ketika kebudayaan kita yang diakui oleh negara tetangga serempak Indonesia menolaknya. Facebook. twitter, dan instagram membantu kita berteriak senyap. Tetapi apakah harus ada masalah dulu, baru kita bersatu?

Indonesia bagaikan kertas putih dengan banyak coretan disana-sini. Kita hanya fokus pada permasalahan yang ada. Bagaikan benang kusut. Sulit untuk mengurainya. Tapi jika dibiarkan maka api masalah akan semakin luas melahap Indonesia hingga tidak ada lagi yang tersisa. Nasionalisme butuh anak muda, buruh kehidupan yang nantinya akan membawa perubahan. Semoga bukan cuma perasaanku saja. Tapi kehadiran Ridwan Kamil, Risma, dan Ahok membuka mata. Anak muda sudah saatnya memimpin. Banyaknya bibit unggul lain disini. Kita generasi baru, buruh kehidupan harus menghapuskan generasi tua yang korupsi.

Sebagai anak muda kini kami apa yang harus dilakukan?

Orangtua, sekarang bukan lagi giliranmu?

Segala usaha haruslah dikerahkan, kaum muda intelektual harus bergerak. Anak muda bangkit tanpa mengatasnamakan kelompok apapun. Realistis bisa berjalan dengan idealis. Bergerak dan terjun dengan idealisme tanpa politik sebagai pondasi. Karena politik penuh dengan warna-warni dan interupsi. Kini semua bisa beropini tanpa takut diri akan berakhir dibui. Masa kekuasaan absolut sudah tidak pantas lagi mendiami negeri ini.

Mari generasi muda, jangan terbuai. Ayo buka mata dan rangkai kata membuka asa. Jika bukan kita lalu siapa?

Anak muda, dalam satuan tahun tinggal menghitung jari saja. Kita akan memegang tahta. Ahok, Kang Kami, dan Risma sudah jadi buktinya. Tapi jangan terlena. Kita harus memikirkannya. Berapa lama mereka akan berada di singgasana. Cuma 2 periode saja. Tinggal kita pikirkan siapa penggantinya? Jangan andalkan diri teaplah berusaha dan berserah kepadaNya.

Gunung Pati, Semarang
22:19 WIB 08 Maret 2016
Pernah diposting di kekitaan.com 09 September 2010
Ditulis Ulang Kita

Sumber Gambar : wwwsuadi-mujur.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun