Apa yang terjadi kalau misalnya usaha dan kerja keras kita di gim nggak dihargai? Dunia esports yang makin berkembang pesat nggak lepas dari semangat competitive para pemainnya.Â
Setiap pertandingan jadi ajang buat unjuk kemampuan, nunjukin siapa yang paling jago dan paling kuat. Tapi, di balik serunya kompetisi, ada satu hal yang ngerusak ekosistem esports, yaitu penjoki.
Penjoki itu intinya kita bayar orang lain buat mainin akun gim kita. Jadi, kita bisa dapetin peringkat tinggi atau item langka tanpa usaha sendiri. Emang sih, kelihatannya menggiurkan, tapi dampaknya bisa berbahaya banget buat komunitas esports atau bahkan ke gim itu sendiri.
Penjoki itu ngerusak integritas kompetisi. Coba bayangin kalau di olahraga, ada atlet yang nyewa atlet lain yang lebih jago buat gantikan dia. Gimana tuh? Pasti nggak adil kan?Â
Sama kayak gitu di esports, penjoki ngerampas kesempatan pemain lain buat bersaing dengan cara yang fair. Pemain yang jujur dan usaha keras pasti bakal merasa dirugiin, karena harus bersaing sama yang pakai joki.
Nggak hanya ngerusak integritas kompetisi tapi penjoki juga bisa ngerusak semangat sportivitas. Esports seharusnya jadi tempat buat para pemain nunjukin semangat juang dan kerja keras mereka.Â
Tapi, dengan adanya penjoki, nilai-nilai sportivitas jadi nggak ada. Pemain yang pakai jasa joki jadi nggak termotivasi buat ningkatin skill mereka, karena bisa dapetin semuanya dengan cara instan. Keberadaan joki ini bisa bikin ekosistem esport terganggu dengan berbagai cara.Â
Pada kali ini akan membahas lebih lanjut tentang dampak joki, mulai dari ketidakadilan dalam permainan sampai kerugian yang bisa timbul buat reputasi dan ekonomi gim dan esports.
Ketidakadilan dalam Permainan
Salah satu masalah besar dari adanya joki adalah ketidakadilan dalam permainan. Bayangin deh, kamu sudah berjam-jam latihan, belajar strategi, dan usaha banget buat naik rank di gim seperti Dota 2 atau Mobile Legend. Eh, tau-tau ada orang yang cuma menyewa joki buat mengejar rank yang sama tanpa usaha yang sama.