Bilal bin Rabah merupakan seorang budak yang lahir dari ibu yang juga seorang budak milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh.
Perawakan Bilal tinggi, kurus, warna kulitnya cokelat, pelipisnya tipis, dan rambutnya lebat.
Bilal bertekad bulat mengikuti dakwah Rasulullah SAW., dan mengikrarkan diri beriman kepada Allah Swt.,
Bilal merupakan sahabat Rasulullah yang pertama berasal dari non-Arab.
Bilal mendapat cobaan yang sangat berat saat itu.
Siksaan dari tuannya Bilal selalu dialami.
Karena tuannya Bilal tidak membolehkan Bilal memeluk agama yang dibawa Muhammad.
Tuannya Bilal selalu membujuk Bilal untuk Kembali pada ajaran nenek moyang.
Penyiksaan yang dialami Bilal sangat berat, di jemur di tengah gurun pasir, selama beberapa hari. Di perutnya, diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali lalu menyeretnya di antara perbukitan Makkah.
Bilal tetap istiqamah dalam pendiriannya
Kata yang keluar dari mulutnya yang mulia adalah, Ahad...ahad, ahad,...maksudnya hanya ada Tuhan yang satu yaitu Allah Swt.,
Saat berada dalam siksaan tidak ada yang dilakukan Bilal kecuali hanya memohon pertolongan kepada Allah Swt.,
Akhirnya kejadian itu di ketahui oleh Abu Bakar as Shiddiq yang kemudian memerdekakan Bilal.
Setelah Bilal merdeka, Bilal mengabdikan diri untuk Allah dan berada di samping Rasulullah.
Kemanapun Rasulullah saw pergi, Bilal selalu mengikutinya,
Para sahabat sangat menghormati dan memuliakan Bilal, sebagaimana mereka memuliakan dan menghormati Rasulullah Saw.
Bilal punya suara yang merdu, maka Rasulullah memilihnya untuk mengumandangkan Adzan pertama kali ketika berada di Masjid Nabawi. Bilal terkenal sebagai Muazin Rasul.
Pentingnya pendidikan Agama Islam pada generasi muda adalah untuk mewujudkan cita-cita masyarakat sesuai dengan perintah Allah Swt dan menanamkan akhlakul karimah sebagai bekal menuju jalan yang telah disiapkan oleh Allah sebagai hambanya yang ikhlas. Melalui pendidikan dan pengajaran, berdampak pada akhlak yang baik.
Apabila seseorang yang pada awalnya belum begitu mengetahui tentang ilmu agama, kemudian ia mempunyai niat untuk memperdalam ilmu agamanya dengan cara menuntut ilmu disekolah yang bebasis agama, selain itu moral menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Faktor-faktor yangmempengaruhi belajar antara lain, faktor orang tua, karena orang tualah tempat siswa untuk berkomunikasi dan mengatakan segala persoalannya, termasuk dalam belajar, faktor guru, karena gurulah sebagai orang tua siswa, dan faktor sarana dan prasarana pendidikan; dan faktor kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, terlebih siswa di kelas rendah.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsepkonsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Pada pembelajaran agama Islam dalam materi bersih itu sehat, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan membersihkan hadas dan najis. Bagaimana cara beristija dan cara menghilangkan najis. Hasil belajar yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah siswa mampu memahami dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H