Mohon tunggu...
Dwi Jatmiko
Dwi Jatmiko Mohon Tunggu... Guru - Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang Keagamaan Peduli Agama, Peduli Sistem, Peduli Manusia dan Peduli Lingkungan. Jatmiko adalah Wakasek Bidang Humas Sekolah Penggerak Berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jas Merah, Bagaimana Jejak Sejarah Muhammadiyah Solo dan Dinamikanya?

6 November 2022   16:39 Diperbarui: 6 November 2022   16:51 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika Islam di Surakarta menjelang terbitnya matahari Muhammadiyah di kota bengawan,  gerak langkah sekolah Muhammadiyah di Surakarta pada kurun 1920-1970,  menganalisis corak pengembangan pendidikan Muhammadiyah Surakarta. 

Kita bisa belajar pertama, ketika Muhammadiyah muncul di Surakarta, gerakan modernisasi Islam telah melanda kota ini; 

Poros Kauman mendirikan madrasah Mambaul Ulum Kasunanan pada 1905 dan poros saudagar Laweyan mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 1911, kehadiran Muhammadiyah memberi warna pada modernisme yang berhaluan reformis. 

Kedua, secara garis besar gerak langkah sekolah Muhammadiyah di Surakarta selama kurun 1920-1970 dapat dipilah menjadi tiga periode, yaitu: perintisan 1920-1942, pencarian identitas 1942-1957, dan pemekaran 1957-1970. 

Terakhir, corak pengembangan pendidikan Muhammadiyah di Surakarta mirip pola Yogya yang lebih banyak mendirikan sekolah dari pada madrasah.

Solo dan Muhammadiyah memiliki ikatan sejarah yang kuat. Banyak cerita yang mengiringi perjalanan sejarah Muhammadiyah di Solo, termasuk Solo tiga kali ini dipercaya menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah. Pertama tahun 1929, kedua tahun 1985, dan ketiga pada 18-20 November 2022.

Bagaimana jejak sejarah Muhammadiyah Solo dan dinamikanya? Semuanya akan dikupas pada Talkshow virtual

bersama narasumber:
1. Prof. Dr. KH Syamsul Bakri MAg, Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Raden Mas Said Surakarta.
2. Dr. Mohammad Ali MPd, Wakil Sekretaris PDM Surakarta.

Host: Syifaul Arifin (Redpel Solopos Media Group)

Simak obrolan menariknya hanya di Youtube Espos Live
https://youtu.be/KTbm1q4HAHI

Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah merupakan event akbar dengan keterlibatan jutaan orang peserta dan partisipan
se-Indonesia bahkan dunia.

Program ini bisa menjadi sarana efektif bagi pengelola amal usaha di lingkungan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah serta para
tokoh lokal maupun nasional yang menaruh perhatian besar pada eksistensi dan kontribusi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah
untuk mempublikasikan program maupun capaian kinerja positif kepada masyarakat luas pada saat muktamar

Kehadiran 3 juta warga Muhammadiyah selama muktamar merupakan kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan. Skala event serta basis massa yang besar di Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah menjadi peluang untuk sosialisasi program-program, baik institusi maupun lembaga atau para tokoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun