Mohon tunggu...
Keiza Zeta
Keiza Zeta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Marketing Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial

QRIS dan Gaya Hidup Digital Gen Z: Memahami Perubahan dalam Transaksi Keuangan

27 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:08 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita melihat aktivitas sehari-hari di tempat makan atau perbelanjaan, tak jarang kita mendapati generasi muda yang tampak lebih nyaman bertransaksi melalui ponsel mereka, meninggalkan dompet dan uang tunai. Fenomena ini menggambarkan perubahan besar dalam cara mereka bertransaksi. Dalam hitungan detik, sebuah transaksi dapat dilakukan hanya dengan memindai kode QR. Di balik kemudahan ini, muncul pertanyaan: apakah uang tunai masih relevan di era dominasi pembayaran digital?

Tren ini semakin diperkuat dengan adopsi QRIS yang menawarkan kenyamanan dan promosi menarik bagi generasi yang dikenal dengan keterampilan digital mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam fenomena gaya hidup nontunai di kalangan Gen Z, menganalisis perilaku mereka, dan melihat bagaimana perubahan ini memengaruhi kebiasaan membawa uang tunai dalam kehidupan sehari-hari.

Tren Gaya Hidup Nontunai di Kalangan Generasi Z

Generasi Z dikenal sebagai digital native, generasi yang tumbuh dan berkembang di era teknologi digital. Dengan adanya QRIS, generasi ini semakin terdorong untuk mengadopsi metode transaksi nontunai dalam segala aspek kehidupan, mulai dari makan di restoran hingga berbelanja di berbagai usaha kecil dan menengah (UMKM). Generasi ini memiliki karakteristik yang menekankan kepraktisan dan kemudahan. QRIS pun menjawab kebutuhan tersebut dengan menawarkan transaksi cepat, aman, dan serbaguna.

"Transaksi QRIS kembali tumbuh pesat sebesar 217,33 persen (year-on-year/yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 52,55 juta dan jumlah merchant 33,77 juta."

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta pada Rabu (18/9), seperti yang dikutip dari Antara.

Peningkatan penggunaan QRIS dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di antara anak muda, juga didorong oleh berbagai program promosi dari dompet digital yang menawarkan diskon, cashback, dan poin loyalitas bagi pengguna yang menggunakan QRIS saat bertransaksi. Insentif-insentif tersebut menarik perhatian generasi Z yang cenderung menyukai penawaran menarik dan program loyalitas yang  yang membuat mereka dapat berhemat dalam pengeluaran sehari-hari.

Kemudahan Tanpa Bawa Dompet dan Uang Tunai

Kecenderungan Generasi Z untuk meninggalkan dompet fisik dan hanya membawa uang receh untuk situasi darurat menjadi fenomena menarik. Bagi mereka, dompet digital kini berfungsi sebagai pengganti dompet fisik yang lebih praktis. Dengan hanya menggunakan ponsel, mereka dapat melakukan berbagai transaksi tanpa khawatir kehilangan uang tunai atau kerepotan dalam mengatur kembalian.

Fenomena ini sejalan dengan meningkatnya penggunaan dompet digital di Indonesia, seperti GoPay, OVO, DANA, dan ShopeePay yang menyediakan fitur pembayaran instan dan terintegrasi dengan QRIS. Dalam tayangan Insertlive berjudul Pembayaran Tunai dan QRIS, Mereka Ini Pilih Mana? (26/10), sebagian besar pengunjung yang diwawancarai menyatakan bahwa pembayaran digital sangat sederhana dan praktis, tanpa kerumitan. Salah satu pengunjung sekitar menyatakan, Pembayaran digital dong! Ga perlu ribet bawa-bawa dompet. Langsung aja dari hp.” Meskipun demikian, mereka tetap membawa uang tunai, namun dalam nominal kecil untuk kebutuhan seperti membayar parkir atau jajan di tempat-tempat yang mungkin belum mengintegrasikan QRIS.

Alasan Gen Z Memilih Pembayaran Digital sebagai Pilihan Utama

Ada beberapa alasan mengapa pembayaran digital menjadi pilihan utama bagi generasi Z:

1. Kemudahan dan Kepraktisan

QRIS memungkinkan Gen Z melakukan transaksi dengan cepat tanpa harus membawa uang tunai dalam jumlah besar. Cukup dengan satu aplikasi di ponsel, mereka dapat bertransaksi di berbagai tempat tanpa perlu menggunakan metode pembayaran lain.

2. Banyaknya Promo dan Cashback

Platform pembayaran digital sering kali menawarkan insentif menarik seperti cashback, diskon, dan poin yang bisa ditukar sehingga pembayaran digital menjadi lebih hemat. Gen Z yang cenderung hemat dan sadar anggaran memanfaatkan promosi ini sebagai cara untuk mengelola pengeluaran.

3. Keamanan yang Lebih Baik

Transaksi digital melalui QRIS menawarkan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan membawa uang tunai yang rentan terhadap kehilangan atau pencurian. Penggunaan kode PIN atau otentikasi biometrik pada dompet digital juga menambah tingkat keamanan.

4. Dukungan Infrastruktur yang Semakin Luas

Penerimaan QRIS yang semakin luas di berbagai tempat usaha, mulai dari restoran hingga UMKM, membuat generasi Z semakin mudah mengakses layanan ini. Dukungan dari Bank Indonesia untuk meningkatkan adopsi QRIS juga berperan besar dalam memperluas jangkauan layanan ini di berbagai daerah di Indonesia.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Penggunaan QRIS di Kalangan Gen Z

Penggunaan QRIS di kalangan generasi Z berdampak pada perubahan sosial dan ekonomi yang cukup signifikan. Dalam hal sosial, generasi ini membangun gaya hidup yang serba digital yang membuat mereka semakin jarang berinteraksi dengan uang tunai. Mereka juga semakin terbiasa dengan layanan keuangan digital yang pada akhirnya meningkatkan literasi keuangan digital di masyarakat.

Secara ekonomi, adopsi QRIS mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Semakin banyaknya transaksi digital memberikan data yang kaya bagi pelaku bisnis untuk memahami perilaku konsumen dan meningkatkan layanan mereka. Bagi UMKM, penggunaan QRIS juga membuka akses ke segmen pelanggan baru yang lebih muda dan cenderung memilih transaksi nontunai.

Kesenjangan Generasi dalam Penggunaan Teknologi Keuangan

Namun, di balik perkembangan positif ini, masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara generasi muda dan generasi yang lebih tua dalam memahami serta mengadopsi teknologi keuangan. Meskipun Generasi Z dengan cepat menerima QRIS sebagai metode pembayaran utama, banyak orang tua yang masih merasa kesulitan dalam menggunakan teknologi ini. Contohnya, masih banyak kasus di mana orang tua harus diajari cara menggunakan QRIS atau bahkan situasi di mana pembayaran harus ditalangi oleh pengunjung lain karena mereka tidak dapat melakukan transaksi secara mandiri. Oleh karena itu, edukasi dan literasi keuangan yang lebih inklusif sangat diperlukan agar QRIS dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat, termasuk generasi yang lebih senior.

Kesimpulan

Fenomena “Ga Ada Cash, Semua Ada di QRIS” yang terlihat di kalangan Generasi Z menggambarkan perubahan besar dalam cara bertransaksi di Indonesia, di mana ponsel kini menjadi alat utama dalam aktivitas keuangan sehari-hari. Generasi muda menunjukkan kenyamanan yang tinggi dalam melakukan transaksi melalui metode nontunai, meninggalkan dompet fisik dan uang tunai, berkat kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan QRIS. Dalam hitungan detik, mereka dapat menyelesaikan pembayaran hanya dengan memindai kode QR yang menjawab kebutuhan akan efisiensi di dunia yang serba cepat saat ini.

Namun, meskipun kenyamanan ini semakin menjadi norma, muncul pertanyaan tentang relevansi uang tunai. Sementara Generasi Z mengadopsi teknologi keuangan dengan cepat, generasi yang lebih tua masih menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan metode pembayaran digital. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa untuk mencapai inklusi keuangan yang menyeluruh, diperlukan upaya lebih dalam mendidik semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang mungkin tidak akrab dengan teknologi.

Dengan demikian, meskipun pembayaran digital semakin mendominasi, uang tunai tidak sepenuhnya hilang dari kehidupan sehari-hari. Uang tunai tetap memiliki peran penting, terutama bagi mereka yang belum sepenuhnya beralih ke era digital. Ke depan, penting bagi kita untuk menciptakan jembatan yang menghubungkan kedua generasi agar semua orang dapat menikmati manfaat dari kemajuan teknologi ini.

Daftar Pustaka


Salim, A. (2024). BI sebut transaksi QRIS tumbuh capai 217,33 persen. antaranews.com. https://www.antaranews.com/berita/4342163/bi-sebut-transaksi-qris-tumbuh-capai-21733-persen

Insertlive. (2024). Pembayaran Tunai dan QRIS, Mereka Ini Pilih Mana? YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=0WmhQqySItQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun