Mohon tunggu...
Kita/
Kita/ Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Semua orang pasti punya keresahan. Pasti punya masalah. Kita bisa berbagi apapun untuk selesaikan itu. Kita disini mau berbagi banyak hal lewat tulisan, foto, dan video.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tipe Atasan Idaman Bawahan : #SosialKita18

24 Februari 2016   15:20 Diperbarui: 18 Juli 2016   09:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Tipe Atasan Idaman Karyawan (Sumber : bisnis.liputan6.com/read/2103509/6-tipe-atasan-yang-jadi-idola-pegawai)"][/caption]

Atasan yang suka traktir makan adalah salah satu favorit

Bawahan jangan dimarahi didepan orang
Nanti urusan malah jadi berantakan
Bawahan bisa juga berbalik menyerang
Kalau sudah ga peduli pekerjaan bisa ditinggalkan

 

Halo Mas Bro dan Mbak Bro.

Pernah dimarahin didepan umum?

Tenang Bro, kamu ga sendiri. Terinspirasi dari tulisan Mbak Bro Cucum Suminar yang berjudul Ini Penyebab Karyawan Terbaik Resign?. Saya juga punya keresahan yang sama tentang pekerjaan. Berbekal pengalaman pribadi dan curhatan temen disiang bolong dan dimalam yang buta.

Kalau udah dimarahin sama atasan pasti konsentrasi udah ga bisa 100%. Alih-alih pengen selesaikan tugas dan cari muka agar “dianggap” kuat hadapi tekanan dan cepat selesaikan masalah. Masalah lama belum diperbaiki malah muncul masalah baru. Dan ini sering terjadi.

Sebuah kisah dari temen, suasana tegang saat Dia melaporkan laporan bulanannya. Belum sampai 5 menit sudah kena semprot dan revisi laporan. Belum ada 30 menit Dia sudah kembali dan melaporkan lagi. Sayangnya kena semprot dan revisi lagi. Sampai akhirnya ketiga kali. Laporannya sudah diperiksa berulang kali tapi malah takut untuk ketemu atasannya.

Lalu sebenarnya sebagai bawahan, atasan seperti apa sih yang kita dambakan:

  1. Baik;
    Kriteria baik ini sebenarnya membingungkan. Menurut saya baik itu, atasan suka kasih traktiran tapi tegas soal mana yang benar dan mana yang salah. Tapi ada temen cewek yang bilang lembut dan ga suka marah. Ada lagi temen cowok yang bilang, bisa diajak ngobrol hal santai selain kerjaan itu udah cukup, jadinya lebih akrab. Jadi menurut saya kriteria satu ini masih absurd.
  2. Suka Kasih Hadiah
    Menurut saya, ini adalah tipe atasan dambaan semua orang. Atasan yang memberikan reward sama bawahan yang berprestasi. Prestasi yang dimaksud disini bermakna luas. Ga hanya terbatas pada audisi bulanan “staf terbaik”.
    Atasan yang suka memberikan pujian atas pekerjaan bawahannya itu sangat menyenangkan. Bahkan lebih joss lagi kalau dikasih hadian barang atau makanan. Beberapa contoh nyata yang pernah saya alami. Atasan mengajak ngobrol privat dan kasih pujian atas pekerjaan kita. Tim yang berhasil dengan program donor darah ditraktir manager makan malam. General Manager mengajak karyawan level staf untuk buka puasa bersama.
    Penghargaan yang sederhana dari atasan tapi diberikan dengan senyuman itu sangat menggoda bawahan untuk bilang, “Manager yang baru itu baik ya”.
  3. Perhatian
    Perayaan ulang tahun dengan kejutan adalah salah satu senjata utama atasan yang perhatian. Dimarahi habis-habisan sama manager trus dikasih kado itu mengharukan. Diajak ngobrol privat lalu disiram kopi itu menyenangkan. Bahkan disaat rekan staf yang ulang tahun, tapi manager dan general manager bisa ikut jadi korban telor, tepung, dan tumpahan itu luar biasa.
    Sekedar sms, “gimana udah mendingan?”, saat kita ga masuk kerja. Itu membuat bawahan merasa jadi sosok yang penting. “Kamu habis potong ya?”, “Kamu kok kurusan”, perhatian kecil untuk cewek.
  4. Berjiwa Sosial

    “Beban pekerjaan cukuplah berhenti digerbang kantor”

    Ada tipe atasan yang ga suka ngomongin soal kerjaan diluar kantor. Itu baru idola bawahan. Banyak topik menarik yang bisa jadi bahan omongan. Disadari atau ga, momen diluar kantor biasanya untuk atasan yang perhatian sama anak buahnya, akan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Bertanya soal keluarga, hobi, dan kehidupan pribadi lainnya. Pertanyaan yang ga bisa didapatkan jawabannya saat tes wawancara dulu. Bahkan lebih mantep lagi kalau atasan bisa jadi temen main futsal dan nongkrong dikafe.
  5. Pengertian
    Buat bawahan laki-laki tipe ini ga terlalu diharapkan tapi ga dibenci juga. Nah, buat cewek-cewek ini super ditunggu. Setiap karyawan akan ada masanya, salah. Pada momen ini akan kelihatan atasan itu pengertian atau ga. “Wah, kok laporan mu banyak yang typo ya. Emang chatting”, komentar sederhana akan berbalas senyum atau tawa dari bawahan. “Udah revisi dua kali tapi masih salah juga? Jangan buru-buru, mending lama tapi bener”, pernyataan yang pelan sambil ditemeni sama senyuman. Itu justru memberikan semangat buat bawahan untuk memperbaiki kerjaannya. Dan itu true story.
  6. Menegur Dengan Baik
    Sudah menjadi hukum alam kalau salah kena marah. Kebiasaan buruk ini perlu dihilangkan. Apalagi untuk sosok seorang atasan. Seorang bawahan cuma perlu dikasih tau apa kesalahannya dan apa solusinya.

    “Kesalahan jangan disalahkan tapi diperbaiki.”

    Sayangnya masih banyak atasan yang “buta”. “Saya ga mau tau laporanmu harus selesai 30 menit lagi”, pernah? Hahaha, emang kita robot.
    Pasti akan berbeda kalau begini, “Laporanmu 80% perlu diperbaiki. Tolong bantu saya ya. 1 jam lagi saya harus laporkan itu sama direktur. Dan saya masih butuh waktu juga untuk baca.” Sekali lagi ini true story.
    Sayangnya kisah saya ini berbanding terbalik dengan mayoritas temen-temen satu angkatan. Atasannya suka “ngobrol” kebun binatang kalau lagi marah. Jelas bukan atasan idola.

Ujungnya semua tipe-tipe idaman itu akan membuat karyawan semakin nyaman bekerja. Semua akan berbanding lurus dengan produktivitas kerja. Otomatis akan berdampak baik pada perusahaan. Semakin maju perusahaan maka tentu semakin baik pula gaji, tunjangan, dan fasilitas kerja lainnya. Semua itu menjadi lingkaran yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun