Selamat Ulang Tahun Ke-14 Tahun Kompasiana media wacana opini menulis yang mencerahkan semua anak bangsa yang berkemajuan. Dengan kompasiana kita bisa bicara tentang peta jalan pendidikan.
Menunjukkan kondisi mutakhir tentang dan situasi dan  capaian bidang pendidikan  secara tepat dan akurat,
Sebagai base-line untuk memperjelas rencana-rencana program pengembangan pendidikan  ke depan,
Menjadi guident dan ke mana arah pendidikan kita melangkah sesuai visi misi pendidikan
Sebagai alat utk  mengevaluasi/mengontrol pendidikan  agar tidak keluar dari rencana yang termaktub dalam peta jalan.
Struktur peta jalan pendidikan 2020-2035
Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 versi Kemendikbud mempergunakan tren global dan masa depan pembelajaran sebagai pijakan untuk mendesain peta jalan pendidikan masa depan
Pola pikir yang ada mengabaikan dimensi historis bangsa Indonesia yang semestinya menjadi titik awal refleksi, evaluasi dan antisipasi bagi kebijakan pendidikan di masa depan.
Visi pendidikan di masa depan harus mendasarkan diri pada dimensi sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Cita-cita besar para pendiri bangsa tetap harus menjadi orientasi kebangsaan dalam mendesain kebijakan pendidikan di masa depan
Mimpi besar Bangsa Indonesia Pada 2045
700 Milyar Pendapatan/Kap US$3000 Terbesar ke 17 Dunia
4,5 Triliyun US$ Pendapatan/Kap 13.000 -- 16.000 US$ Terbesar ke 12 Dunia
PDB ~ 16,6 Triliyun US$ Pendapatan/Kap 46.900 US$ Diprediksi menjadi Terbesar ke 7 atau ke 8 Dunia
100 Tahun kemerdekaan, Mengangkat Indonesia menjadi Negara Maju dan Merupakan Kekuatan 12 Besar Dunia ditahun 2025 dan 8 Besar Dunia pada Tahun 2045 melalui Pertumbuhan Ekonomi Tinggi yang Inklusif dan Berkemajuan" ---------- Â Butuh SDM UNGGUL ??
Terkait dengan SDM UNGGUL, menurut Bernie Trilling dan Charles Fadel dalam bukunya yang berjudul 21" Century Skill: Learning for Life in Our Times (2009), bahwa, maka pendidikan harus mampu membangun 3 kecakapan yaitu:
Kecakapan Belajar dan Inovasi
Kecakapan Melek Digital
Kecakapan Hidup dan Berkarir
Konsep pendidikan
Pendidikan sebagai proses transformasi nilai/ajaran-ajaran agama,dan budaya.
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi yang berkarakter ( IQ, SoQ, EQ dan SpiQ).
Pendidikan sebagai proses penyiapan intelektual.
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja yang memiliki sejumlah kemampuan ketrampilan.
Dan sebagainya
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Pokok-pokok pikiran Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan harus membuat manusia Indonesia memiliki sifat peka dalam hal budi pekerti (karakter)
Pendidikan harus memperhatikan aspek budaya agar anak didik tidak asing dengan kultur budaya bangsa.
5 azas Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan yang kemudian dikenal dengan Panca Darma (azas kemerdekaan, azas kodrat alam, azas kebudayaan, azas kebangsaan, dan azas kamanusiaan).
Konsep kepemimpinan dalam pendidikan dengan 3 prinsip yaitu momong, among, dan ngemong, yang kemudian dikenal dengan sebutan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani". Konsep ini diterapkan dalam sekolah Taman Siswa yang didirikannya pada tahun 1922 untuk mencapai keseimbangan antara Cipta, Rasa, dan Karsa.
Pendidikan karakter Ki hajar Dewantara menekan pada 3 aspek yaitu pendidikan formal, pendidikan keluarga, dan pendidikan lingkungan.
Sedangkan orientasi menurut KH Ahmad Dahlan
Pendidikan dalam perguran Muhammadiyah mengupayakan terbentuknya manusia yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan secara spiritual memiliki kepribadian yang bertakwa kepada Allah SWT.
Pendidikan harus harus menghasilkan Manusia yang berkarakter, yaitu memiliki keseimbangan nilai pengetahuan, bagus spiritualnya, matang emosional dan sosialnya. (IQ, SP Q, EQ, SQ)
Dalam tujuan pendidikan nasional kata beriman dan bertakwa memiliki makna motivasi untuk menjalankan ibadah yang tinggi,berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, berbuat baik kepada sesama,memiliki toleransi, dsb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H