Mohon tunggu...
Dwi Jatmiko
Dwi Jatmiko Mohon Tunggu... Guru - Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang Keagamaan Peduli Agama, Peduli Sistem, Peduli Manusia dan Peduli Lingkungan. Jatmiko adalah Wakasek Bidang Humas Sekolah Penggerak Berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayo Membaca dan Senang Menuntut Ilmu

13 Oktober 2022   08:18 Diperbarui: 13 Oktober 2022   08:35 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikut Workshop Nasional salah satu gerakan kecil sadar literasi dan senang menuntut ilmu/dokumen pribadi

Komentar-komentar seperti itu pasti sering kita dengar saat menghadiri sebuah acara. Komentar yang sangat wajar dilontarkan audiens saat melihat aksi seorang Master of Ceremony. Kelihatannya sangat mudah untuk menjadi seorang MC, hingga kadang pihak panitia atau penyelenggara asal menunjuk seseorang sebagai MC. 

Kadang pertimbangannya adalah karena orang yang ditunjuk itu cakep/ cantik, pinter ngomong atau bahkan karena orang tersebut adalah publik figur. 

Tidak salah sebenarnya, karena MC dalam konteks tertentu memang membutuhkan hal hal seperti itu. Namun akan menjadi persoalan apabila tidak disertai dengan hal hal yang justru menjadi unsur utama menjadi seorang Master of Ceremony. Acara yang  dimaksudkan sebagai acara formal bisa jadi akan menjadi acara yang hilang nuansa resminya karena pembawaan yang kurang pas dari MC atau mungkin kesalahan yang dilakukan oleh MC yang memancing komentar bahkan tawa dari hadirin.

Pernah saya didaulat menjadi MC dalam sebuah acara resmi yang dihadiri oleh Pimpinan Pusat sebuah organisasi kemasyarakatan besar di Indonesia, waktu itu saya dipasangkan dengan seorang MC wanita yang saya belum pernah berpasangan sebagai MC dengan MC wanita tersebut. 

Secara fisik MC wanita itu memang menarik dan setahu saya selama ini dia lebih banyak dan lebih sering memandu acara acara non formal atau hiburan. Pada saat gladi bersih beberapa kali dia salah dalam menyebutkan nama sang pimpinan ormas tersebut. Hingga harus mengulang beberapa kali. 

Pembawaannya juga terlalu cair. Tibalah saatnya acara sebenarnya berlangsung, menit menit awal acara berjalan aman, hingga suasana menjadi agak riuh dan akhirnya menjadi arena paduan suara dari hadirin "Huuuuuuuuuuuuuuuuuu" saat MC wanita tersebut salah menyebutkan nama sang pimpinan ormas. Kalau hanya sekali mungkin tidak akan terlalu menimbulkan kegaduhan, namun yang terjadi walaupun telah diulang beberapa kali tetap saja salah sebut. 

Suasana yang semula "khusyuk" berubah menjadi ger ger-an, sebagai partner MC akhirnya saya harus mengeksekusi insiden ini, saya injak perlahan ujung sepatunya dan saya ambil alih untuk kelanjutan acara. 

Masih banyak contoh kasus yang lain yang disebabkan kurangnya persiapan dan kurangnya pemahaman akan acara yang dihadapi. Dalam hal ini bisa dikatakan MC bukan  tugas yang bisa dianggap sepele. Namun , menjadi MC juga bukan hal yang sulit. Intinya adalah bagaimana kita merasa nyaman dengan tugas yang diberikan .


 "Aku melihat kedua telapak tanganku, garis garis tajam dan keras menjadi jejak. Jelas dan tegas. Sesaat kemudian aku mengaca... garis wajahku lembut, samar dan lemah. Dua sisi yang berbeda, sisi Tegas dan Lemah menyatu dalam satu badan. Genggamanku kuat..tapi pandanganku sayu. 

Di sisi manakah aku harus merasa nyaman? yang kuat tegas atau yang lembut dan samar? Aku mengaca sekali lagi... kenyamanan itu ternyata ada dalam pikiranku... Bukan lagi perkara harus kuat atau lembut untuk menjadi nyaman, namun bagaimana aku berpikir semua garis garis di badanku adalah kenyamanan..."
Sisi Kanan Berbading Terbalik Sisi Kiri -


Kalau merunut pemahaman dari kalimat semi puisi yang saya tulis dan sertakan, seorang MC haruslah membuat nyaman terlebih dahulu kondisi psikis dan raga dalam segala bentuk acara yang akan diembannya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun